Berdasarkan OJK, literasi keuangan adalah pengetahuan, keterampilan, juga keyakinan yang memengaruhi sikap serta perilaku di dalam meningkatkan mutu pengambilan sebuah keputusan serta pengelolaan keuangan, dengan tujuan mencapai kesejahteraan finansial masyarakat.
Jadi, manfaat literasi keuangan adalah hasil yang timbul dari pengetahuan, keterampilan, serta keyakinan yang memengaruhi sikap juga perilaku di dalam meningkatkan mutu pengambilan sebuah keputusan dan pengelolaan keuangan, guna mencapai kesejahteraan keuangan bagi masyarakat.
Manfaat literasi keuangan terbagi atas beberapa point. Nah, berikut ini adalah pembahasan dari Qoala terkait point-point tersebut yang disertai dengan info terkait lainnya.
Apa itu literasi keuangan?
Finansial literasi adalah sebuah kemampuan untuk mengidentifikasi dan memahami risiko keuangan supaya bisa membuat dan mengambil keputusan tentang keuangan dengan tepat (Wicaksono, 2015).
Literasi keuangan bisa didefinisikan sebagai sebuah kemampuan manusia dalam meraih, memahami, serta mengevaluasi informasi yang sesuai di dalam proses pengambilan suatu keputusan melalui pengetahuan tentang konsekuensi finansial yang ditimbulkan (Khrisna, 2010).
Financial literacy yaitu suatu pengetahuan keuangan dan kemampuan di dalam mengaplikasikan pada kehidupan manusia dengan tujuan meraih tingkat sejahtera hidupnya (Lusardi & Mitchell, 2007).
Literasi finansial dapat diartikan sebagai suatu kemampuan manusia dalam meraih, mengerti, serta mengevaluasi informasi yang sesuai untuk membuat suatu keputusan dengan mengerti tentang konsekuensi finansial yang dimunculkan (Mason & Wilson, 2000).
Berdasarkan KBBI, literasi adalah kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup. Sedangkan keuangan adalah seluk beluk urusan uang. Jadi, literasi keuangan adalah kemampuan individu di dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup terkait seluk beluk urusan uang.
Tingkat literasi keuangan
Menurut informasi dari OJK yang dikutip dari situs BCAlife, literasi keuangan terbagi menjadi empat tingkatan:
Well literate
Tingkatan tertinggi dari literasi keuangan adalah well literate. Istilah ini merujuk pada sekelompok individu yang telah menguasai pengetahuan dan keterampilan seputar lembaga keuangan, produk, dan layanan finansial. Mereka memahami dengan baik manfaat, risiko, dan fitur yang tersedia. Sebagai contoh, generasi milenial yang telah melakukan investasi, memiliki asuransi, atau menggunakan produk keuangan lainnya dan memahami detail dari produk atau layanan tersebut agar sesuai dengan kebutuhan mereka.
Sufficient literate
Tingkat selanjutnya adalah sufficient literate. Orang-orang pada tingkatan ini umumnya memiliki pemahaman yang memadai tentang lembaga keuangan, produk, dan layanan yang ditawarkan, termasuk manfaat, risiko, dan fiturnya. Namun, mereka belum sepenuhnya memiliki keterampilan dalam menggunakan atau membeli produk dan layanan keuangan tersebut. Contohnya adalah calon konsumen asuransi, calon investor, atau pelaku UMKM yang memiliki pengetahuan dasar tentang produk atau layanan yang ingin mereka beli, namun masih mempertanyakan cara mendapatkan, mengelola, dan menggunakan layanan tersebut.
Less literate
Kelompok less literate merupakan tingkatan yang memiliki pemahaman terbatas tentang lembaga, produk, dan layanan keuangan. Mereka belum mengetahui secara detail manfaat, risiko, atau fitur yang terkait dengan produk atau layanan keuangan tersebut. Pengetahuan mereka mungkin hanya mencakup informasi dasar yang umumnya diperoleh dari pendidikan formal, seperti sekolah atau kampus.
Not literate
Tingkatan terakhir adalah not literate, yang menunjukkan bahwa individu belum memiliki pengetahuan atau informasi tentang lembaga, produk, atau layanan keuangan, juga belum memiliki keterampilan dalam menggunakan produk dan layanan keuangan. Contoh dari tingkatan ini adalah masyarakat yang tinggal di daerah terpencil atau yang minim mendapatkan informasi terkait keuangan.
Menurut hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2019, tingkat literasi keuangan dan inklusi keuangan masing-masing mencapai 38,03% dan 76,19%. Angka ini mencerminkan pencapaian yang positif bagi Indonesia, karena melebihi target yang ditetapkan Pemerintah dalam Peraturan Presiden No. 82 tahun 2016 mengenai Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) sebesar 75% untuk inklusi keuangan, serta target literasi keuangan dalam Peraturan Presiden No. 50 tahun 2017 mengenai Strategi Nasional Perlindungan Konsumen sebanyak 35%. Terdapat peningkatan yang signifikan dari survei sebelumnya pada tahun 2016, di mana pemahaman masyarakat tentang keuangan meningkat sebesar 8,33% dan akses terhadap produk dan layanan jasa keuangan naik sebesar 8,39%.
Survei ini merupakan yang ketiga kalinya dilakukan oleh OJK dengan melibatkan 12.773 responden dari 34 Provinsi dan 67 Kabupaten/Kota yang mencakup semua sektor jasa keuangan di bawah pengawasan OJK, dari sektor Perbankan, Pasar Modal, hingga Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) seperti Perasuransian, Lembaga Pembiayaan, Dana Pensiun, Pergadaian, serta lembaga jasa keuangan formal lainnya. SNLIK 2019 menggunakan indikator yang sama dengan survei sebelumnya di tahun 2013 dan 2016. Tingkat literasi keuangan diukur melalui pengetahuan, keterampilan, keyakinan, sikap, dan perilaku, sementara tingkat inklusi keuangan menggunakan parameter penggunaan produk/layanan keuangan dalam satu tahun terakhir.
Dilihat dari segi wilayah, tingkat literasi dan inklusi keuangan di wilayah perkotaan mencapai 41,41% dan 83,60%, sementara di pedesaan adalah 34,53% dan 68,49%. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman dan penggunaan produk/layanan keuangan di pedesaan masih tertinggal dibandingkan dengan wilayah perkotaan.
Lebih lanjut, hasil survei OJK juga menunjukkan bahwa tingkat literasi dan inklusi keuangan laki-laki lebih tinggi daripada perempuan, yaitu sebesar 39,94% dan 77,24% untuk laki-laki, dan 36,13% dan 75,15% untuk perempuan. Meskipun umumnya perempuan lebih sensitif dalam urusan keuangan dan memiliki tanggung jawab sebagai pengelola keuangan keluarga, namun literasi keuangan perempuan masih perlu ditingkatkan.
Dalam sektor keuangan, tingkat literasi keuangan tertinggi terdapat pada sektor Perbankan (36,12%), diikuti oleh sektor Perasuransian (19,40%). Sementara tingkat literasi keuangan terendah terdapat pada Lembaga Keuangan Mikro (0,85%). Mayoritas pemahaman masyarakat Indonesia tentang sektor jasa keuangan masih terpusat pada sektor perbankan. Bagaimana denganmu? Apakah kamu sudah memiliki pemahaman yang cukup tentang sektor jasa keuangan seperti Asuransi, Pasar Modal, dan lainnya? Secara umum, sektor perbankan masih mendominasi penggunaan produk/layanan keuangan dengan persentase mencapai 73,88%.
Hasil survei ini seharusnya menjadi refleksi bagi kita untuk menilai sejauh mana pemahaman kita tentang sektor jasa keuangan. Terdapat kesenjangan yang signifikan antara literasi dan inklusi keuangan. Meskipun banyak yang memiliki akses dan produk keuangan, namun kurangnya pemahaman mengenai manfaat dan risiko mengakibatkan kerugian pada masyarakat. Oleh karena itu, tugas kita bersama, terutama generasi muda, adalah untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan kita serta memperluasnya kepada orang-orang di sekitar kita agar manfaatnya dapat dirasakan oleh semua dan dapat menjadi pendorong perekonomian Indonesia.
Manfaat literasi keuangan bagi masyarakat
Berdasarkan OJK, literasi Keuangan memberikan sejumlah manfaat penting bagi masyarakat, antara lain:
Kemampuan Memilih dan Memanfaatkan Produk Keuangan yang Tepat
Literasi Keuangan memungkinkan seseorang untuk memilih dengan bijak produk dan layanan jasa keuangan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Meningkatkan Keterampilan Perencanaan Keuangan
Memiliki literasi keuangan yang baik membantu seseorang dalam perencanaan keuangan secara lebih efektif dan terarah.
Tanggung Jawab dalam Pengambilan Keputusan Keuangan
Literasi Keuangan mengajarkan tanggung jawab dalam mengambil keputusan keuangan, sehingga individu lebih terampil dalam mengelola keuangan pribadi mereka.
Menghindari Investasi pada Instrumen Keuangan yang Kurang Jelas
Dengan literasi keuangan yang memadai, seseorang dapat menghindari aktivitas invest pada instrumen keuangan yang kurang jelas atau tidak dipahami dengan baik.
Literasi finansial, menurut Opploans dan Investopedia, memberikan berbagai manfaat yang signifikan dalam kehidupan keuangan seseorang:
Perencanaan Tabungan Masa Pensiun
Literasi finansial memungkinkan perencanaan yang matang terkait tabungan untuk masa pensiun, memastikan kesejahteraan di masa tua.
Pembentukan dan Pemeliharaan Anggaran yang Seimbang
Kemampuan untuk membentuk dan menjaga anggaran yang seimbang membantu dalam mengatur pengeluaran dan pemasukan dengan lebih efektif.
Pendanaan Kepemilikan Rumah
Literasi finansial mempermudah dalam mengatur pendanaan untuk memiliki rumah, membantu dalam perencanaan investasi jangka panjang.
Pengetahuan Asuransi yang Komprehensif
Mengetahui lebih dalam tentang asuransi membantu dalam memilih polis yang sesuai untuk berbagai kebutuhan proteksi.
Pengawasan Pengeluaran yang Terkendali
Literasi finansial membantu dalam mengawasi pengeluaran sehingga tetap dalam batas yang terkendali dan sesuai dengan rencana keuangan.
Pengetahuan Investasi dan Pengelolaannya
Memiliki pemahaman yang baik tentang investasi membantu dalam mengelola portofolio investasi secara cerdas dan berkelanjutan.
Tabungan yang Teratur untuk Kepemilikan Kendaraan
Literasi finansial memungkinkan untuk mengatur tabungan secara terstruktur guna memiliki kendaraan tanpa menimbulkan beban keuangan yang berlebihan.
Pengelolaan Dana untuk Pendidikan
Mampu mengelola dana secara bijaksana untuk keperluan pendidikan membantu mengamankan masa depan pendidikan anak.
Manajemen Utang dan Pinjaman yang Stabil
Dengan Literasi finansial, seseorang dapat mengelola utang dan pinjaman secara stabil agar tidak mengganggu keseimbangan keuangan.
Penggunaan Layanan Kredit yang Bijaksana
Memahami penggunaan layanan kredit dengan cerdas membantu untuk menghindari ketergantungan yang berlebihan pada utang.
Pembayaran Pajak atas Aset dan Penghasilan
Literasi finansial membantu individu untuk melakukan kewajiban pajak secara tepat, menghindari masalah keuangan dan hukum terkait pajak aset dan penghasilan.
Alasan pentingnya literasi keuangan
Berdasarkan BCAlife, terdapat beberapa alasan pentingnya literasi keuangan:
Literasi keuangan merupakan langkah awal penting dalam membentuk karakter seseorang dalam mengelola keuangan mereka. Memahami prinsip-prinsip keuangan membantu individu merencanakan pengeluaran, menabung secara teratur, dan mengelola investasi dengan bijaksana. Ini membentuk fondasi kepribadian finansial yang kuat untuk menjaga keseimbangan keuangan di masa depan.
Dengan literasi keuangan yang baik, seseorang dapat mengelola keuangan secara bijaksana. Mereka memahami cara mengalokasikan pendapatan, membuat anggaran yang realistis, dan memprioritaskan pengeluaran. Hal ini meningkatkan kesadaran terhadap nilai setiap pengeluaran yang dilakukan, mencegah godaan pembelian yang tidak direncanakan.
Literasi keuangan membantu mengidentifikasi dan menghindari penipuan keuangan. Dengan pemahaman yang baik, individu dapat lebih waspada terhadap tawaran investasi yang tidak masuk akal atau skema keuangan yang meragukan. Ini melindungi keuangan dari risiko kerugian akibat tindakan penipuan atau investasi yang tidak tepat.
Kemampuan literasi keuangan membantu dalam merancang strategi keuangan untuk mencapai tujuan maksimal. Dengan pemahaman kuat tentang manajemen keuangan, individu dapat merencanakan investasi jangka panjang, mengelola dana darurat, dan mempersiapkan masa pensiun. Ini menjadi pondasi yang kokoh bagi keberlangsungan keuangan di masa depan.
Literasi keuangan menjadi panduan konsisten dalam menjaga stabilitas keuangan. Pengelolaan keuangan yang baik membutuhkan pemahaman mendalam tentang risiko dan peluang finansial. Dengan pengetahuan yang kuat, individu dapat membuat keputusan yang tepat untuk menjaga stabilitas keuangan mereka, meminimalkan risiko yang tidak perlu, dan mengoptimalkan pengelolaan keuangan jangka panjang.
Penerapan literasi keuangan dalam kehidupan sehari-hari
Literasi keuangan membawa perubahan signifikan dalam pola kehidupan sehari-hari masyarakat. Beberapa contoh literasi keuangan ini menjadi pilar penting dalam mengubah paradigma dan perilaku keuangan masyarakat Indonesia.
Pertama, terdapat peningkatan variasi produk tabungan yang ditawarkan oleh lembaga keuangan. Dahulu, opsi tabungan yang tersedia sangat terbatas, namun dengan kemajuan literasi keuangan, beragam jenis tabungan ditawarkan oleh lembaga-lembaga keuangan. Masyarakat yang telah melek keuangan memiliki kesempatan untuk memilih produk tabungan sesuai dengan kebutuhan mereka.
Selanjutnya, partisipasi aktif masyarakat dalam sektor keuangan menjadi lebih terlihat, terutama dengan adanya digitalisasi. Informasi terkait keuangan kini mudah diakses melalui internet dan media sosial. Masyarakat dapat memperoleh pengetahuan dan nasihat keuangan tidak hanya dari pihak berwenang, tetapi juga dari berbagai sumber seperti konten yang dibagikan secara terbuka di platform media sosial.
Kesadaran untuk menabung sejak dini menjadi salah satu aspek penting dalam literasi keuangan. Upaya menanamkan kesadaran menabung sejak dini melalui pendidikan finansial bagi pelajar menjadi contoh konkrit. Ini membantu anak-anak memahami arti penting menabung dan mengelola keuangan mereka, memberikan bekal yang kuat untuk masa depan mereka.
Selain itu, literasi keuangan membuka peluang investasi yang lebih terjangkau bagi semua kalangan. Konsep bahwa investasi hanya untuk orang kaya telah tergeser. Saat ini, banyak produk investasi dengan nominal awal yang terjangkau, bahkan dengan uang sebesar Rp10.000 saja sudah memungkinkan seseorang untuk berinvestasi. Program investasi yang aman menjadi opsi yang menarik bagi investor pemula.
Pengelolaan utang juga menjadi bagian penting dalam literasi keuangan yang baik. Literasi keuangan yang matang memungkinkan seseorang untuk memanfaatkan pinjaman dengan cerdas dan produktif. Di saat tertentu, meminjam uang untuk mengembangkan bisnis atau kebutuhan produktif lainnya menjadi langkah yang tepat.
Selain itu, literasi keuangan telah menjadi bagian dari gaya hidup dengan kemunculan produk keuangan digital seperti e-money, layanan pinjaman online, dan pay later. Pandemi Covid-19 yang tidak terduga telah mendorong percepatan literasi keuangan digital di tengah masyarakat. Masyarakat mulai sadar akan pentingnya transaksi nontunai yang memudahkan akses keuangan.
Sementara itu, kesadaran akan keuangan syariah juga mulai meningkat meskipun persentasenya masih terbilang kecil. Masyarakat Muslim lebih selektif dalam memilih lembaga keuangan yang berbasis syariah sebagai salah satu wujud literasi keuangan.
Inilah beberapa contoh penting literasi keuangan yang telah membawa perubahan positif dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, mengubah paradigma keuangan dari sekadar menyimpan uang di bank hingga mempertimbangkan opsi investasi dan pengelolaan utang secara bijaksana. Semua ini membuka peluang bagi masyarakat untuk mengelola keuangan mereka dengan lebih cerdas dan bertanggung jawab.
Tujuan Jangka Panjang Literasi Keuangan
Dalam keuangan, tidak hanya ada financial goals, ada pula tujuan jangka panjang literasi keuangan. Dampak jangka panjang yang signifikan bagi semua lapisan masyarakat ada dalam literasi keuangan. Tujuan-tujuan ini meliputi:
Investasi Jangka Panjang untuk Kestabilan Keuangan
Literasi Keuangan memberikan perspektif yang mendalam tentang investasi jangka panjang. Ini merupakan strategi yang bermanfaat dalam pengelolaan keuangan pribadi yang lebih baik dan untuk menjaga stabilitas keuangan dalam jangka waktu yang panjang. Dengan pemahaman yang kuat tentang investasi jangka panjang, masyarakat dapat merencanakan masa depan keuangan mereka dengan lebih terencana.
Peningkatan Penggunaan Produk dan Layanan Keuangan
Salah satu tujuan utama dari literasi keuangan adalah meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menggunakan beragam produk dan layanan keuangan yang tersedia. Ini mencakup peningkatan jumlah orang yang memiliki rekening bank, penggunaan asuransi, investasi, serta pemahaman yang lebih baik tentang berbagai opsi pinjaman. Dengan memperluas akses terhadap produk dan layanan keuangan, literasi keuangan memainkan peran penting dalam membangun stabilitas ekonomi yang lebih kuat.