Terkadang masih sukar membedakan antara zakat, infaq, dan shodaqoh? Jika demikian, itu artinya kamu harus mulai mencari tahu dan mempelajari perbedaan zakat, infaq dan shodaqoh agar bisa meluruskan pemahaman tentang ketiganya. Perbedaan zakat infaq dan shodaqoh bisa kamu mulai dengan memahami pengertiannya masing-masing, syarat, hingga niat. Mari kita coba bedah ketiga melalui artikel Qoala satu ini.
Apa Itu Zakat, Infaq, dan Shodaqoh?
Untuk bisa mengetahui perbedaan zakat, infaq, shodaqoh, dan wakaf, tentunya akan lebih baik jika terlebih dahulu mengetahui pengertiannya masing-masing, bukan. Lalu, apa itu zakat, infaq, dan shodaqoh? Berikut adalah uraiannya!
Pengertian Zakat
Untuk melengkapi informasi seputar pengertian zakat infaq dan shodaqoh, mari kita cari tahu apa itu zakat baik menurut bahasa dan istilah. Menurut bahasa, zakat artinya membersihkan atau mensucikan diri. Sementara pengertian zakat menurut terminologi syariah adalah sebagaian harta yang harus diberikan kepada orang-orang yang wajib menerima zakat. Adapun orang-orang yang berhak menerima zakat dengan jelas disebutkan dalam surat At-Taubah ayat 60.
Golongan yang berhak menerima zakat diantaranya adalah:
- Fakir
- Miskin
- Orang yang terjerat hutang
- Orang yang sedang berjuang di jalan Allah
- Orang yang sedang berada di dalam perjalanan
- Amil atua pengurus zakat
- Budak
- Mualaf
Perintah untuk mengeluarkan macam macam zakat dijelaskan dalam surat Al Baqarah ayat 110 yang artinya ” dan laksanakanah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan segala kebaikan yang kamu kerjakan untuk dirimu, kamu akan mendapatkan pahala di sisi Allah. Sesungguhnya, Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
Menurut kesepakatan para ulama, hukum zakat adalah wajib bagi setiap muslim yang memenuhi persyaratan wajib zakat yang sesuai dengan ketentuan dalam syariah. Pastikan kalian bisa menunaikan zakat dengan selalu membuat perencanaan keuangan.
Pengertian Infaq
Setelah mengetahui apa yang disebut dengan zakat, apakah kamu juga tertarik untuk mengetahui apa perbedaan infaq dan shodaqoh agar tidak salah mengartikan keduanya?
Infaq bisa diartikan sebagai penggunaan harta untuk sebuah kebutuhan. Jadi, infaq terbatas secara khusus yaitu berbentuk harta. Akan tetapi, kebutuhan yang dimaksud bersifat umum, jadi tidak hanya mencakup kebutuhan pribadi, tetapi juga orang lain.
Dengan kata lain, infaq adalah mengeluarkan sebagian dari harta atau penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan oleh agama Islam. Adapun penerimanya adalah fakir miskin, anak yatim, korban bencana alam, dan lainnya.
Berbeda dengan zakat yang memiliki takaran atau nishab sesuai ketentuan, infaq tidak ada takaran sama sekali. Artinya, jumlah harta yang seseorang keluarkan untuk infaq tergantung dari kemampuan dan keikhlasan masing-masing. Jadi, kamu bisa buat anggaran berapa pun untuk infaq.
Dan berinfaklah kamu di jalan Allah dan janganlah kamu mencampakkan diri kamu ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah karena sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik (QS Al-Baqarah: 195).
Pengertian Shodaqoh
Selain zakat dan infaq, umat Islam juga pasti familiar dengan istilah sedekah (shodaqoh). Sedekah adalah membenarkan, membuktikan, serta menguatkan sesuatu dengan sesuatu yang lain menurut Ahli Fiqih Qardawi. Itulah kenapa sedekah juga seringkali diartikan sebagai kebenaran iman.
Menurut tafsir ulama, orang yang gemar bersedekah adalah orang yang benar pengakuan imannya. Mengapa? Sedekah atau shodaqoh merupakan perwujudan dan bukti keimanan seseorang. Sabda Rasulullaj dalam HR Muslim mengatakan dan sedekah adalah bukti.
Selain itu, shodaqoh juga memiliki arti lain, yaitu pembelanjaan yang dilakukan di jalan Allah. Shodaqoh itu sendiri bisa bermakankan infaq, zakat, serta kebaikan-kebaikan non-materi. Jadi, untuk bersedekah, kamu tidak harus menunggu hingga mempunyai uang. Tersenyum, berbagi ilmu, dan membantu orang lain juga termasuk bentuk sedekah. Jadi, sedekah bisa tetap dilakukan oleh orang muslim tanpa harus berupa materi.
Perbedaan Zakat, Infaq, dan Shodaqoh
Nah, setelah mengetahui pengertian, zakat, infaq, dan shodaqoh, kini saatnya kita mencari tahu lebih jauh tentang perbedaan zakat, infak sedekah dan wakaf.
Kira-kira apa saja yang membuat zakat, infaq, dan shodaqoh berbeda? Mari kita simak perbedaannya berikut dilihat dari berbagai hal:
Hukum dan Aturannya
Perbedaan zakat infaq dan shodaqoh yang pertama terletak pada hukum dan aturannya. Sayangnya, masih banyak orang yang tidak memahami hal tersebut dengan baik. Meski demikian, belum terlambat bagi umat Islam untuk mempelajari tentang hukum dan aturan zakat, infaq, dan shodaqoh.
Hukum dan Aturan Zakat
Menurut para ulama dengan kesepakatannya bahwa zakat hukumnya wajib bagi muslim yang memenuhi persyaratan wajib zakat yang sesuai dengan ketentuan syara’ baik untuk zakat fitrah maupun zakat mal.
Zakat dikatakan sah apabila dikeluarkan dengan niat.
Hukum dan Aturan Infaq
Setelah mengetahui bahwa hukum zakat adalah wajib bagi umat Islam yang memenuhi syarat, bagaimana dengan hukum dan aturan dalam berinfaq? Dalam infaq, ada tiga macam hukum yang berlaku, tergantung pada sasaran infaq dan kepada dan untuk apa harta tersebut diinfaqan.
Berikut adalah hukum infaq:
- Wajib apabila infaq dilakukan kepada orang-orang yang menjadi tanggung jawab pemberi infaq, seperti, istri, anak, dan orang tua; zakat fitra dan zakat mal masuk dalam kategori infaq wajib
- Sunnah apabila infaq dikeluarkan atau diberikan kepada orang yang membutuhkan seperti fakir miskin, anak-anak yatim, lembaga sosial, atau lainnya
- Haram apabila memberikan harta untuk hal atau tujuan yang dilarang oleh Allah Swt. seperti memberikan infaq untuk kegiatan yang berten angan dengan agam atau untuk bermaksiat kepada Allah Swt.
Hukum dan Aturan Shodaqoh
Pada dasarnya, hukum shodaqoh adalah sunah muakkad atau sunnah yang dianjurkan. Namun, hukum shodaqoh bisa menjadi wajib atau bahkan haram dalam kondisi tertentu.
Berikut adalah uraian tentang hukum sedekah:
- Wajib apabila melihat atau menemui orang-orang yang benar dalam kondisi membutukan, seperti fakir miskin yang kelaparan
- Sunnah merupakan hukum asal sedekah, dimana saat dilakukan akan mendapatkan pahala dan tidak berdosa saat tidak dikerjakan atau dilakukan
- Makruh jika bersedekah dengan benda dengan kondisi buruk atau tidak bisa dimanfaatkan atau digunakan oleh penerima sedekah
- Haram apabila bersedekah dengan tujuan kejahatan atau kemaksiatan
Syarat Mengeluarkan Zakat, Infaq dan Shodaqoh
Sudah tahu perbedaan zakat fitrah dan zakat mal? Zakat dikeluarkan untuk membersihkan harta. Akan tetapi, zakat fitrah dikeluarkan di bulan suci Ramadhan, sementara zakat mal ditunaikan apabila harta kekayaan sudah mencapai nisab atau batas dan haul (waktu satu tahun).
Jika zakat fitrah dan zakat mal saja memiliki perbedaan, bagaimana dengan infaq dan shodaqoh? Perbedaan antara zakat, infaq, dan shodaqoh bisa terlihat dari syarat mengeluarkannya.
Berikut adalah syarat mengeluarkan zakat, infaq, dan shodaqoh yang perlu umat Islam ketahui agar tidak salah dalam mengeluarkan salah satu atau bahkan ketiganya:
Syarat Mengeluarkan Zakat
Perbedaan zakat infaq dan shodaqoh terletak pada syarat atau persyaatan mengeluarkannya. Kali ini, mari kita lihat apa saja sayart dalam mengeluarkan atau menunaikan zakat.
Berikut adalah syarat Wajib zakat:
- Merdeka atau bukan budak
- Beragam Islam
- Harta yang memenuhi persyaratan secara nisab dan haul
- Kepemilikan penuh terhadap harta yang dizakatkan
- Tidak memiliki hutang
- Melebihi kebutuhan pokok
Syarat Mengeluarkan Infaq
Seperti halnya zakat, infaq juga memiliki syarat yang perlu diperhatikan dan dipenuhi. Selain syarat, infaq juga memiliki rukun, termasuk penerima infaq, pemberi infaq, barang yang diinfaqan, dan ijab qabul atau penyerahan.
Sementara syarat dalam mengeluarkan infaq adalah:
1. Syarat Penerima Infaq (Munfiq Lahu)
Dalam kegiatan infaq, salah satu rukun infaq adalah penerima infaq atau munfiq lahu. Adapun syarat penerima infaq diantaranya adalah sebagai berikut:
- Ada wujudnya
- Orang baligh, boleh anak-anak apabila mereka adalah orang yang berhak menerima infaq, tetapi penerimaan infaq harus diwakili oleh wali atau orang yang bertanggung jawab atas anak-anak tersebut
2. Syarat Pemberi Infaq (Munfiq)
Meski memiliki harta yang bisa diinfaqan, tetapi pemberi infaq atau munfiq harus memenuhi beberapa persyaratan, diantaranya:
- Memiliki harta yang cukup untuk berinfaq
- Orang yang tidak dinbatasi hak atas harta dan dirinya karena suatu alasan
- Orang yang baliqh dan berakal
- Sukarela tanpa ada paksaan dari pihak manapun
3. Syarat Harta Atau Barang Yang Diinfaq
Selain pemberi dan penerima infaq, ada juga syarat harta atau barang yang hendak dijadikan infaq, yaitu:
- Harta atau benda memiliki wujud yang benar-benar ada
- Harta atau benda berasal dari harta yang mempunyai nila guna dan pakai
- Harta dan benda memiliki wujud serta bisa dimiliki
- Bukan termasuk harta atau benda yang berhubungan dengan tempat yang dimiliki oleh pemberi infaq (munfiq)
Syarat Mengeluarkan Shodaqoh
Selain zakat dan infaq, orang muslim juga sudah seharusnya mengeluarkan shodaqoh dengan niat yang tulus dan ikhlas. Untuk bisa bersedekah, tentunya kamu sebagai umat muslim harus memenuhi beberapa persyaratan agar bisa bernilai ibadah di mata Allah Swt.
Berikut adalah syarat mengeluarkan shodaqoh atau sedekah yang penting untuk diketahui agar niat dan amal yang dilakukan tidak sia-sia dan bernilai pahala:
Bersedekah dengan mengetahui ilmu sedekah, termasuk prioritas dalam bersedekah
Mengeluarkan sedekah karena Allah Swt. semata tanpa mengharapkan imbalan
Sedekah dilakukan secara diam-diam tanpa ada yang mengetahui
Cara Menghitung
Perbedaan zakat infak dan shodaqoh selanjutnya adalah dalam cara menghitungnya. Untuk bisa menghitung zakat, tentunya kamu harus mengikuti nishab yang sudah ditentukan, namun harus terlebih dahulu membedakan jenis zakat apa yang hendak ditunaikan, apakah zakat fitrah atau zakat mal.
Cara Menghitung Zakat (Fitrah dan Mal)
Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim di bulaj suci Ramadhan sebelum waktu shalat Idul Fitri. Adapun nishab zakat fitrah adalah senilai 3,5 liter atau 2,5 kilogram bahan makanan pokok di tempat masing-masing. Biasanya, di Indonesia, zakat fitrah dibayarkan dengan beras yang menjadi bahan pokok mayoritas.
Sementara zakat mal merupakan zakat yang dikeluarkan atas harta yang dimiliki apabila sudah mencapai nishab dan haul. Nah, apabila harta yang tersimpan sudah melebihi nilai 85 gram emas selama satu tahun, maka seorang muslim wajib mengeluarkan zakat atas harta tersebut.
Adapun besaran perhitungan zakat mal adalah 2,5 persen dari harta tersebut. Misalnya, apabila kamu memiliki harta yang setara dengan 86 gram emas, maka zakat mal harus kamu keluarkan. Apabila misalkan harga per 1 gram emas adalah Rp 1 juta, itu artinya harta yang sudah melebihi Rp 85 juta harus dibersihkan dengan zakat mal.
Mari kita ambil contoh perhitungan zakat mal tersebut. Misalnya, harta yang kamu simpan adalah sebesar Rp 130 juta, maka untuk mengeluarkan zakatnya adalah Rp 130 juta x 2,5%, yaitu Rp 3.250.000.
Seperti yang sudah dikatakn sebelumnya, bahwa zakat memiliki nishab, sementara infaq dan sedekah tidak. Bahkan sedekah tidak harus berbentuk materi, bisa berupa jasa sesuai dengan kemampuan dan keikhlasan masing-masing. Itu artinya, tidak ada batasan atau ukuran berapa banyak yang harus seorang muslim keluarkan untuk infaq dan sedekah.
Sementara untuk zakat harta berupa pertanian atau perkebunan, perhitungannya adalah sebagai berikut:
- Apabila sistem pengairan menggunakan air alami seperti air hujan, zakat yang harus dikeluarkan atas kekayaan adalah sebesar 10 persen
- Apabila kebun atau sawah dikelola menggunakan sistem pengairan buatan seperti irigasi, zakat yang harus dikeluarkan adalah sebesar 5 persen
Niat Zakat, Infaq dan Shodaqoh
Perbedaan zakat, infak sedekah dan wakaf juga bisa kita lihat dari niatnya. Niat menjadi pembeda antara perbuatan satu dengan lain, termasuk saat seseo ang mengeluarkan zakat, infaq, dan shodaqoh.
Zakat terdiri dari dua jenis, yaitu zakat fitrah dan zakat mal. Yang artinya, keduanya memiliki lafadz niat yang berbeda. Untuk mengeluarkan zakat, seseorang harus berniat dalam hati untuk mengeluarkan zakat fitrah.
Untuk menunaikan zakat fitrah, seseorang membaca Nawaytu an ukhrija zakaata al-fitri anni wa an jami’i ma yalzimuniy nafaqatuhum syar’an fardhan lillahi ta’ala. Yang artinya “Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku dan seluruh orang yang nafkahnya menjadi tanggunganku fardhu karena Allah Taala.”
Sementara niat mengeluarkan zakat mal adalah Nawaitu an ukhrija zakatadz maali fardhan lillahi ta ala.” Artinya: Saya niat mengeluarkan zakat maal dari diriku sendiri fardhu karena Allah Ta ala.
Untuk infaq dan shodaqoh, kamu bisa meniatkan berinfaq atau bershodaqoh di dalam hati dengan ikhlas karena Allah Swt. Namun, sebaiknya niat tersebut bisa dilengkapi dengan doa yang dianjurkan untuk dibaca saat bersedekah.
“Rabbana taqobbal minna innaka antas sami’ul alim.”
Artinya: “Ya Tuhan kami, terimalah dari kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Cara Menyalurkan Zakat, Infaq dan Shodaqoh
Bagaimana dengan cara menyalurkan zakat, infaq, dan shodaqoh? Apakah ada perbedaan diantara ketiganya?
Zakat bisa disalurkan secara langsung kepada golongan yang berhak menerima zakat. Selain itu, zakat juga bisa disalurkan melalui lembaga yang akan turut membantu dalam penyaluran zakat agar tepat sasaran, lebih merata, dan lebih luas jangkauan penyalurannya.
Sebenarnya dalam hal penyaluran, infaq juga bisa dilakukan secara langsung oleh pemberi infaq kepada penerima infaq maupun melalui lembaga terpercaya. Akan tetapi, penyaluran infaq berbeda dari zakat. Dalam zakat, ada beberapa golongan yang berhak menerima zakat seperti yang dijelaskan dalam Alqur’an. Sementara infaq bisa disalurkan untuk kemaslahatan, seperti pembangunan mesjid, saran dan prasarana, dan lainnya.
Untuk penyaluran shodaqoh, tentunya bisa pemberi shodaqoh lakukan secara langsung atau melalui lembaga. Namun, yang membedakan shodaqoh dengan infaq adalah bentuknya yang tidak harus berupa materi atau benda. Dalam bersedekah, kamu bisa berbagai jasa atau bantuan tenaga, bahkan sekear senyuman ikhlas kepada orang-orang yang dijumpai.
Itu artinya, untuk bisa besedekah, tidak harus menunggu memiliki harta yang cukup. Misalnya, saat terjadi musibah kepada kerabat terdekat, kamu bisa membantu semampunya bahkan berupa tenaga yang juga bisa meringankan beban mereka yang tertimpa musibah.
Meski demikian, perihal perbedaan zakat infaq dan shodaqoh, tentunya kamu harus mencari informasi lebih detail dari sumber yang terpercaya dan berilmu, seperti dari para guru dan alim ulama yang lebih mengerti tentang zakat, infaq, dan shodaqoh.
Nah, untuk informasi lain terkait pertanyaan tentang zakat yang turut memperkaya pengetahuan yang diharapkan memberikan manfaat, jangan ragu untuk selalu mengakses Qoala blog.