Helmy Yahya dikenal publik sebagai pembawa acara. Karirnya mulai melesat ketika muncul di layar kaca sebagai pembawa acara Kuis Siapa Berani di tahun 2002. Padahal jauh sebelum itu, Helmy Yahya sudah malang melintang meniti karir dalam industri kreatif televisi. Hingga saat ini Helmy Yahya masih menjadi ikon raja kuis di Indonesia karena banyak konsep kuis yang dibuatnya ternyata mendapatkan respon positif dari masyarakat hingga menjadi legenda.
Tak hanya itu, puluhan ide tayangan televisi yang dikonsep oleh Helmy juga meledak dan jadi buah bibir. Tak berhenti sampai disitu, sempat menjajal peruntungan di dunia politik, karir Helmy mencapai puncak saat menjadi direktur Utama TVRI. Jika saat ini banyak orang berlomba menjadi content creator, maka Helmy Yahya sudah menjadi content creator sejak 2 dekade silam.
Dengan kesuksesan yang diraih dalam karirnya di industri televisi dan media, Helmy juga mengembangkan karir sebagai pebisnis bersama rekan-rekannya. Tak heran jika di usia yang mapan ini, Helmy Yahya semakin diakui sebagai bapak kuis Indonesia dan menekuni bisnis yang masih berhubungan dengan media dan content creation. Ingin mengetahui profil hingga kisah penuh inspirasi yang lebih lengkap? Simak rangkuman Qoala berikut ini!
Biodata Helmy Yahya
Helmy Yahya lahir di Indralaya, 6 Maret 1963 dari pasangan H.M. Yahya Matusin dan Hj. Komariah Yahya. Helmy adalah anak bungsu dan memiliki saudara kandung, yaitu Wardia Yahya, Alimin Yahya, Dalilah Yahya, dan Tantowi Yahya. Setelah lulus SMA Helmy dan Tantowi Yahya merantau ke Jawa untuk melanjutkan pendidikan dan membuka peluang mereka menjajaki dunia hiburan tanah air.
Helmy Yahya menikah dengan Harfansi tahun 1986. Pernikahannya tak bisa dipertahankan dan harus berpisah dengan Harfansi tahun 2009. Setelah Helmy Yahya cerai, ia kemudian menikahi Febriyani Sofyan pada Januari 2010. Dari pernikahannya, Helmy Yahya dikaruniai empat orang anak, yaitu Rendy Faraitody Yahya, Amerigo Salim Yahya, Saksia Rachelly Yahya, dan Rahmya Azzura Yahya.
Biografi Helmy Yahya
Menjadi sosok yang sukses seperti sekarang tidak didapatkan oleh Helmy dengan mudah. Dari kecil, keluarganya berasal dari kelas menengah dengan ekonomi yang tidak terlalu baik. Tapi tentu saja didikan ayahnya yang keras membuat Helmy dan Tantowi Yahya menjadi sebesar sekarang bukan dari kondisi yang berkecukupan.
Berkarir di televisi sejak 1990
Helmy Yahya sudah mulai berkarir di industri pertelevisian sejak awal 90-an. Awalnya dia bekerja bersama Ani Soemadi yang waktu itu dikenal sebagai Ratu Kuis. Dari kolaborasi itu, Helmy membuat sekitar belasan kuis di televisi. Dari sini kreatifitasnya semakin terasah untuk kemudian lebih percaya diri lagi membuat acara-acara televisi yang menarik dan bermutu. Setelah memiliki cukup pengalaman, Helmy mendirikan perusahaan PT Triwarsana yang berkecimpung dalam industri kreatif dan media.
Dipaksa belajar bahasa Inggris
Ayah Helmy Yahya selalu memikirkan pendidikan anak-anaknya karena menginginkan anaknya memiliki kehidupan yang lebih baik darinya. Setelah mendengar cerita salah satu teman ayahnya yang pergi ke Singapura dan dompetnya dicopet tanpa bisa meminta tolong karena terkendala bahasa, sang ayah pun memaksa Helmy dan Tantowi untuk belajar bahasa Inggris. Padahal jarak kursus bahasa Inggris dengan rumahnya sekitar 8 kilometer. Ternyata pemikiran sang ayah berbuah manis saat ini karena kesuksesan Helmy didukung oleh kemampuan bahasa Inggris yang baik.
Bercita-cita menjadi dokter
Helmy Yahya dibesarkan dalam keluarga yang memiliki keterbatasan keuangan. Ayahnya seorang pedagang kaki lima berjualan kacamata. Hal ini membuat Helmy dan saudaranya harus berjuang keras untuk bisa sekolah. Sewaktu kecil, Helmy bercita-cita menjadi dokter, tapi karena dirasa kuliah kedokteran membutuhkan biaya mahal dan pastinya orang tuanya tak akan mampu untuk membiayai, akhirnya dia mengubur cita-cita mulia tersebut. Bahkan dalam hatinya, ia merasa menjadi seorang PNS saja sudah cukup untuk hidup.
Mengikuti berbagai lomba
Kesadaran Helmy dengan keterbatasan finansial orang tuanya membuatnya berpikir keras bagaimana untuk bisa tetap mengenyam pendidikan. Dia berpikir bahwa satu-satunya cara yang harus dilakukan agar tidak membebani orangtua adalah dengan menjadi anak berprestasi. Dengan prestasi yang baik, pastinya dia akan mendapatkan hadiah uang. Dari tekad tersebut, Helmy rajin mengikuti lomba dari tingkat SD hingga SMA mulai dari lomba puisi, cerdas cermat, dan lainnya.
Buah manis dari siswa berprestasi
Ternyata karena sering mengikuti lomba dan jadi juara, Helmy Yahya tidak hanya mendapatkan hadiah uang saja, tapi juga masuk ke dalam ranking Top 5 besar Nasional saat kelulusan SMA. Hal ini lantas membuat Helmy ditawari free pass oleh banyak perguruan tinggi, salah satunya Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Tapi hal itu ditolaknya karena cita-citanya untuk menjadi dokter sudah dikuburnya sejak lama. Akhirnya, Helmy menerima tawaran program Perintis 2, sebuah program masuk universitas negeri tanpa tes dan diterima di Institut Pertanian Bogor. Di IPB, Helmy Yahya menjadi teman seangkatan mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu dan pengamat pertanian, Bustanul Arifin.
Kuliah di STAN
Sepertinya Helmy Yahya tak berjodoh dengan IPB, karena ia hanya 2 bulan mengikuti pendidikan di sana. Helmy merasa tidak mampu menanggung biaya hidup karena dari program yang diikutinya, biaya yang ditanggung hanya biaya pendidikan selama kuliah saja. Akhirnya, Helmy keluar dari IPB dan beralih mencari sekolah tinggi yang benar-benar gratis.
Pada saat itu, sekolah yang ditunjuknya adalah Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Ia merasa mencari sekolah tinggi yang benar-benar gratis untuk membantu orangtuanya yang sudah mulai sakit-sakitan agar tidak menambah beban keluarga. Perjalanan panjang menuju STAN ini adalah salah satu momen bersejarah yang terus dikenang hingga saat ini.
Lulusan STAN terbaik
Meski merasa tidak terlalu tertarik dengan dunia akuntansi, Helmy tetap bertahan dan merasa harus menyelesaikan pendidikannya di STAN. Ternyata setelah berada di tingkat kedua, ia tidak hanya menikmati pendidikan gratis, tapi juga rapelan gaji karena mahasiswa tingkat kedua STAN sudah diangkat menjadi calon pegawai.
Namun, kenangan menyedihkan terjadi ketika pertama kali Helmy menerima gaji pertamanya, yaitu keesokan harinya, ayahnya dikabarkan meninggal. Ia mengenang bagaimana sang ayah sangat berjuang agar anak bungsunya bisa mengenyam pendidikan tinggi. Pendidikan di STAN berjalan hingga ia lulus Diploma III di tahun 1984 dan didaulat sebagai lulusan terbaik. Tak puas dengan keberhasilan itu, Helmy melanjutkan pendidikan hingga jenjang Diploma IV dan lulus di tahun 1990 sebagai lulusan terbaik.
Beasiswa ke Amerika Serikat
Menyelesaikan pendidikan dengan baik dan berprestasi dari STAN, Helmy Yahya mendapatkan beasiswa dari Bank Dunia untuk melanjutkan pendidikan Master of Professional Accounting di University of Miami, Florida, Amerika serikat. Memang dasarnya Helmy Yahya adalah orang pintar, ia berhasil menyelesaikan pendidikan magister tersebut dengan baik dan lulus di tahun 1992.
Berkarir di industri televisi
Setelah menyelesaikan kuliah di Amerika Serikat, Helmy kembali ke Indonesia dan mengarahkan karirnya ke industri televisi. Memang tanpa rencana, tapi selama kuliah di STAN, ia selalu aktif dalam acara kesenian. Meskipun sudah menyandang status sebagai Pegawai Negeri Sipil, tapi karirnya di bidang penyiaran lebih bersinar. Dengan kemampuan kreatif yang dimilikinya, Helmy dipercaya untuk bekerja di Ani Sumadi Production untuk memproduksi kuis Tak Tik Boom sebagai floor director dan juga pembuat soal. Karirnya bersama Ani Sumadi bertahan hingga 1998.
Mendirikan bisnis rumah produksi sendiri
Setelah memiliki bekal selama bekerja dengan Ani Sumadi Production, Helmy Yahya kemudian mendirikan bisnis rumah produksi sendiri di tahun 1998 yang dinamai Triwarsana Production. Dari rumah produksi ini, Helmy Yahya semakin aktif memproduksi tayangan kuis dan reality show yang cukup menarik minat penonton Indonesia pada saat itu. Jika dihitung, Helmy sudah membuat 150 karya pertelevisian sepanjang karirnya.
Dicap sebagai akuntan kreatif
Dengan kesuksesan setiap kreasi tayangannya, Helmy dianggap sebagai seorang akuntan yang kreatif. Banyak temannya yang merasa aneh dengan hidupnya karena seorang akuntan biasanya tidak memiliki jiwa kreatif, tapi berbeda dengan Helmy yang lulus pendidikan akuntansi dengan nilai bagus tapi bersinar di industri kreatif.
Namun, Helmy Yahya tak pernah menyesali pilihannya sekola akuntansi karena saat ini ia bisa menggunakannya untuk mengelola manajemen perusahaan rumah produksinya dan bertahan hingga saat ini. Baginya rumah produksi adalah wadah kreatif tapi tetap harus memiliki manajemen keuangan yang baik.
Masuk dunia politik
Kesuksesan dan kemapanan yang telah didapatkan sebagai Raja Kuis tak membuat Helmy berpuas diri. Ia masih merasa ada tanggung jawab yang mesti dilakukan bagi negara. Pemikiran ini membawa Helmy pada keputusan melepas status PNS dan masuk ke dalam politik. Helmy ikut pemilihan umum kepala daerah Gubernur Sumatera Selatan. Tapi ternyata memang ia belum disiapkan untuk memimpin Sumatera Selatan. Tak putus asa, Helmy Yahya kembali maju di Pilkada Bupati Ogan ilir, tempat kelahirannya di Sumatera Selatan. Namun lagi-lagi, Helmy harus menelan pil pahit kekalahan.
Pernikahan dan perceraian
Setelah bersama selama 23 tahun, Helmy Yahya harus kehilangan sang istri karena perceraian pada tahun 2009. Tentu ini adalah pukulan berat di tengah karir yang sedang berada di atas. Pada saat perceraian dengan Harfansy, Helmy di saat yang bersamaan juga sedang memandu reality show kreasinya yang berjudul Masihkah Engkau Mencintaiku. Dalam acara tersebut, Helmy Yahya mencoba mendamaikan pasangan yang berseteru agar rujuk kembali. Tapi ternyata ialah yang sedang memiliki masalah yang harus dibantu agar rujuk kembali. Bagi Helmy, ini adalah proses pendewasaan hidup yang harus dilaluinya.
Menikah lagi
Setelah berhasil mendewasakan diri, Helmy siap untuk membangun keluarga kembali dan memutuskan untuk menikah lagi. Febri Sjofjan adalah sosok wanita yang kemudian menikah dengan Helmy Yahya. Mereka resmi menikah pada 17 Januari 2010 saat Helmy Yahya berusia 46 tahun, dan sang istri berusia 30 tahun. Meski jarak usia cukup jauh, namun tidak menjadi hambatan bagi keduanya untuk membangun rumah tangga yang harmonis dan bahagia.
Fakta Terkini tentang Helmy Yahya (2020)
Perjalanan panjang seorang Helmy Yahya meraih sukses membuat semua orang belajar untuk pantang menyerah dan selalu optimis menghadapi hidup meski tidak dibekali dengan kehidupan yang menyenangkan sejak kecil. Dengan kondisi saat ini, Helmy telah menjadi panutan banyak orang yang berkecimpung di industri media kreatif maupun di bidang bisnis. Banyak lini usaha yang dikembangkan oleh Helmy dan fakta menarik Helmy Yahya terbaru.
1. Konsentrasi pada bisnis
Meski sukses di dunia akademis dan karir pertelevisian, ternyata seorang Helmy Yahya belum ditakdirkan berbakti pada bangsa di bidang politik. Namun kegagalan ini membuat Helmy fokus pada bisnis dan keluarganya. Ia pun mulai membangun bisnis yang terus berkembang seperti Satu Tiga Sejahtera sebagai lini bisnis properti, ada juga James Gwee-Helmy Yahya School of Sales, dan juga Emporium Indonesia yang bergerak pada event organizer khusus menangani pagelaran akbar seperti SEA Games, PON, dan lainnya.
2. Direktur Utama TVRI
Meski tak berhasil pada ajang pilkada, Helmy Yahya terus merenungi cara yang tepat untuk bisa berkontribusi terhadap negara. Gayung bersambut saat Helmy Yahya berkesempatan mengikuti tes menjadi direktur utama TVRI yang memang dikelola oleh negara. Pada saat itu ia mendapatkan dukungan penuh dari sang istri. Saat terpilih menjadi direktur Utama TVRI, Helmy Yahya masih kaget di awal-awal kepemimpinannya. Ia mendapatkan banyak tantangan besar ketika melihat kondisi TVRI saat itu.
3. Kekayaan fantastis
Membicarakan pencapaian karir Helmy Yahya sejauh ini, semua orang akan menilai sebuah kesuksesan dari harta yang dimiliki. Dari laporan harta kekayaan penyelenggara negara, saat Helmy menjabat sebagai direktur utama TVRI, ia memiliki kekayaan sebesar Rp 7,18 miliar di tahun 2010. Lima tahun kemudian kekayaannya bertambah menjadi Rp 27,85 miliar. Dan yang terakhir perhitungan di tahun 2018, total kekayaan Helmy Yahya adalah Rp 53,1 miliar.
Jumlah total kekayaan tersebut dengan rincian 20 buah tanah dan bangunan di Jakarta, Palembang, Belitung, dan Sukabumi senilai Rp 31, 09 miliar. Lalu ada mobil mewah dengan total nilai Rp 900 juta. Harta bergerak lainnya ditotal menjadi Rp 1,36 miliar. Surat berharga senilai Rp 9,6 miliar, dan kas sejumlah Rp 10,1 miliar. Jika melihat latar belakang Helmy Yahya sebagai lulusan akuntansi, seperti jumlah harta kekayaan yang fantastis ini didapat dari pintarnya ia mengelola keuangannya.
4. Diberhentikan dari TVRI
Sejak dilantik menjadi direktur utama TVRI pada 2017 silam, Helmy Yahya membawa perubahan pada wajah TVRI dan memberi sentuhan baru yang sesuai dengan zaman. Namun pada Januari 2020, Helmy Yahya diberhentikan oleh Dewan Pengawas dengan berbagai alasan. Pemberhentian Helmy Yahya ditengari oleh beberapa alasan yaitu: pembelian siar Liga Inggris, masalah tertib administrasi anggaran, ketidaksesuaian antara pelaksanaan rebranding TVRI dengan RKA tahunan LPP TVRI 2019, dan juga mutasi pejabat struktural yang tidak sesuai norma standar, prosedur dan kriteria manajemen ASN.
5. Bisnis baru Helmy Yahya
Tak mau berhenti berkarya, Helmy Yahya menggandeng rekan-rekan bisnisnya untuk membangun sebuah agenda bisnis baru. Nama besar seperti Mardigu Wowiek Prasantyo ikut bergabung dalam bisnis media yang baru akan dirilis oleh Helmy Yahya. Ia mengatakan perusahaan barunya akan diberi nama Rute 66 Indonesia dan Helmy Yahya akan berperan sebagai CEO. Targetnya dalam waktu 2 tahun, Rute 66 Indonesia akan memiliki 60 konten Youtube, Tiktok, Instagram, dan berbagai platform lainnya. Helmy Yahya akan fokus pada manajemen konten, marketing, dan media seni kreatif.
Sosok Helmy Yahya saat ini menjadi salah satu public figure dengan perjalanan karir yang cukup berliku. Namun, hingga saat ini, ia terus berkreasi dan membuat sesuatu yang baru dan bisa dinikmati oleh orang banyak. Semangatnya untuk meraih kesuksesan bisa diacungi jempol dan layak dijadikan panutan bagi generasi milenial sekarang. Ingin mendapatkan kisah inspiratif dari berbagai tokoh lainnya? Ikuti terus Qoala Blog untuk dapatkan informasi terbaru!