Saat ini hampir semua orang berlomba untuk memperoleh financial freedom atau kebebasan finansial untuk hidup yang lebih nyaman. Nah, jika kamu salah satunya, kamu perlu memperhatikan cash flow atau arus kas setiap bulan. Cash flow penting dipahami karena sangat berpengaruh terhadap keuangan masa kini dan masa depan. Tak hanya dalam konteks keuangan pribadi, keuangan usaha pun juga perlu memperhatikan cash flow demi keberlangsungan usaha.
Kamu juga perlu tahu bagaimana cara menghitung cash flow dalam pengelolaan keuangan agar nilainya selalu positif atau surplus. Lantas, apa itu cash flow, apa saja jenisnya dan bagaimana cara mengaturnya? Yuk, simak ulasan Qoala berikut ini!
Apa Itu Cash Flow?
Cash flow adalah kenaikan atau penurunan jumlah uang yang dimiliki oleh seseorang atau perusahaan dalam periode tertentu. Cash flow juga bisa menggambarkan jumlah uang yang dihasilkan oleh seseorang serta jumlah uang yang digunakan atau dikonsumsi oleh seseorang tersebut. Dengan kata lain, cash flow merupakan uang masuk (pemasukan/penghasilan) dan uang keluar (pengeluaran) baik dari individu, bisnis, atau institusi.
Jika jumlah pemasukan lebih besar dari pengeluaran, maka cash flow yang dihasilkan positif. Namun sebaliknya, jika pemasukan lebih kecil dari pengeluaran, maka cash flow akan bernilai negatif. Cash flow positif akan memudahkan individu untuk mengatur keuangannya serta mencapai financial freedom. Pada perusahaan, cash flow positif juga memudahkan perusahaan untuk membayar tagihan bahkan meraih keuntungan.
Oh ya, terkait dengan cash flow, lihat juga artikel terkait seperti cara menghitung cash flow investasi guna menambah pengetahuan kamu seputar cash flow.
Jenis-jenis Cash Flow
Cash flow terdiri dari beberapa jenis berdasarkan klasifikasinya. Berikut jenis-jenis cash flow berdasarkan aktivitas, aliran, serta selisih penerimaannya yang perlu kamu tahu.
Berdasarkan Aktivitas
Berdasarkan aktivitasnya, jenis cash flow meliputi cash flow operasional dan cash flow investasi. Untuk kamu yang penasaran masing-masing detail dari jenis tersebut, berikut penjelasannya.
1. Cash Flow Operasional
Jenis cash flow berdasarkan aliran yang pertama adalah cash flow operasional. Ini merupakan arus uang masuk dan keluar individu maupun perusahaan berdasarkan pada aktivitas operasional sehari-hari. Jadi bagi individu misalnya, cash flow operasional meliputi penghasilan atau pemasukan harian/bulanan serta pengeluaran sehari-hari seperti makan, transport, bayar listrik, dan sejenisnya yang sudah menjadi standar operasional.
2. Cash Flow Investasi
Selanjutnya ada cash flow investasi yang merupakan aliran uang masuk dan keluar yang terjadi melalui aktivitas investasi. Contoh dari cash flow jenis ini antara lain pembelian aset, pembelian reksadana atau saham dan lainnya. Bagi perusahaan, cash flow investasi bisa berupa aktivitas merger, pengembangan usaha dan lainnya yang tergolong investasi bagi perusahaan.
Berdasarkan Aliran
Selanjutnya berdasarkan alirannya, cash flow dibagi menjadi 2 jenis yaitu pemasukan dan pengeluaran. Berikut penjelasannya.
1. Pemasukan
Pemasukan merupakan seluruh uang yang masuk pada individu atau perusahaan yang terdiri dari penghasilan aktif, penghasilan pasif, serta penghasilan investasi. Penghasilan aktif merupakan seluruh pendapatan yang diterima seseorang seperti gaji, komisi, bonus, dan lainnya. Pada perusahaan, contoh penghasilan aktif adalah penjualan produk atau jasa tertentu.
Selanjutnya penghasilan investasi didapatkan dari keuntungan investasi seperti penjualan saham, penjualan reksa dana, penjualan aset dan lainnya. Sedangkan penghasilan pasif merupakan penghasilan yang didapatkan dari aset yang dimiliki seperti return saham, return reksa dana, return investasi emas, dan lainnya. Tak hanya itu, penghasilan pasif juga bisa berupa royalti dari penjualan buku, lagu, dan sejenisnya.
2. Pengeluaran
Pengeluaran merupakan seluruh uang yang keluar dari individu maupun perusahaan dalam periode tertentu. Jenis pengeluaran meliputi pengeluaran tetap, pengeluaran tambahan, pengeluaran tak terduga, serta tabungan dan investasi. Pengeluaran tetap merupakan pengeluaran wajib yang tidak dapat dihindari seperti membayar cicilan, pajak, asuransi, serta biaya pendidikan. Membayar listrik, biaya makan, serta transportasi juga termasuk pengeluaran tetap yang tidak bisa dihindari untuk menjalankan aktivitas harian, namun pengeluaran ini bisa dihemat untuk mengurangi jumlah pengeluaran.
Sedangkan pengeluaran tambahan merupakan pengeluaran yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif seperti jajan, ngopi, serta membeli barang yang diinginkan. Pengeluaran tambahan bisa ditahan, namun jika terlalu impulsif, maka pengeluaran ini tidak dapat dikendalikan. Selanjutnya tabungan dan investasi merupakan jenis pengeluaran yang digunakan untuk kebutuhan masa depan. Untuk bisa menabung dan investasi, sebaiknya kamu membuat perencanaan keuangan yang matang.
Berdasarkan Selisih Penerimaan
Selanjutnya berdasarkan selisih penerimaannya, cash flow terdiri dari cash flow positif dan cash flow negatif. Berikut penjelasannya.
1. Cash Flow Positif
Cash flow dikatakan positif jika jumlah pengeluaran tidak lebih besar dari jumlah pemasukan. Jadi jika jumlah pemasukan kamu setiap bulan tidak lebih besar dari pengeluaran, maka cash flow keuangan kamu positif. Cash flow positif dalam dunia bisnis terjadi ketika jumlah kas yang dikeluarkan dari aktivitas bisnis tidak melebihi jumlah kas yang dihasilkan dalam operasional bisnis. Artinya, perusahaan mendapatkan keuntungan dari aktivitas bisnis tersebut.
2. Cash Flow Negatif
Sebaliknya, secara umum, cash flow negatif terjadi ketika jumlah pengeluaran lebih besar dari jumlah pemasukan. Dalam bisnis, cash flow negatif terjadi ketika jumlah uang yang dikeluarkan oleh perusahaan melebihi jumlah pemasukan. Perusahaan tidak mendapatkan keuntungan atau bahkan merugi jika cash flow yang dihasilkan negatif.
Oh ya, terkait dengan cash flow, lihat juga artikel terkait seperti proyeksi arus kas guna menambah pengetahuan kamu seputar cash flow.
Rumus dan Cara Menghitung Cash Flow
Nah, untuk mengetahui berapa cash flow yang kamu miliki, apakah positif atau negatif, kamu perlu mengetahui rumus atau cara menghitung cash flow. Perhitungan ini sangat penting untuk mengetahui bagaimana kondisi keuangan pribadi atau perusahaan dalam sebuah periode.
Berikut merupakan rumus dan cara menghitung cash flow:
Penghasilan/Laba bersih +/- Aktivitas Investasi +/- Aktivitas Operasional + Saldo Kas Awal = Jumlah Saldo Kas Akhir
Dari rumus di atas, akan diketahui status dari cash flow tersebut, apakah positif atau negatif. Jika jumlah uang yang masuk lebih besar daripada uang keluar, maka terdapat surplus atau keuntungan, artinya cash flow bernilai positif. Namun jika sebaliknya, cash flow bernilai negatif yang artinya individu atau perusahaan perlu memperbaiki perencanaan keuangan agar cash flow kembali bernilai positif.
Tips Mengatur Cash Flow
Untuk mendapatkan kondisi finansial yang stabil, terlebih jika ingin mencapai financial freedom, tentu diperlukan manajemen keuangan yang baik. Salah satunya adalah dengan menjaga cash flow agar tetap bernilai positif. Berikut merupakan beberapa cara yang bisa kamu coba lakukan untuk mengatur cash flow agar nilainya positif.
1. Rutin Membuat Anggaran
Cara menjaga cash flow yang pertama adalah dengan membuat anggaran setiap bulannya. Sebelum masuk bulan baru, pastikan kamu sudah punya anggaran rigid yang baku untuk dipergunakan dalam satu bulan ke depan. Hitung berapa jumlah uang yang kamu butuhkan untuk hidup dalam satu bulan, termasuk kebutuhan pokok dan kebutuhan tambahan. Pastikan kamu tidak mengeluarkan uang lebih dari yang sudah kamu anggarkan agar cash flow tetap terjaga. Dengan memiliki anggaran yang pasti, kamu tidak akan sembarangan dalam menggunakan uang yang kamu punya.
2. Mencatat Uang Masuk dan Keluar
Selain membuat anggaran atau budget bulanan, kamu juga perlu mencatat setiap uang yang masuk dan keluar. Dalam hal ini kamu perlu membuat laporan keuangan yang rapi setiap bulan. Dengan catatan ini, kamu akan tahu kemana uang yang masuk dan keluar setiap periodenya sehingga tidak lagi bingung kemana larinya uang setiap bulan. Dari catatan tersebut juga akan terlihat berapa sisa saldo yang kamu miliki, apakah nilainya positif atau negatif.
3. Kurangi Pengeluaran
Jika cash flow negatif, kamu perlu mengurangi pengeluaran yang tidak perlu. Atur ulang budget yang sudah kamu buat, lalu coret semua pengeluaran yang dirasa tidak urgent seperti jajan kopi di kafe atau beli perintilan cantik di mall. Sebagai gantinya, kamu bisa membuat kopi sendiri dan menikmatinya di teras rumah. Uang yang digunakan untuk nongkrong di kafe bisa dialihkan untuk kebutuhan lainnya yang lebih penting. Selain itu, kamu juga perlu evaluasi ulang semua membership yang kamu miliki, agar budgernya bisa dipakai untuk hal lain yang lebih produktif.
4. Tambah Penghasilan
Selain mengurangi pengeluaran, kamu juga perlu menambah penghasilan untuk mendapatkan cash flow yang baik. Saat ini ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menambah uang bulanan, seperti berjualan online, kerja freelance, atau lainnya. Penghasilan tambahan tersebut bisa digunakan untuk memperbaiki cash flow agar tetap bernilai positif.
5. Hindari Impulsif
Kamu juga perlu menghindari sikap impulsif atas uang yang kamu punya. Pastikan kamu tahu dan bisa membedakan maka kebutuhan dan mana keinginan. Sebelum memenuhi keinginan, pastikan seluruh kebutuhan telah terpenuhi. Jangan sampai mengesampingkan membayar tagihan atau asuransi untuk membeli baju baru baru misalnya, karena hal ini dapat mengacaukan keuangan bulanan kamu. Sisihkan uang untuk mencukupi kebutuhan hingga akhir bulan supaya cash flow tetap terjaga.
Nah, itulah beberapa hal mengenai cash flow dalam pengelolaan keuangan yang perlu kamu ketahui. Dengan memiliki cash flow yang baik, kamu bisa mengelola uang dengan lebih baik lagi dan tentunya mencapai financial freedom akan lebih mudah. Untuk tahu ulasan menarik lainnya tentang keuangan dan manajemennya, yuk kunjungi Qoala Blog!