Saat ini, perkembangan teknologi sudah sangat canggih. Oleh karena itu, layanan perbankan juga semakin canggih dan menarik untuk mengembangkan jasanya dalam bentuk digital, baik melalui internet banking ataupun aplikasi mobile banking. Hal ini tentu membuat nasabah bisa menikmati berbagai layanan perbankan dengan mudah.
Hanya cukup dengan mengakses layanan digital bank, nasabah pun sudah bisa melakukan transfer, cek saldo, cek mutasi, atau bahkan tarik tunai dari mana saja. Meski begitu, kelihatannya memiliki sistem keamanan yang cukup mumpuni, sistem digital dunia perbankan meski terkadang mengalami error.
Dalam upaya mencegah kepanikan dari pihak nasabah, bank kemudian akan mengirimkan notifikasi dalam bentuk pesan ke nomor handphone terdaftar. Biasanya, dalam beberapa notifikasi yang diterima kita akan menemukan istilah “Reversal.” Lantas, apa itu reversal? Dan bagaimana cara mengatasinya? Berikut ini ulasan lengkap dari tim Qoala agar kamu tak kebingungan.
Pengertian dan Arti Reversal Rekening
Umumnya, reversal berarti pengembalian, pembalikan, atau pemutaran. Dalam dunia bisnis, reversal berarti kalah, sial, rugi, atau tidak beruntung. Namun dalam dunia perbankan, reversal memiliki arti yang sedikit berbeda. Reversal ini menjadi salah satu fasilitas bank yang tersedia untuk nasabah, misalnya untuk transaksi e-payment.
Pada dasarnya, arti reversal adalah keterangan transaksi. Makna ini biasanya akan muncul melalui notifikasi SMS kepada nomor yang sudah terdaftar dalam layanan SMS banking atau internet banking. Notifikasi reversal sendiri akan nasabah terima apabila terjadi kegagalan dalam transaksi perbankan seperti time out atau tidak bisa melakukan transfer.
Setelah gagal saldo yang digunakan secara otomatis akan kembali lagi ke rekening nasabah selama data atau bukti yang kamu berikan sesuai. Tak sedikit orang beranggapan bahwa reversal sama dengan refund. Faktanya, kedua istilah ini memiliki arti yang berbeda. Supaya lebih jelas, berikut perbedaannya.
Proses reversal bisa dilakukan dengan beberapa cara, tergantung pada jenis transaksi yang dilakukan dan kebijakan bank yang berlaku. Ada beberapa proses umum yang dilakukan, yaitu sebagai berikut:
- Identifikasi Kesalahan: Langkah pertama adalah mengidentifikasi kesalahan atau kekeliruan yang terjadi dalam proses transaksi. Hal ini bisa dilakukan dengan memeriksa catatan transaksi dan data-data yang ada di sistem bank.
- Kontak dengan Nasabah: Setelah kesalahan atau kekeliruan teridentifikasi, pihak bank harus menghubungi nasabah yang terkait dengan transaksi tersebut. Hal ini dilakukan untuk memberitahukan kesalahan yang terjadi, serta meminta persetujuannya untuk melakukan proses reversal rekening.
- Konfirmasi: Setelah mendapatkan persetujuan dari nasabah, pihak bank harus melakukan konfirmasi mengenai proses reversal yang akan dilakukan. Hal ini meliputi jumlah uang yang akan dikembalikan, rekening yang akan digunakan untuk mengembalikan uang tersebut, dan juga waktu pelaksanaan proses reversal.
- Proses Eksekusi Transaksi: Setelah semua persyaratan telah terpenuhi, maka proses reversal dapat dilakukan. Pihak bank akan melakukan pengembalian uang pada rekening pelanggan yang terkait dengan transaksi yang bermasalah. Proses ini bisa memakan waktu yang bervariasi, tergantung pada kebijakan bank dan jenis transaksi yang dilakukan. Setelah proses selesai dilakukan, pihak bank akan mengirimkan notifikasi atau bukti transaksi pada nasabah. Hal ini dilakukan untuk memberikan informasi kepada pelanggan bahwa proses reversal telah berhasil dilakukan dan uang telah dikembalikan pada rekening yang bersangkutan.
Lalu adakah perbedaan dari reversal dengan refund? Dari segi makna, reversal sendiri adalah pembalikan. Transaksi pembalikan mengacu pada situasi saat pembeli telah mengirim uang, tetapi belum diterima oleh akun pedagang. Selama masih dalam proses, transaksi masih bisa dibatalkan. Lantaran dilakukan sebelum transaksi selesai diproses, proses pembalikan dana relatif lebih cepat. Dalam kegiatan jual beli, reversal terjadi karena beberapa penyebab berikut:
- Produk habis terjual.
- Penjual mencurigai pembeli melakukan penipuan.
- Pembeli berubah pikiran mengenai pemesanan tersebut.
- Pembeli ditagih dengan nominal yang salah.
- Transaksi tidak sengaja dilakukan dua kali.
- Pembeli menyadari ketidakpuasan terhadap suatu produk setelah membayar. Biasanya hal ini terjadi setelah pembeli membaca ulasan yang diberikan oleh pembeli lainnya.
- Pembeli mengirim dana pembayaran ke rekening yang salah.
Contoh Transaksi Pembalikan
Kamu memesan kemeja satin dari salah satu toko di marketplace seperti perusahaan unicorn Tokopedia. Setelah mengisi detail pembayaran dan mengkonfirmasi pesanan, penjual menginformasikan bahwa kemeja yang dipesan habis terjual. Mengingat pembayaran ke penjual masih tertunda, kamu bisa memilih tombol pembatalan yang tersedia atau menghubungi customer service untuk membatalkan transaksi.
Sementara, untuk refund adalah pengembalian dana. Dibandingkan reversal, istilah ini paling sering digunakan dalam dunia transaksi. Dari perspektif bisnis, pengembalian uang merupakan hal buruk lantaran memengaruhi proyeksi keuangan. Pengembalian dana terjadi setelah transaksi selesai, saat uang pembeli telah diproses dan disimpan di rekening penjual.
Ketika terjadi refund, uang akan dikembalikan menggunakan metode yang sama sesuai dengan metode saat pembayaran. Apabila kamu membayar pesanan dengan kartu kredit, pengembalian uang tersebut akan disimpan di kartu kredit yang sama. Jika kamu menggunakan kartu debit, dana akan dikembalikan ke rekening bank yang terhubung dengan kartu debit tersebut.
Biasanya diperlukan waktu sekitar 5 hingga 14 hari untuk memproses pengembalian dana. Apabila dalam waktu 14 hari pengembalian dana belum masuk, hubungi penjual untuk dilakukan pengecekan dan tindak lanjut.
Meski demikian, ketika kamu melakukan transaksi di marketplace seperti Shopee, dana tersebut akan menjadi saldo yang bisa digunakan untuk berbelanja atau ditarik ke rekening asal. Perlu diingat bahwa setiap marketplace memiliki kebijakan tersendiri. Dalam proses penarikan ke rekening asal, transaksi tersebut bisa saja dikenakan biaya admin.
Contoh Pengembalian Dana
Kamu memesan gaun pesta di salah satu toko di Amazon. Paket akan tiba sekitar 7 hari setelah pembayaran diproses. Ketika paket berada dalam perjalanan, kamu menyadari bahwa gaun pesta tersebut salah ukuran. Setelah barang diterima, kamu mengajukan pengembalian dana. Lantaran pembayaran telah selesai, kamu diminta menghubungi penjual.
Penyebab Reversal Rekening
Jika sudah mengetahui apa itu reversal, penting juga bagi kamu untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab reversal tersebut bisa terjadi. Beberapa hal bisa menjadi penyebab terjadinya reversal. Biasanya, reversal terjadi jika ada kesalahan saat melakukan transaksi. Berikut ini adalah beberapa penyebab terjadinya reversal.
1. Nomor Rekening Tujuan Salah
Memasukkan nomor rekening tujuan yang tidak benar akan menyebabkan terjadinya reversal saat bertransaksi. Ini disebabkan karena sistem tidak mampu melacak nomor rekening yang sudah dituliskan, sehingga transaksi pun dianggap gagal. Untuk itu, kamu harus memastikan sudah memasukkan nomor rekening tujuan dengan benar.
2. Waktu Transaksi Habis atau Time Out
Setiap layanan perbankan digital pasti memiliki batasan waktu yang secara otomatis akan menghentikan semua aktivitas dan me-log out nasabah dari aplikasi. Hal ini merupakan salah satu upaya layanan perbankan untuk memastikan keamanan setiap transaksi. Sayangnya, kadang kali kita terpaksa log out meskipun belum selesai melakukan transaksi karena adanya time out. Kasus semacam inilah yang membuat layanan mengirimkan notifikasi reversal agar pengguna lebih bijak dalam memanfaatkan waktu tanpa harus terkena time out.
3. Transaksi di Luar Jangkauan
Penyebab lain reversal adalah outer. Artinya, nomor tujuan pengiriman berada di luar jangkauan bank. Kasus ini biasanya terjadi pada nasabah yang menggunakan kode transfer. Misalnya, kita melakukan transfer ke luar negeri menggunakan layanan perbankan yang tidak mendukung aktivitas keuangan internasional.
4. Terjadi Gangguan Jaringan
Penyebab yang selanjutnya adalah adanya gangguan jaringan. Kendala tersebut memungkinkan transaksi perbankan gagal hingga menimbulkan terjadinya reversal. Hal ini bukanlah kesalahan nasabah karena kondisi ini disebabkan oleh jaringan internet yang tidak stabil. Selain itu, sistem bank juga kerap mengalami eror karena gangguan internal maupun eksternal.
5. Adanya Double Transaksi
Terakhir, penyebab terjadinya reversal rekening adalah karena kesalahan transaksi yang dilakukan lebih dari sekali oleh pengguna. Sering kali, penyebab yang satu ini juga terjadi secara tidak sengaja, misalnya customer yang merasa dana belum terkirim, padahal transaksi sudah berhasil dilakukan.
Cara Mengatasi Reversal Rekening
Pada dasarnya reversal bukanlah masalah yang besar, apalagi jika terjadi dalam dunia perbankan. Jika kita cukup sering panik dalam menerima notifikasi reversal, ada bebera cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya, diantaranya:
1. Melakukan Pembalikan Otorisasi
Segera lakukan pembalikan otorisasi ke bank ketika terjadi kesalahan transaksi. Dalam perbankan, terdapat sistem kliring sehingga seluruh transaksi ditahan sementara di bank hingga batas waktu tertentu, baru kemudian diteruskan ke bank tujuan. Dalam jeda waktu tersebut, kamu masih berkesempatan membalikkan otorisasi. Cara ini adalah langkah terbaik untuk konsumen maupun pedagang karena keduanya tidak akan kehilangan dana. Namun bagi pedagang, ada kemungkinan pembeli tidak akan mengulangi pesanannya yang gagal tersebut.
2. Pengembalian Dana (Refund)
Cara kedua ialah pengembalian dana. Cara ini dilakukan jika proses pembalikan otorisasi yang dijelaskan pada poin pertama gagal dilakukan. Jika pembayaran sudah terlanjur selesai dilakukan, maka lebih baik kembalilkan dana tersebut kepada pelangganmu. Kerugian dari cara ini, kamu mungkin harus menanggung biaya pengiriman barang kembali. Sebab sebelumnya barang sudah terlanjur dikirim dan diterima pelanggan.
3. Melakukan Chargeback
Terakhir, cara mengatasi reversal rekening yang terjadi saat costumer salah melakukan transaksi adalah dengan meminta chargeback atau tagihan balik kepada pihak bank. Umumnya, cara ini dapat diajukan oleh pembeli kepada perbankan, kemudian pihaknya akan meneruskan tagihan tersebut kepada pedagang. Maka dari itu, pada proses ini, biasanya yang mengalami kesulitan adalah dari pihak pedagang karena dananya tertahan di bank, sehingga akan mengganggu jalannya bisnis.
Selain itu, terdapat beberapa solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah reversal, berikut uraiannya:
Memastikan nomor rekening tujuan sudah benar
Masalah utama yang sering dialami oleh para nasabah dalam bertransaksi khususnya melakukan transfer yaitu kesalahan dalam memasukkan nomor rekening. Maka dari itu pastikan terlebih dahulu nomor yang akan digunakan masih aktif dan belum terblokir. Proses kegagalannya transaksi reversal biasa terjadi karena kesalahan dari nasabah itu sendiri. Kurang telitinya dalam memastikan nomor rekening membuat transaksi reversal bisa terjadi.
Memastikan bahwa jaringan internet stabil
Reversal selalu berhubungan dengan transaksi digital menggunakan HP yang pastinya membutuhkan jaringan internet. Untuk melakukan clear reversal pastikan koneksi jaringan internet telah stabil khususnya jika menggunakan mobile banking. Hal ini tentunya bertujuan agar proses melakukan transaksi bisa berjalan dengan lancar tanpa adanya gangguan terlebih pada masalah jaringan internet. Apabila berada di lokasi yang cukup minim jaringan internet, lebih baik diurungkan jika ingin melakukan transaksi karena akan percuma saja tetap gagal tidak adanya jaringan internet yang stabil.
Mengaktifkan fitur SMS dari bank terkait
Untuk nasabah yang menggunakan SMS Banking, internet banking hingga mobile banking sebaiknya mengaktifkan fitur notifikasinya. Dengan begitu nasabah bisa mengetahui apabila terjadi kegagalan dalam bertransaksi. Namun jika mendapatkan notifikasi jangan terus panik, sebab notifikasi tersebut hanya sebagai teknik pengamanan rekening. Notifikasi juga berfungsi sebagai pengingat atas transaksi yang telah dilakukannya.
Dari penjelasan tersebut, dijabarkan bahwa reversal adalah keterangan dalam bertransaksi dan keterangan tersebut akan muncul dengan bentuk notifikasi sebagai fasilitas perbankan. Namun, hal itu sering membuat banyak orang panik dan khawatir saldo di rekeningnya tidak aman. Terjadinya reversal bisa karena sejumlah faktor yang kemungkinan terjadi, tapi tetap dapat diatasi dengan mudah.
Cara Mencegah Reversal Rekening
Saat transaksi yang dilakukan gagal sehingga terjadinya transaksi reversal, maka nasabah tidak perlu khawatir. Karena biasanya saldo akan dikirim kembali secara otomatis ke rekening pengirim. Ada baiknya untuk mengetahui cara mencegah transaksi reversal berikut ini.
1. Memastikan Nomor Rekening Sudah Benar
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menghindari terjadinya transaksi reversal adalah dengan memasukkan nomor rekening sudah benar. Terkadang kita bisa saja salah atau keliru dalam memasukkan nomor. Jadi, tidak ada salahnya untuk mengecek kembali nomor tujuan.
2. Memastikan Koneksi Stabil
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, salah satu penyebab terjadinya reversal karena gangguan koneksi. Oleh karena itu, cara mengatasi reversal artinya memastikan koneksi stabil saat melakukan transaksi. Karena terkadang koneksi nasabahlah yang bermasalah.
Namun, saat kamu sudah memastikan koneksi sudah aman dan lancar tapi tetap belum bisa melakukan transaksi, bisa saja gangguan terjadi pada sistem. Salah satunya sistem perbankan sedang mengalami pembaruan atau sedang bermasalah. Jika begitu, hanya perlu menunggu sampai sistem bisa digunakan.
3. Mengaktifkan Fitur Notifikasi
Beberapa orang mungkin malas saat menerima notifikasi. Padahal notifikasi yang muncul tidak selamanya tidak penting. Salah satunya notifikasi saat melakukan transaksi melalui bank. Tidak ada salahnya untuk mengaktifkan fitur notifikasi SMS dari bank terkait. Dengan begitu, transaksi reversal bisa dihindari atau diatasi. Jika nasabah mengaktifkan fitur notifikasi, pastinya akan ada pemberitahuan jika transaksi tersebut gagal. Selain notifikasi SMS, kamu juga bisa mengaktifkan notifikasi di email, m-banking, dan lainnya.
Selain itu, beberapa tips mencegah reversal rekening adalah dapat dilakukan dengan cara berikut:
-
Melihat Address Verification System (AVS) dan Card Verification Value (CVV), atau mengecek nomor rekening yang ingin dituju, apakah sudah terverifikasi atau tidak.
-
Menyelesaikan transaksi yang sudah masuk, hal ini dilakukan untuk menghindari adanya customer yang lupa dengan transaksinya, sehingga terlanjur mengajukan chargeback pada transaksi yang tidak dikenalnya.
-
Menyimpan bukti transaksi, selain melihat AVS dan CVV, kamu juga perlu melakukan cara yang satu ini untuk menghindari adanya penipuan yang memanfaatkan sistem reversal rekening.
Itu dia penjelasan mengenai apa itu reversal rekening, penyebab, serta cara mengatasinya. Pada intinya, reversal rekening adalah pembatalan dana saat adanya kesalahan ketika melakukan transaksi.
Setiap bank memiliki kebijakan yang berbeda-beda dalam melakukan reversal rekening. Hal ini tergantung pada jenis transaksi yang dilakukan, tingkat kesalahan atau kekeliruan yang terjadi, serta kebijakan internal bank dalam menangani kasus reversal. Beberapa bank menerapkan biaya atau tarif khusus untuk proses reversal. Biaya ini biasanya dikenakan untuk menutupi biaya operasional dan administrasi yang diperlukan dalam proses pengembalian uang pada rekening pelanggan.
Selain itu, beberapa bank juga memiliki batas waktu tertentu dalam melakukan proses reversal rekening. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau penipuan pada proses transaksi yang dilakukan oleh pelanggan. Jika batas waktu tersebut telah terlewati, maka proses reversal tidak akan dilakukan oleh pihak bank.
Selain informasi penting tentang perencanaan keuangan di atas, kamu juga bisa mencari tahu lebih banyak tentang asuransi dan beragam manfaatnya, hanya di Qoala Apps ataupun Blog Qoala.