Salah satu permasalahan dalam berumah tangga datang dari masalah keuangan, mulai dari masalah mau pakai uang siapa hingga masalah yang paling berat, yaitu utang. Apalagi, saat kamu masih beradaptasi dari single menjadi berumah tangga. Tidak sedikit juga, orang-orang yang kaget dengan adanya perubahan ini. Belum lagi, saat berumah tangga berarti kamu sudah siap lepas dari orang tua yang tidak akan lagi membantu kamu setiap saat untuk keuangan. Atau, saat berumah tangga juga kamu akan memiliki banyak tujuan keuangan yang membutuhkan uang yang tidak sedikit.
Tujuan keuangan yang sering ingin dicapai untuk para pasangan muda ini adalah membeli rumah, dana pendidikan anak, liburan setahun sekali, hingga mempersiapkan dana pensiun. Apalagi, kalau kamu dan pasangan memiliki visi untuk menambah aset kamu. Beruntung jika kamu dan pasangan sudah mulai memikirkan ini sejak sebelum berumah tangga.
Bagaimana untuk orang-orang yang belum mempersiapkan dana-dana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan keuangan mereka? Belum lagi pasti pengeluaran saat berumah tangga cukup besar juga. Hal tersebut bisa diatasi jika kamu memiliki anggaran kebutuhan bulanan rumah tangga seperti ulasan berikut ini yang berhasil dirangkum oleh tim Qoala.
Apa Itu Anggaran Kebutuhan Bulanan Rumah Tangga?
Kebanyakan orang meremehkan fungsi anggaran keuangan keluarga, karena mereka tidak mengetahui fungsi dan manfaat anggaran keuangan keluarga. Anggaran keuangan keluarga dapat didefinisikan sebagai rencana penggunaan uang dalam sebuah keluarga pada periode tertentu. Biasanya anggaran dibuat dalam satuan waktu bulanan.
Menurutmu bagaimana bentuk anggaran keuangan keluarga? Apakah serumit anggaran keuangan perusahaan? Anggaran keuangan keluarga jauh lebih sederhana dan dapat dibuat dalam waktu kurang dari 30 menit. Untuk mengenal lebih jauh, yuk simak beberapa komponen dan manfaat dari anggaran kebutuhan bulanan rumah tangga di bawah.
Komponen Anggaran Kebutuhan Bulanan Rumah Tangga
Dalam anggaran bulanan rumah tangga, ada beberapa komponen yang harus kamu pahami. Yang pertama adalah komponen-komponen pemasukan atau penghasilan, dan yang kedua adalah komponen-komponen pengeluaran. Soal pemasukan dan pengeluaran ini bisa kamu simak di poin-poin penjelasan selanjutnya.
1. Kebutuhan Hidup
Pada dasarnya, kamu akan bisa memahami mana saja yang masuk kebutuhan primer dan mana saja yang masuk kebutuhan sekunder, kalau kamu bisa bedakan antara kebutuhan dan keinginan.
Pengeluaran kebutuhan primer bulanan
Ini mencakup komponen-komponen pengeluaran kebutuhan pokok (primer) yang sifatnya wajib dipenuhi, karena memang benar-benar “kebutuhan”, bukan “keinginan”. Beberapa hal yang termasuk dalam kebutuhan primer ini antara lain:
- Pengeluaran makan dan minum sehari-hari. Bukan cuma biaya beli makan di luar untuk yang masih single, tapi juga biaya belanja bahan-bahan masakan, gas, air mineral galon, dan lain sebagainya yang termasuk konsumsi harian.
- Pengeluaran rumah tangga. Ini mencakup biaya kos, sewa rumah, kontrakan, bayar listrik, bayar langganan air, laundry, biaya kebersihan lingkungan, keperluan sanitasi, dan lain-lain.
- Pengeluaran transportasi. Semua biaya untuk menunjang kebutuhan transportasi harian untuk beraktivitas, termasuk biaya bensin, ongkos transportasi umum, ongkos ojek online, dll.
- Pengeluaran komunikasi. Segala kebutuhan komunikasi seperti pulsa, paket data, biaya langganan internet rumah bulanan, dan lain-lain kecuali biaya langganan over the top service seperti streaming musik dan film berbayar.
- Pengeluaran pendidikan. Ini mencakup bayar sekolah anak, biaya kuliah S1, kuliah S2, kursus, dan sertifikasi lainnya.
- Pengeluaran asuransi kesehatan wajib (BPJS Kesehatan)
BPJS Kesehatan ini kini sifatnya wajib bagi seluruh warga negara Indonesia. Bagi para pekerja penerima upah, ada skema tersendiri di mana kewajiban pembayaran iurannya bersamaan dengan perusahaan tempat mereka bekerja. Sementara itu, bagi para pekerja bukan penerima upah, pembayaran iuran BPJS Kesehatan ditanggung secara mandiri.
Pengeluaran kebutuhan sekunder bulanan
Kebalikan dari kebutuhan, pengeluaran yang masuk kebutuhan sekunder ini bersifat sesuatu yang diinginkan, bukan dibutuhkan. Karena bukan suatu yang benar-benar “kebutuhan” maka pengeluaran-pengeluaran ini bersifat tidak melulu harus dipenuhi.
Tujuan pengeluaran ini lebih kepada kebutuhan gaya hidup dan belanja yang sifatnya keinginan. Contoh pengeluarannya, antara lain:
- Pengeluaran belanja. Beli gadget, pakaian, outfit lain, produk kecantikan, barang-barang hobi dan koleksi, dll.
- Pengeluaran hiburan. Pengeluaran untuk berlibur, wisata kuliner, hangout, ngopi, nonton film di bioskop, langganan streaming musik dan film berbayar, dll.
- Pengeluaran kebugaran. Pengeluaran untuk olahraga, gym, spa, salon, perawatan kecantikan, vitamin, dll.
- Pengeluaran asuransi. Ini termasuk asuransi swasta, yang tentunya bukan BPJS Kesehatan, seperti asuransi kesehatan, asuransi jiwa, asuransi kendaraan, asuransi properti, dll.
- Pengeluaran lain. Ini bisa apa saja yang sifatnya bukan kebutuhan pokok dan tidak termasuk dalam pengeluaran-pengeluaran di atas.
Pengeluaran cicilan dan kewajiban bulanan lainnya
Ada beberapa poin pengeluaran yang termasuk dalam cicilan utang atau kredit. Beberapa di antaranya adalah:
- Cicilan properti dan aset investasi. Ini termasuk cicilan kredit pemilikan rumah (KPR), apartemen (KPA), tanah (KPT) dan cicilan properti lainnya.
- Cicilan kendaraan dan aset terdepresiasi. Ini mencakup cicilan mobil, cicilan motor, cicilan gadgetdan perangkat elektronik lainnya.
- Cicilan utang lain. Ini mencakup cicilan kartu kredit, cicilan kredit tanpa agunan, cicilan kredit multiguna, cicilan P2P lending, cicilan pinjaman online, dll.
2. Cicilan dan Hutang
Untuk kamu yang mungkin sedang berhadapan dengan cicilan atau kamu akan mengambil cicilan, pastikan kamu sudah memikirkan bagaimana kamu akan membayar cicilan kamu. Sebaiknya, kamu mengambil cicilan maksimal 30% dari pendapatan bulanan kamu, lebih kecil, tentu akan lebih baik. Jangan pernah mengambil cicilan tetapi kamu masih bingung bagaimana kamu akan membayarnya. Jika kamu memiliki cicilan, kalkulasi persenan pengeluaran bulanan kamu berikut ini mungkin dapat membantu kamu dalam membuat anggaran bulanan.
- Tabungan dan Investasi: 20%
- Cicilan dan Utang: 30%
- Asuransi: 5%
- Sedekah dan donasi: 5%
- Konsumsi: 40%
3. Tabungan dan Asuransi
Saat kamu sudah mulai berumah tangga, biaya ini jangan pernah terlewatkan. Minimumnya kamu dan pasangan harus bisa menabung minimal 20% dari pendapatan bulanan kalian. Kalau kamu dan pasangan bisa menabung lebih besar dari 20%, maka akan semakin lebih banyak. Investasi dan tabungan ini bisa kamu sesuaikan dengan tujuan keuangan kamu.
Misalkan, kamu dan pasangan berpenghasilan Rp50 juta dalam sebulannya. Kamu dan pasangan sudah memiliki beberapa tujuan keuangan yang ingin dicapai, seperti dana darurat, dana pendidikan anak, dana liburan tahunan, dana ibadah haji hingga dana pensiun.
Kamu mulai mengalokasikan minimal Rp10 juta per bulan untuk berinvestasi, tetapi misalnya untuk mengalokasikan Rp15 juta per bulan untuk diinvestasikan atau ditabung dengan rincian sebagai berikut:
- Untuk dana darurat: Rp4.000.000
- Untuk dana pendidikan anak: Rp3.000.000
- Untuk dana liburan tahunan: Rp3.000.000
- Untuk dana ibadah haji: Rp2.000.000
- Untuk dana pensiun: Rp1.000.000
Jadi, ketika kamu sudah menetapkan berapa kamu akan mengalokasikan pendapatan bulanan kamu untuk menabung atau berinvestasi, jangan lupa untuk menuliskan untuk apa saja investasi tersebut. Supaya investasi kamu juga efektif dan efisien. Selain itu, dengan kamu memiliki target menabung bulanan, kamu juga akan semakin mudah untuk mencapai tujuan keuangan kamu.
Atau agar tak salah tujuan, sebelum menabung, tentukan dulu tujuanmu menabung, misalnya:
- Apakah kamu menabung untuk memenuhi pos dana darurat yang bisa dipakai sewaktu-waktu saat sesuatu yang buruk terjadi pada dirimu (pemutusan hubungan kerja misalnya)?
- Apakah kamu menabung untuk mengumpulkan down payment (DP) KPR rumah?
- Apakah menabung untuk biaya pernikahan?
- Apakah menabung untuk biaya pendidikan anak?
Kemudian, tentukan bagaimana cara kamu akan menabung. Ada banyak strategi menabung yang bisa kamu adopsi. Beberapa diantaranya adalah:
- Menabung secara konvensional
- Menabung dengan fitur autodebet
- Menabung menyenangkan
4. Dana Darurat
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa tujuan menerapkan cara mengatur keuangan pribadi adalah untuk memastikan masa depan kamu sejahtera, merdeka secara finansial. Untuk mempersiapkan itu, kamu memerlukan simpanan yang namanya dana darurat. Lalu berapa besar dana darurat yang perlu disiapkan saat baru memulai kehidupan rumah tangga? Adapun besaran dana darurat yang disarankan adalah sebagai berikut:
- Jika kamu masih single, maka sediakan dana darurat 6 kali pengeluaran bulanan.
- Jika telah berkeluarga atau telah berkeluarga dengan satu anak, minimal 9 kali pengeluaran bulanan.
- Jika kamu telah berkeluarga dengan dua anak atau lebih, maka sebaiknya sediakan dana darurat 12 kali pengeluaran bulanan.
5. Asuransi
Asuransi ini sangat penting, mengingat kamu sudah berkeluarga dan kamu juga punya banyak tujuan keuangan. Fungsi utama dari asuransi adalah untuk meminimalkan risiko terhadap arus kas keuangan kamu. Misalnya, kamu dan pasangan, masih kasus yang sama, memiliki penghasilan Rp50 juta per bulan dan sudah membagi-bagi 30% untuk tabungan dan investasi, 10% untuk sedekah. Untuk asuransi, misalkan kamu mengalokasikan 10% untuk asuransi per bulannya. Sudah termasuk asuransi jiwa, asuransi kesehatan dan asuransi penyakit kritis.
Sama halnya dengan asuransi jiwa. Memiliki asuransi jiwa sama saja dengan mengantisipasi hal terburuk yang mungkin terjadi pada dirimu. Apalagi jika kamu adalah kepala keluarga yang jadi tulang punggung keluarga. Ketika keluargamu kehilangan kamu sebagai satu-satunya penopang hidup rumah tangga, asuransi jiwa akan memberikan uang pertanggungan kepada keluarga untuk melanjutkan hidup.
Dengan sungguh-sungguh menghemat pengeluaran, kamu mendapat beberapa keuntungan. Yang pertama, kamu bisa benar-benar hanya menggunakan bujet 50% pemasukanmu untuk pengeluaran kebutuhan pokok tanpa harus mengusik pos pengeluaran lainnya. Kedua, kamu bisa mendapatkan dana lebih untuk dialokasikan ke pos tabungan dan investasi.
Oke, semuanya bisa dihemat, tapi balik lagi, kalau gak ada niat dan konsistensi buat berhemat, percuma aja kan. Karena, godaan untuk berlaku boros itu banyak banget. Ini memang bukan pekerjaan mudah, tapi akan semakin sulit kalau tidak dilakukan sejak saat ini. Kesimpulannya, agar cara mengatur keuangan rumah tangga dapat berjalan lancar yang harus dilakukan selanjutnya adalah disiplin dalam menjalankannya. Sekali lagi, kalau konsisten, kamu bisa memenuhi semua kebutuhan pokokmu, bersenang-senang, sekaligus mempersiapkan masa depan yang lebih baik, untuk dirimu sendiri, maupun keluarga.
Cara Membuat Anggaran Kebutuhan Bulanan Rumah Tangga
Menyusun anggaran sebaiknya dilakukan setiap orang setelah memiliki penghasilan. Namun, banyak orang yang kesulitan menyusun anggaran bulanan. Umumnya, kesulitan yang sering terjadi adalah bagaimana tahap awal menyusun anggaran. Selain itu, setelah menyusun anggaran pun banyak yang gagal dan mengalami berbagai kendala finansial. Agar berhasil menyusun anggaran bulanan dan tidak mengalami kendala finansial di masa depan, perhatikan hal-hal berikut.
1. Tetapkan tujuan keuangan
Segala sesuatu harus memiliki tujuan. Termasuk juga jika ingin menyusun anggaran, harus ada tujuan yang ingin dicapai. Tentukan juga besaran dana yang dibutuhkan untuk mencapai setiap target.
Target ibarat mimpi. Jadi jangan takut untuk bermimpi yang indah. Tetapkan target-target yang besar di masa mendatang seperti kuliah lagi, jalan-jalan ke luar negeri, umroh dan naik haji, memiliki mobil bagus, dan lain-lain. Meski demikian, target-target wajib tidak boleh dilupakan seperti biaya pernikahan, beli rumah, biaya kelahiran anak, dan lain sebagainya.
2. Rajin Berinvestasi
Setelah memiliki target, persiapkan dananya sedini mungkin dengan cara investasi secara rutin. Siapkan dana investasi dari penghasilan bulanan. Semakin cepat memulai menyiapkan dana, semakin besar potensinya. Seperti pepatah, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit.
Dalam berinvestasi jangan lupa menerapkan ilmu dasar dunia investasi yakni menyimpan telur ke berbagai keranjang. Jangan menyimpan telur dalam satu keranjang karena sekali jatuh bisa pecah semua. Tempatkan dana investasimu ke berbagai portofolio yang sesuai dengan profil risiko yang cocok untukmu.
3. Atur prioritas kebutuhan
Setiap target adalah penting. Namun, dari banyak hal yang tercantum dalam wishlist, ada yang memiliki prioritas primer, sekunder dan tersier. Ada juga target keuangan yang harus dicapai dalam jangka pendek, menengah hingga jangka panjang. Selain itu, ada juga kebutuhan pokok yang rutin menyedot anggaran.
Buatlah skala prioritas agar tahu mana yang harus dicapai lebih dahulu atau anggaran apa yang bisa ditunda. Alokasikan anggaran yang lebih besar pada kebutuhan prioritas dan harus dicapai dalam jangka waktu pendek atau mendesak.
4. Sesuaikan dengan gaya hidup
Setelah mengetahui target perencanaan keuangan yang dicapai, cobalah intropeksi diri. Apakah dengan gaya hidup saat ini, target-target tersebut bisa dicapai. Jika kondisi keuangan tipis, tentu gaya hidup harus berubah. Misalnya, lebih baik menggunakan transportasi publik terlebih dahulu dibandingkan memiliki kendaraan pribadi agar tidak ada pengeluaran tambahan. Selama pengeluaran lebih besar daripada penghasilan, berbagai anggaran yang tidak penting harus dipangkas.
Lalu, saat gaji naik, gaya hidup biasanya berubah. Sebelum mengubah gaya hidup, cek dahulu target dan tujuan perencanaan keuangan apakah sudah bisa tercapai atau belum. Ingat, kenaikan gaji tidak menjamin masalah finansial teratasi.
5. Siapkan dana darurat dan asuransi
Sebaik-baiknya rencana, akan lebih baik lagi jika ada rencana cadangan. Karena tidak ada yang tahu, apa yang akan terjadi pada masa depan. Hari ini bisa saja masih bekerja dan memiliki penghasilan tetap, tapi tidak ada jaminan apakah esok hari masih tetap bekerja dan dalam kondisi sehat. Oleh karena itu, perencana keuangan butuh dana darurat untuk antisipasi kejadian yang tidak diinginkan. Besarnya dana darurat adalah 3-6 kali dari pengeluaran bulanan.
Cara menyusun anggaran bulanan dengan metode persentase
Menyusun anggaran bulanan bagi perorangan maupun keluarga memang sulit. Menyusun anggaran lebih dari sekadar menambahkan pengeluaran dan mengurangi dana penghasilan. Mengutip dari beberapa sumber penting, menyusun anggaran bulanan lebih mudah dilakukan dan bisa mencapai tujuan keuangan jika menggunakan sistem persentase dibandingkan alokasi uang yang diperoleh dari penghasilan.
Sistem persentase menerapkan pembagian pos pengeluaran dalam persentase tertentu. Dengan sistem persentase saat menyusun anggaran bulanan, kamu bisa mengetahui secara menyeluruh tentang pendapatan yang dapat dibelanjakan setiap bulan. Sistem ini memungkinkan kamu melakukan identifikasi dan penyesuaian pengeluaran di pos-pos tertentu untuk mencapai target perencanaan keuangan.
Persentase anggaran juga cocok bagi orang yang tidak suka menyukai angka-angka detil dalam pengeluaran. Persentase anggaran mencegah keruwetan pembagian dana saat menyusun perencanaan keuangan, sehingga kamu tidak pusing dahulu sebelum membelanjakan dana belanja. Sebagai contoh, berikut cara menyusun anggaran bulanan dengan sistem persentase dari pendapatan:
- Tempat Tinggal: 25%-35%
- Asuransi: 10%
- Investasi: 10%
- Tabungan: 10%
- Makanan: 10%-15%
- Transportasi: 10%-15%
- Utilitas: 5%-10%
- Hiburan: 5%-10%
- Pakaian: 5%
- Pribadi: 5%-10%
Penyusunan persentase anggaran ini adalah paling dasar. Kamu bisa mengubahnya sesuai kondisi keuangan dan gaya hidup. Misalnya menambahkan persentase anggaran untuk cicilan utang, sedekah, dana darurat, perawatan hewan peliharaan dll. Pastikan, semua pengeluaranmu tercatat dalam perhitungan.
Manfaat Anggaran Kebutuhan Bulanan Rumah Tangga
Anggaran rumah tangga tidak hanya penting untuk kondisi keuangan keluarga yang lebih teratur, tetapi juga bisa membuat hubungan suami-istri menjadi lebih harmonis. Silakan simak ulasan lengkapnya berikut ini:
1. Membuat hubungan jadi harmonis
Kalau sudah berbicara soal uang, pastinya harus terbuka dan transparan. Dengan disiplin membuat anggaran, komunikasi antar pasangan pun semakin lancar. Sebenarnya ini tergantung juga kepada gaya komunikasi masing-masing pasangan. Ada yang walau sudah menikah punya prinsip uang masing-masing itu rahasia. Tapi ada juga yang buka-bukaan hingga ke jumlah gaji pun sama-sama tahu. Tapi paling tidak, saat pasangan berkomitmen untuk membuat bujet rumah tangga bersama, otomatis mereka jadi lebih sering berdiskusi soal pandangan masing-masing tentang uang.
2. Saling mengerti
Walau saling sayang dan cinta, setiap pasangan tetap saja dua pribadi yang berbeda. Masing-masing memiliki kebiasaan dan sifat yang unik. Saat membuat anggaran itulah, paling tidak kita bisa jadi lebih memahami kebiasaan masing-masing dalam mengatur keuangan. Melalui hal ini, suami jadi tahu ternyata istrinya rajin menabung dan tidak gila belanja. Sebaliknya, istri pun juga juga bisa lebih mengerti kalau suaminya boros jika sudah menyangkut hobi otomotifnya.
3. Lebih terkontrol
Manfaat lain dari anggaran keuangan rumah tangga adalah sebagai alat pengendali pengeluaran, terutama untuk hal-hal yang bukan prioritas. Saat ada yang mulai boros dan tidak komit dengan rencana yang sudah dibuat, pasangan bisa saling mengingatkan.
Praktiknya memang tidak mudah, karena biasanya sangat sulit untuk menahan keinginan. Misalnya istri yang hobi belanja tas, walaupun koleksinya sudah memenuhi satu lemari. Padahal kalau mau direnungkan, tas bukanlah kebutuhan utama, melainkan keinginan yang bisa ditunda. Inilah pentingnya peran pasangan untuk saling mengingatkan. Apalagi kalau sedang merencanakan biaya pendidikan anak atau mau renovasi rumah. Harus sama-sama sadar kalau semua ada prioritasnya.
4. Punya simpanan
Mengatur keuangan sangat penting agar punya kehidupan yang layak dan masa depan yang tenang. Apalagi saat sudah membangun rumah tangga. Kebutuhan hidup pasti semakin banyak.
5. Anggaran Keuangan Keluarga untuk Pengawasan
Anggaran yang sudah dibuat, harus ditaati dan dijalankan dengan benar. Dalam prakteknya kamu juga memerlukan catatan pengeluaran harian. Setelah itu catatan pengeluaran tersebut akan dibandingkan dengan anggaran yang sudah dibuat. Misal:
- Anggaran belanja rumah tangga bulan Februari 2021 sebesar Rp 1.000.000.
- Kenyataanya belanja rumah tangga bulan Februari 2021 sebesar Rp 1.200.000.
Hal ini berarti pengeluaran sesungguhnya melebih anggaran (dikenal juga over budget). Fungsi pengawasan ini dapat dilihat pada bagian kolom kedua pada gambar di atas. Fungsi pengawasan dengan menggunakan anggaran, idealnya dilakukan setiap akhir pekan. Jika kamu sekeluarga terlalu sibuk, kamu dapat melakukan pengawasan anggaran setiap akhir bulan. Dengan disiplin membuat anggaran, pasangan mau tidak mau memiliki alokasi untuk tabungan, investasi, dan dana cadangan. Otomatis masa depan keuangan untuk keluarga pun menjadi lebih terjamin.
Untuk mengantisipasi hal tidak terduga ini, kamu dan pasangan bisa mengikuti program asuransi. Nantinya, asuransi akan sangat membantu jika mengalami hal-hal yang tidak diinginkan. Kamu dan pasangan bisa mengikuti program asuransi, seperti asuransi kesehatan, pendidikan anak, asuransi jiwa, dan lain sebagainya. Jika tertarik, bisa mencari tahu informasinya lebih lengkap di Qoala App atau membacanya lebih lanjut di laman Blog Qoala. Baca juga informasi perencanaan keuangan yang terkait dengan artikel ini, hanya di blog Qoala.