Setiap masyarakat merupakan pelaku ekonomi yang tentunya turut berperan dalam perekonomian negara. Meski tidak banyak masyarakat yang menyadari turun naiknya harga barang yang beredar di pasaran, tetapi pernahkah kamu terpikir kenapa terjadi inflasi dan apa faktor penyebabnya? Atau mungkin kamu masih bertanya-tanya kenapa negara tidak mencetak lebih banyak uang untuk mengatasi kemiskinan serta melunasi utang negara? Ternyata, kenyataannya tidak semudah itu. Karena mencetak uang secara berlebihan bisa membuat inflasi muncul yang justru bisa memperburuk atau merusak perekonomian. Penasaran dengan penjelasan lebih detail seputar inflasi dan faktor faktor apa saja yang menjadi penyebab inflasi?
Bagi kamu yang belum pernah mendengar istilah inflasi sebelumnya atau sudah sering mendengar namun tidak tahu maksudnya seperti apa, yuk cari tahu bersama sebenarnya apa saja faktor penyebab inflasi dan apa itu inflasi yang berpengaruh terhadap kondisi ekonomi suatu negara atau bahkan dunia melalui artikel Qoala.
Apa Itu Inflasi?
Apa itu inflasi? Saat banyak orang membicarakan topik seputar faktor penyebab inflasi di Indonesia, kamu mungkin penasaran dengan istilah inflasi. Sering mendengar bukan berarti tahu apa itu inflasi, bukan? Jika mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Badan Pusat Statistik (BPS), dan Bank Indonesia (BI), ada banyak arti dari inflasi.
Menurut KBBI, inflasi merupakan keadaan kemerosotan nilai uang yang terjadi begitu cepat karena banyaknya uang yang beredar. Hal tersebut pada akhirnya menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa. Sementara menurut BPS, inflasi merupakan keadaan ekonomi negara yang mengakibatkan kecenderungan harga dan jasa mengalami kenaikan dalam jangka waktu panjang. Penyebabnya adalah arus barang dan uang yang tidak seimbang.
Menurut BI, inflasi bisa kita artikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum yang terjadi secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Keadaan tersebut sangat mengganggu pemulihan ekonomi terutama di masa pandemi.
Sebuah negara disebut inflasi apabila terjadi kenaikan harga secara meluas karena adanya kenaikan barang yang memengaruhi barang lain. Namun, jika kenaikan hanya terjadi pada satu atau dua barang saja, tentu tidak bisa dikatakan sebagai inflasi.
Kamu juga bisa mulai mempelajari jenis-jenis inflasi agar bisa lebih memahami inflasi secara lebih mendalam. Jika dilihat dari tingkat keparahannya, ada beberapa jenis inflasi, yaitu:
- Inflasi ringan yang bersifat mudah dikendalikan serta belum mengganggu perekonomian negara dengan besaran di bawah 10% per tahun
- Inflasi sedang adalah kondisi kenaikan harga yang bisa berakibat pada menurunnya kesejahteraan masyarakat dengan penghasilan tetap meski belum sampai membahayakan perekonomian negara. Adapun persentase terjadinya jenis inflasi satu ini adalah sekitar 10 hingga 30%.
- Inflasi berat yang berakibat pada terjadinya kekacauan perekonomian negara tertentu dengan kenaikan sekitar 30 hingga 100% per tahun.
Inflasi berat adalah kondisi dimana masyarakat lebih memilih untuk menyimpan barang daripada memperjualbelikannya. Selain itu mereka juga enggan untuk menabung karena bunga tabungan lebih rendah dari nilai inflasi.
Ada juga jenis inflasi sangat berat yang mengakibatkan kekacauan perekonomian suatu negara semakin parah. Jadi, akan sangat sulit untuk mengendalikannya. Biasanya inflasi jenis ini terjadi di kisaran 100% ke atas per tahun.
Jenis-Jenis Inflasi Berdasaran Asalnya
Pada dasarnya inflasi tidak semena-mena datang ‘menyerang’ suatu negara, melainkan bisa datang tergantung asal penyebab datangnya dari mana. Inflasi terbagi menjadi dua beradasarkan asalnya, yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri.
- Inflasi yang berasal dari dalam negeri (Domestic Inflation)
Domestic Inflation adalah inflasi yang datangnya dari dalam suata negara sendiri. Seperti contoh, terjadinya defisit anggaran terus menerus, gagal panen karen cuaca ekstrim sehingga kebutuhan pangan tidak terpenuhi, dan yang faktor lainnya yang berasal dari dalam negeri.
- Inflasi yang berasal dari luar negeri (Imported Inflation)
Imported Inflation adalah inflasi yang timbul karena adanya inflasi dari luar negeri yang mengakibatkan harga barang impor yang tinggi. Sebagai contoh, beberapa negara berkembang yang membutuhkan barang impor untuk kebutuhan produksi di dalam negerinya. Hal ini bisa sangat berdampak jika terjadi secara terus menerus dalam waktunya yang panjang.
Faktor Penyebab Inflasi
Terjadinya inflasi bukan tanpa sebab. Tetapi, tahukan kamu apa saja faktor faktor penyebab inflasi? Secara umum, ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kondisi inflasi, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Bertambahnya Jumlah Uang Beredar (JUB)
Bertambahnya jumlah uang yang beredar merupakan salah satu faktor penyebab inflasi. Kaum klasik mengemukakan teori tersebut dengan mengatakan bahwa ada keterkaitan antara uang yang beredar dengan harga barang atau jasa. Jumlah uang yang beredar lebih banyak dan jumlah barang yang tetap dapat menyebabkan harga meningkat atau menjadi mahal.
Apabila kondisi tersebut terjadi secara terus menerus dalam waktu lama, bisa menyebabkan terjadinya inflasi.
2. Inflasi Tarikan Permintaan (Demand-Pull Inflation)
Tidak banyak yang tahu kalau demand-pull inflation merupakan jenis inflasi yang juga menjadi faktor penyebab inflasi di Indonesia. Dalam kondisi semacam ini, harga barang atau jasa mengalami kenaikan karena adanya peningkatan permintaan barang atau jasa tersebut secara menyeluruh. Karena permintaan barang atau jasa yang lebih tinggi dari kemampuan produsen untuk memenuhi permintaan, maka bukan tidak mungkin menjadi salah satu faktor inflasi 2022.
3. Inflasi Dorongan Biaya (Cost-Push Inflation)
Saat terjadi kenaikan biaya produksi yang turut meningkatkan harga penawaran barang, kondisi tersebut disebut dengan cost-push inflation. Kenaikan terjadi karena mengikuti kondisi harga bahan baku serta upah tenaga kerja yang meningkat.
4. Inflasi Ekspektasi (Expected Inflation)
Expected inflation merupakan kondisi yang terjadi karena perilaku masyarakat yang secara umum bersifat forward looking atau berekspektasi terhadap apa yang akan terjadi. Dimana masyarakat beranggapan kalau ekonomi di masa mendatang akan lebih baik dari sebelumnya.
5. Inflasi Campuran (Mixed Inflation)
Apabila penawaran dan permintaan barang atau jasa naik karena keduanya tidak bisa seimbang, bisa menyebabkan inflasi dengan kondisi mixed inflation. Contoh inflasi dalam kasus ini adalah permintaan barang atau jasa meningkat yang kemudian menyebabkan persediaan barang atau jasa menjadi langka.
6. Kekacauan Ekonomi dan Politik
Salah satu faktor inflasi adalah terjadinya kekacauan ekonomi dan politik. Ternyata, Indonesia pernah mengalami hal tersebut di tahun 1998. Pada saat itu, level inflasi bahkan mencapai 70% tepat dengan terjadinya kekacauan politik dan ekonomi. Sementara level inflasi yang cenderung normal adalah antara 3 hingga 4%.
7. Struktural Ekonomi yang Kaku
Penyebab inflasi yang terjadi di suatu negara salah satunya dipacu oleh struktural ekonomi yang kaku. Beberapa negara saat ini tengah menghadapi kenyataan pahit yaitu inflasi yang bisa membawa ke jurang resesi secara global. Kenaikan permintaan akibat pertumbuhan penduduk tidak bisa dicegah dengan cepat oleh para produsen. Hingga pada akhirnya terjadi kesulitan dalam memenuhi permintaan.
8. Keputusan Perusahaan
Siapa bilang jika bisnis perusahaan tidak akan berdampak banyak pada perekonomian? Nyatanya, keputusan perusahaan menjadi salah satu faktor penyebab inflasi di Indonesia. Saat barang yang dibuat oleh suatu perusahaan semakin populer, bukan tidak mungkin produsen atau perusahaan menaikkan harganya.
Konsumen bersedia membayar harga barang yang mereka inginkan sehingga perusahaan melihatnya tersebut sebagai kesempatan untuk menaikkan harga. Sayangnya, justru kondisi tersebut memicu terjadinya inflasi baik disadari atau tidak oleh para petinggi perusahaan.
9. Hutang Nasional
Apakah utang nasional turut menjadi penyebab inflasi dalam ekonomi makro? Inflasi bisa terjadi di suatu negara akibat utang nasional yang meningkat. Dalam hal tersebut, pemerintah memiliki dua pilihan yaitu menaikan pajak atau mencetak lebih banyak uang agar bisa melunasi hutang. Akan tetapi, seperti yang sudah dikatakan sebelumnya kalau jumlah uang beredar yang meningkat juga dapat menyebabkan kondisi inflasi.
10. Faktor Luar Negeri
Jika berbicara tentang penyebab inflasi dunia, coba pahami hal ini. Ternyata, inflasi bisa terjadi bukan hanya karena faktor internal saja tetapi juga karena adanya faktor eksternal yaitu faktor dari luar negeri.
Mari kita ambil contoh saat terjadinya kenaikan harga minyak mentah. Atau apabila komoditas impor naik, bahan makanan dan minuman juga akan naik harganya terlebih jika kenaik terjadi secara berkelanjutan.
Dampak Inflasi
Saat resesi menjadi topik perbincangan yang hangat, sebagian dari kamu mungkin juga penasaran dengan pengaruh dan dampak inflasi terhadap terjadinya resesi ekonomi. Meski bukan merupakan hal yang buruk, namun terjadinya inflasi bisa berdampak pada beberapa hal, seperti:
1. Kenaikan Harga Memberikan Keuntungan bagi Produsen
Jika melihat pada dampak sekaligus contoh inflasi, tahukah kamu kalau inflasi bisa membuat produsen mendapatkan keuntungan karena naiknya harga? Nampaknya, ini bisa kita kategorikan sebagai dampak positif bagi produsen. Sehingga mereka bisa menutupi biaya produksi. Namun, bagaimana dengan pihak konsumen? Oh iya, sebelum masuk pembahasan berikutnya, jangan lupa ya untuk mencari produk asuransi santunan tunai terbaik hanya di Qoala.
2. Daya Beli Masyarakat Menurun
Harga yang tinggi membuat produsen memperoleh keuntungan. Namun, apakah mereka benar-benar bisa mendapatkan keuntungan jika daya beli masyarakat menurut sebagai akibat inflasi? Tingginya harga membuat sebagian orang enggan membeli produk atau jasa tertentu terlebih bagi mereka yang tidak mendapatkan kenaikan gaji. Sehingga menyebabkan daya beli masyarakat menurun.
Jika hal tersebut terjadi terus menerus, bagaimana produsen bisa mendapatkan keuntungan yang diharapkan sementara mereka tidak akan mendapatkan banyak permintaan untuk memproduksi produk tertentu?
3. Memengaruhi Kemampuan Ekspor Negara
Saat terjadi inflasi yang diakibatkan oleh beberapa faktor penyebab inflasi, kemampuan ekspor suatu negara juga akan terdampak dimana akan mengalami penurunan. Hal tersebut terjadi karena biaya ekspor menjadi lebih mahal dari sebelumnya. Tidak hanya itu, daya saing ekspor juga akan mengalami penurunan. Alhasil, berpengaruh terhadap devisa negara yang semakin berkurang. Lebih lanjutnya, kondisi semacam ini juga akan berpengaruh terhadap negara mitra dagang.
4. Berdampak pada Harga Pokok
Dampak lain dari inflasi yang terjadi di suatu negara terjadi pada kalkulasi harga pokok. Mengapa demikian? Prediksi yang salah turut memberikan dampak yang buruk di kemudian hari. Sehingga proses penetapan harga pokok dan harga jual menjadi tidak akurat. Oleh karenanya, produsen atau pengusaha mengalami kesulitan. Bukan tidak mungkin akan terjadi kekacauan di bidang perekonomian.
5. Memengaruhi Nilai Properti
Dampak yang merupakan akibat dari inflasi yang terjadi juga bisa dilihat pada nilai properti. Inflasi yang terus meningkat bisa menyebabkan masyarakat kesulitan dalam membeli properti. Masyarakat yang ingin membeli properti bisa memanfaatkan kesempatan dimana kondisi inflasi masih tergolong rendah sehingga mereka bisa mendapatkan properti idaman baik itu rumah atau properti lainnya.
Cara Mengatasi Inflasi
Akibat inflasi berdampak pada beberapa hal. Namun, pada kenyataannya, inflasi merupakan kondisi alamiah sehingga tidak bisa dicegah dan dihindari. Meski demikian, suatu negara yang mengalami kondisi tersebut bisa memperlambat berjalannya inflasi semaksimal mungkin dengan cara yang tepat. Berikut adalah beberapa cara mengatasi inflasi:
1. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal merupakan langkah yang bisa pemerintah lakukan dalam mengatasi inflasi agar bisa memengaruhi penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Untuk bisa mengimplementasikannya, terdapat dua cara yang bisa dilakukan.
Pertama, pemerintah menaikkan tarif pajak baik untuk perusahaan multinasional serta nasional maupun rumah tangga. Dengan demikian, tingkat konsumsi akan menurun sehingga harga barang atau jasa diharapkan akan turun sehingga bisa mengatasi inflasi. Ternyata, cara satu ini terbukti efektif dalam mengatasi inflasi suatu negara.
Opsi kedua adalah menghemat pengeluaran pemerinta agar permintaan barang dan jasa bisa menurunkan harga.
2. Kebijakan Moneter
Terlepas dari apapun faktor penyebab inflasi di suatu negara, pemerintah harus mengambil tindakan tegas dan cepat agar kondisi tidak semakin parah. Cara mengatasi inflasi selanjutnya adalah melalui kebijakan moneter dengan tujuan menjaga kestabilan moneter.
Harapannya adalah kesejahteraan masyarakat yang meningkat agar mereka kembali memiliki semangat menabung. Bisa juga melalui kebijakan kas yaitu dengan mengurangi jumlah uang yang beredar. Caranya adalah dengan menetapkan persediaan uang yang beredar dan menetapkan persediaan uang kas pada bank-bank yang ada di suatu negara yang mengalami inflasi.
Kebijakan moneter juga bisa diterapkan dengan kebijakan operasi pasar terbuka yaitu mengurangi jumlah uang beredar dengan menjual surat-surat berharga. Oh iya, sebelum masuk pembahasan berikutnya, cari produk asuransi kesehatan terbaik hanya di Qoala ya.
3. Kebijakan Diskonto
Melalui kebijakan diskonto, cara mengatasi inflasi adalah dengan meningkatkan nilai suku bunga. Sehingga masyarakat akan lebih terdorong untuk menyimpan uang atau menabung di bank. Harapannya adalah jumlah yang beredar akan berkurang sehingga bisa menekan nilai inflasi dengan lebih baik.
4. Kebijakan Lainnya
Selain beberapa kebijakan yang disebutkan di atas, ternyata ada beberapa kebijakan lain yang dinilai efektif untuk mengatasi inflasi. Salah satunya adalah meningkatkan produksi serta menambah jumlah barang di pasar.
Cara lain yang tidak kalah penting untuk dicoba adalah melonggarkan keran impor melalui penurunan bea masuk barang impor. Bisa juga dengan mengendalikan harga yang ada namun tentunya harus realistis. Jika tidak, maka bisa berisiko terjadinya black market.
Cara Menghitung Inflasi
Inflasi bisa diketahui dengan melakukan penghitungan berdasarkan beberapa indeks, yaitu:
- Indeks harga konsumen atau IHK
- Indeks biaya hidup
- Indeks harga produsen
Untuk menghitung indeks harga konsumen, kamu bisa mencobanya menggunakan rumus berikut:
Namun, terlebih dahulu harus mengetahui Pit atau harga barang pada periode tertentu dan Qit yang merupakan bobot barang pada periode tertentu. Selain itu, ada juga beberapa istilah lain seperti Pio yaitu harga barang pada periode dasar dan Qio yang merupakan bobot barang pada periode dasar.
Apabila sudah mendapatkan nilai indeks harga konsumen, menghitung inflasi bisa dilakukan menggunakan rumus di bawah ini:
Inflasi = (IHK periode 1 – IHK periode 2 / IHK periode 2) x 100
Melalui rumus tersebut, kamu bisa mempelajari inflasi secara lebih mendalam. Dengan mengetahui nilai inflasi pada periode tertentu, kamu bisa mengetahui nilai tingkat yang lebih dari target.
Kondisi tersebut menggerakan pemerintah dan Bank Indonesia atau BI untuk segera mengambil langkah yang tepat. Tujuannya adalah agar kondisi inflasi tidak semakin memburuk.
Itu dia pengertian, faktor penyebab inflasi, dampak, serta cara mengatasinya. Sebagai warga negara yang tentunya terlibat dalam perekonomian negara baik yang bertindak sebagai produsen maupun konsumen, inflasi menjadi kondisi yang perlu diketahui. Dengan begitu, kamu bisa tahu kenapa tiba-tiba harga barang di pasaran meningkat atau lebih mahal dari sebelumnya.
Selain itu, kamu juga bisa berjaga-jaga apabila terjadi kemungkinan inflasi sangat berat yang bisa berpotensi terjadinya resesi. Seperti yang mulai dikhawatirkan akan terjadi di tahun depan. Semoga saja keadaan perekonomian negara Indonesia bisa lebih baik sehingga bisa terus melawan inflasi agar terhindar dari resesi yang dikabarkan terjadi secara global.
Informasi seputar investasi lainnya juga tersedia di Qoala blog. Kamu bisa mengaksesnya kapanpun ingin memperbarui atau menambah informasi tentang kegiatan invest yang diperlukan.