Perlu diketahui, pada pembayaran transaksi secara digital atau digital payment, terdapat 3 jenis kartu plastik yang dapat menggantikan fungsi uang tunai, yaitu kartu kredit, kartu debit, dan kartu ATM. Umumnya, masyarakat saat ini memiliki salah satu dari ketiga kartu tersebut, dua diantaranya, atau malah memiliki ketiganya sekaligus. Banyak masyarakat yang bertanya-tanya tentang perbedaan kartu debit dan kredit untuk bertransaksi.
Sebagai informasi, kartu debit merupakan salah satu jenis kartu pembayaran berbasis elektronik yang diterbitkan oleh pihak bank. Kartu ini berfungsi sebagai pengganti cara pembayaran tunai. Jumlah uang yang dapat dibelanjakan pun sesuai dengan saldo di tabungan. Selain itu, kartu debit juga bisa digunakan untuk penarikan uang tunai secara instan di mesin ATM. Sedangkan, kartu kredit adalah sebuah alat pembayaran yang memiliki fungsi sebagai pengganti uang tunai, yang mana alat tersebut dapat digunakan oleh konsumen untuk ditukarkan dengan berbagai barang dan jasa yang dibelinya di tempat-tempat yang bisa menerima pembayaran dengan menggunakan kartu kredit (merchant).
Hal ini sesuai dengan pengertian kartu kredit yang tertulis di dalam Pasal 1 Angka 4 Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/52/PBI/2005 sebagaimana kemudian diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/8/PBI/2008 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu, bahwa:
“Kartu Kredit adalah alat pembayaran dengan menggunakan kartu yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi, termasuk transaksi pembelanjaan atau untuk melakukan penarikan tunai, di mana kewajiban pembayaran pemegang kartu dipenuhi terlebih dahulu oleh acquirer atau penerbit, dan pemegang kartu berkewajiban melakukan pelunasan kewajiban pembayaran tersebut pada waktu yang disepakati, baik secara sekaligus (charge card) ataupun secara angsuran.”
Saat ini, pengguna kartu debit maupun kartu kredit nampaknya sudah mulai menjamur. Kedua kartu ini terlihat hampir sama, namun ternyata terdapat perbedaan yang cukup signifikan. Sebagai pengguna, kamu perlu memahami perbedaan di antara keduanya, agar tidak bingung ketika ingin menggunakan.
Tak heran, ketika dua kartu ini terdapat di dalam dompet, secara fisik sulit menemukan perbedaannya. Alih-alih, ingin menggunakan kartu debit, justru kartu kredit yang digunakan. Lalu apa saja perbedaan dari kedua kartu ini? Berikut Qoala akan jelaskan secara detail.
1. Perbedaan Kartu Debit dan Kredit Secara Fisik Kartunya
Perbedaan pertama dilihat dari bentuk fisik kartu debit dan kredit. Ada beberapa ciri secara visual yang biasanya akan langsung dikenali para pengguna kedua kartu tersebut.
Kartu Debit
Meski tak terlalu banyak perbedaannya, namun dari ciri-ciri berikut ini, setidaknya kamu bisa menemukan perbedaan kartu debit dan kredit secara fisik. Berikut ciri-ciri dari kartu debit:
- Tampak Depan Kartu
- Memiliki Nama Bank atau Institusi Penerbit Kartu (Issuer)
- Memiliki Chip (EMV/NSICCS), yang bisa digunakan dengan cara dip. Tujuan dari adanya chip ini digunakan sebagai pengganti magnetic stripe (swipe), ketika kamu melakukan transaksi Pos/EDC/ATM, hingga transaksi Card Present/Instore Payment Terminals
- Memiliki hologram, hal ini juga bisa dijadikan sebagai ciri keaslian kartu. Misalnya seperti kartu Visa, memiliki Hologram Burung Merpati, dan kartu Mastercard memiliki Hologram Globe.
- Memiliki 16 digit PAN atau Payment Account Number (atau bisa juga diantara 13-19 digit). Diketahui, pada 1 digit pertama menunjukkan major brand atau prinsipal utama (Visa: 4xxxxx, Mastercard: 5xxxxxx, American Express 3xxxxx dan seterusnya). Selain menunjukkan network, nomor kartu juga bank atau institusi penerbit kartu, negara asal (BIN/IIN), jenis atau level kartu.
- Selain hologram, terdapat juga logo network (Visa/Mastercard/American Express dan sebagainya).
- Terdapat tanggal kadaluarsa
- Tanda chip untuk contactless payment (jika didukung/tersedia fitur contactless i.e. Visa Paywave atau Mastercard PayPass/Contactless).
- Tampak Belakang Kartu
- Terdapat pita magnetik (ada di kartu chip dan non chip)
- Ada panel tanda tangan pemegang kartu
- Terdapat kode keamanan kartu (Card Security Code/CSC 3 angka) khusus untuk verifikasi tanpa kartu (CNP/Internet/MOTO), jika untuk Visa istilahnya adalah CVV.
Kartu Kredit
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, perbedaan kartu debit dan kredit, memang tak begitu jauh. Umumnya, kartu debit dan kartu kredit memiliki bagian-bagian yang sama, meski tak semuanya. Berikut ini ciri-ciri fisik dari kartu kredit:
- Mempunyai desain dan warna cover (tampak depan kartu) yang lebih elegan. Terutama untuk kartu berlevel tinggi seperti gold atau platinum. Namun kartu debit terlihat biasa saja, meskipun itu berlevel tinggi (meskipun tidak semua).
- Memiliki tampilan huruf cetak timbul (embossed), untuk nama pemegang kartu beserta tanggal kadaluarsa. Sedangkan kartu debit, hanya merupakan cetakan biasa (meskipun tidak semua)
- Kartu kredit umumnya terdapat nama pemegang kartu di bagian depan. Di dalam kartu debit yang instan, mungkin tidak selalu dicetak. Jika ingin, mungkin nasabah harus melakukan permintaan kepada pihak bank terlebih dahulu.
- Terdapat chip pada kartu kredit. Tetapi, khususnya di Indonesia, saat ini rata-rata sudah lebih dahulu mempunyai teknologi chip (EMV) daripada kartu debit. Tapi, sesuai target BI rata-rata bank di Indonesia, juga sudah mulai melakukan migrasi bertahap dari pita magnetic ke chip (NSICCS), pada kartu debit.
- Memiliki logo atau prinsipal, termasuk jenis atau level kartu seperti Visa/Mastercard. Contohnya, pada bank BCA, di mana ia memiliki perbedaan secara prinsipal untuk kartu kredit dan debitnya. Antara lain, kartu debit BCA hanya menggunakan jaringan debit lokal, seperti Debit BCA ataupun internasional seperti Maestro. Selain itu, ia tidak menggunakan jaringan atau logo pemrosesan kartu kredit seperti Visa/Mastercard, seperti kartu debit bank lainnya.
2. Beda Limit Penggunaan
Untuk perbedaan dari segi limit penggunaan, pada kartu kredit terdapat limit penggunaan yang berlaku, tetapi hal ini tak berlaku pada kartu debit. Limit adalah batas maksimal yang diperbolehkan untuk melakukan transaksi.
Khusus kartu kredit, limit pembayaran berlaku bulanan. Nominalnya pun berbeda-beda, tergantung jenis kartu dan kebijakan bank yang memberikan kartu kredit tersebut. Rentang nominalnya antara Rp3.000.000 hingga puluhan bahkan ratusan juta rupiah.
Sementara, untuk kartu debit tidak ada limit penggunaan yang berlaku. Selama saldo dalam tabungan masih tersedia, pengguna dapat terus melakukan transaksi pembayaran. Saldo tabungan juga bisa diisi dengan setoran tunai atau metode transfer. Ibaratnya, dana yang ada di kartu debit adalah uang kamu sendiri. Jadi, dana untuk melakukan transaksi terbatas, yakni sesuai dengan nominal yang ada di kartu tersebut.
3. Perbedaan Kartu Debit dan Kredit Berdasarkan Biaya Transaksi
Perbedaan kartu kredit dan debit selanjutnya yakni dari segi biaya transaksi yang harus dibayar oleh penggunanya. Ketika menggunakan kartu debit, biaya transaksi bisa dibilang sangat murah. Contohnya, jika melakukan transfer uang ke bank lain melalui ATM, biaya yang perlu dibayar tiap transaksi hanya Rp6.500 saja. Selain itu, ada juga beberapa biaya yang perlu dibayarkan, seperti biaya administrasi saldo rata-rata bulanan, biaya penarikan di ATM berbeda, biaya penggantian kartu rusak atau hilang, dan biaya penutupan rekening.
Beda halnya dengan kartu kredit, ada sejumlah biaya yang perlu dibayar oleh pengguna, antara lain biaya administrasi tahunan, biaya materai, biaya keterlambatan, biaya bunga, biaya kelebihan pemakaian (over limit), biaya tarik tunai, biaya konversi mata uang asing, biaya salinan dan cetak tagihan bulanan, biaya penggantian kartu hilang atau rusak, biaya pembatalan cicilan, biaya pengembalian cek atau giro, biaya tagihan auto-payment, biaya tukar reward points, biaya notifikasi dan biaya administrasi lainnya seperti penutupan kartu kredit.
Terkait transaksi dibayar dengan cara cicilan, ada bunga juga yang perlu dibayar. Besar bunganya pun berbeda-beda sesuai dengan kebijakan bank terkait. Selain itu, untuk menarik uang dari kartu kredit melalui ATM, biaya yang dikenakan pun cukup besar. Adapun besaran bunga tarik tunai pada kartu kredit antara 2-2,25 persen.
Sementara nilai maksimal tarik tunai kartu kredit sekitar 70 persen dari limit tarik tunai yang disetujui. Tujuan adanya pembatasan tarik tunai ini adalah untuk mengurangi penarikan dalam jumlah besar oleh nasabah.
Hal ini juga berpengaruh pada penggunaan kartu kredit yang akan memengaruhi skor kredit secara langsung. Pasalnya, saldo utang yang tinggi dan pembayaran yang sering terlambat akan menimbulkan “rapor merah” bagi histori perkreditan.
Akibat rapor merah ini, biasanya nasabah akan masuk daftar hitam SLIK OJK. Dampaknya, saat mengajukan kredit lagi, nama nasabah akan ditolak di mana-mana.
4. Perbedaan Mekanisme Transaksi Kartu Debit dan Kredit
Dalam mekanisme transaksi kartu kredit tentunya juga berbeda dengan transaksi menggunakan kartu debit. Saat akan menggunakan kartu kredit untuk membayar sesuatu hal, maka pengguna harus melakukan verifikasi dengan membubuhkan tanda tangan. Dalam artian, pada pemakaian fisik, kartu kredit harus digunakan oleh pemilik kartu itu sendiri, tidak boleh dipergunakan oleh orang atau pihak lain.
Sedangkan, kartu debit bisa dipindahtangankan. kamu bisa meminta orang lain untuk mengambil uang di ATM atau membayar transaksi asalkan mereka telah mengetahui PIN kartu debit tersebut. Dari segi mekanismenya, transaksi dengan kartu debit dianggap lebih mudah dan praktis.
5. Perbedaan Kartu Debit dan Kredit Berdasarkan Solusi Pembayaran
Banyak orang beranggapan bahwa mereka menggunakan kartu kredit karena menawarkan solusi pembayaran yang cukup efisien. Pasalnya, pengguna dapat melakukan transaksi meskipun tidak memiliki uang di tabungannya. Uang yang digunakan tersebut juga merupakan utang yang bisa dibayar sekaligus ataupun dengan metode cicilan. Bagi sebagian orang, opsi ini dianggap sangat membantu, terutama pada saat kondisi yang mendesak.
Beda halnya saat menggunakan kartu debit harus disertai dengan adanya saldo dalam tabungan. Transaksi baru dianggap sukses dilakukan ketika nominalnya di bawah saldo yang tersimpan. Perbedaan kartu kredit dan debit dari segi ini sangat penting untuk diperhatikan. Banyak orang yang terjebak dengan utang yang menumpuk karena tak cermat menghitung pengeluaran melalui kartu kreditnya.
6. Perbedaan Promo Kartu Debit dan Kredit
Dari segi promo kedua kartu ini juga memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Bank yang mengeluarkan kartu kredit biasanya menawarkan sejumlah promo yang sangat menarik. Dimulai dari promo poin yang bisa ditukar dengan aneka hadiah hingga cashback yang bisa didapatkan dari hasil transaksi. Selain itu, ada juga berbagai macam promo berupa diskon saat berbelanja.
Sedangkan pada kartu debit juga terdapat tawaran soal promo, tetapi tak sebanyak tawaran dari kartu kredit. Inilah salah satu alasan sebagian orang lebih memilih untuk menggunakan kartu kredit saat melakukan transaksi. Mereka yang pandai mengelola hal ini akan menikmati keuntungan yang lumayan dari promo yang tersedia.
7. Perbedaan Kartu Debit dan Kredit Berdasarkan Kewajiban Nasabah
Perbedaan yang terakhir dari kewajiban nasabanya, yaitu jika ingin memiliki kartu debit, pengguna perlu mendaftarkan diri menjadi nasabah di bank yang mengeluarkan kartu tersebut. Kemudian, pengguna akan mendapatkan nomor rekening tabungan yang harus diisi agar dapat menggunakan kartu debit. Dibandingkan dengan kartu kredit, pengajuan kartu debit jauh lebih mudah. Pasalnya, kamu hanya cukup datang ke bank atau pengajuan online, dan mengisi formulir serta melampirkan identitas diri.
Namun sebaliknya, untuk memiliki kartu kredit, kamu tak perlu menjadi nasabah di bank tersebut. Tetapi, permohonan untuk memiliki kartu kredit biasanya akan lebih mudah dikabulkan jika pengguna telah memiliki tabungan atau menjadi nasabah pada bank tersebut. Sebagai informasi, satu bank biasanya bisa menerbitkan beberapa jenis kartu debit dengan syarat yang pastinya berbeda-beda.
Saat ini, kamu tak perlu lagi bingung perbedaan di antara kartu debit maupun kredit. Dan tak perlu sampai salah menggunakannya. Dari beberapa manfaat yang telah diulas, kamu tentu paham mana yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhanmu saat ini, bukan?
Meski memiliki banyak manfaat, nyatanya kartu debit dan kredit juga memiliki kekurangan. Kekurangan ini perlu untuk diketahui penggunannya agar bisa mencegah, atau setidaknya meminimalisir kerugian dikemudian hari.
Untuk kartu kredit, kekurangannya antara lain terdapat bunga dari setiap transaksi, sehingga semakin besar transaksi, maka semakin besar bunga yang dikenakan. Selanjutnya, Ada batas waktu pembayaran tagihan kartu kredit, karena jika telat, maka ada bunga yang wajib dibayar semakin bertambah. Terakhir, ketika membutuhkan uang tunai dan harus menarik uang di mesin ATM dengan kartu kredit, maka akan dikenakan bunga yang lebih tinggi dari bunga kartu kredit penggunanya.
Jika ingin mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, ada baiknya kamu perlu memproteksi utang kartu kredit yang kamu miliki agar tidak membebani keluarga, apabila ternyata kamu nantinya tidak mampu membayarnya dikarenakan sesuatu hal. Sebagai informasi, setiap bank penerbit kartu kredit mempunyai ketentuan jumlah besaran persentase premi yang harus dibayarkan oleh pemegang kartu atau nasabah yang mengasuransikan kartunya. Dan tiap bank penerbit kartu kredit memiliki ketentuan besaran premi asuransi yang berbeda-beda. Tarif premi asuransi kartu kredit sekitar 0,3% – 0,9% dari jumlah tagihan per bulan. Untuk memahami lebih lanjut terkait asuransi kartu kredit kamu bisa mengunjungi Blog Qoala atau mengaksesnya di Qoala App.
Sementara, kekurangan yang dimiliki oleh kartu debit antara lain, promonya sedikit atau penawaran dari bank penerbit kartu debit atau merchant yang bekerja sama dengan bank. Sementara kartu kredit cukup banyak atau bahkan banjir promo dan penawaran. Selain itu, adanya kemungkinan penyalahgunaan oleh pihak lain.
Dan yang terakhir pengguna tidak bisa berbelanja atau melakukan transaksi melebihi saldo di rekeningnya. Sehingga, terasa tak bermanfaat ketika membutuhkan dana yang cukup besar melebih saldo dalam waktu cepat, seperti ketika harus membayar tagihan rumah sakit dalam nominal besar. Oleh karena itu, perlu adanya uang cadangan yang sudah disiapkan dari jauh-jauh hari. Dalam hal ini, kamu bisa menggunakan asuransi kesehatan untuk dapat memberikan jaminan atas biaya rumah sakit yang cukup besar. Kalau masih bingung, asuransi kesehatan mana yang memberikan manfaat dan besaran premi yang sesuai, kamu bisa melihatnya di Qoala App atau membacanya lebih lanjut di Blog Qoala.