Sangat disayangkan tak banyak orang mempelajari cara membuat buku keuangan pribadi, meskipun pengetahuan tersebut cukup penting untuk diketahui. Mereka beranggapan pencatatan keluar masuk uang hanya dilakukan oleh pengusaha. Nah, apakah kamu salah satu yang melewatkan untuk mempelajari hal tersebut dan tidak terbiasa membuat buku keuangan pribadi harian?
Jika iya, maka kamu melewatkan sesuatu yang penting karena meski kamu bukan pengusaha, melakukan pencatatan dalam buku keuangan secara berkala dan rutin tetap penting untuk kamu lakukan. Kebiasaan tersebut akan membantumu untuk bisa mengelola keuangan dengan lebih baik. Kamu bisa bisa melakukan pencatatan secara manual atau memanfaatkan bantuan berbagai software keuangan yang tersedia.
Jika pada dasarnya kamu belum terbiasa, mungkin kamu belum mengetahui apa saja yang bisa kamu tulis di buku keuangan pribadi. Di dalam buku yang ditujukkan untuk menyediakan laporan keuangan pribadi tentu saja harus memuat informasi tentang jumlah dan sumber-sumber pendapatan, bagaimana aliran pemasukan, aliran pengeluaran, pos pembelanjaan rutin, alokasi kebutuhan di masa depan, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan dana personal.
Hal pertama yang akan kamu rasakan setelah konsisten membuat laporan keuangan pribadi adalah kamu dapat melakukan evaluasi keuangan berkala baik secara bulanan atau tahunan. Berangkat dari hasil evaluasi tersebut kamu punya gambaran yang lebih jelas bagaimana keuanganmu berjalan dalam periode tertentu.
Mengingat manfaat tersebut, maka kamu perlu menyimak cara membuat buku keuangan pribadi ala Qoala berikut ini. Yuk, simak!
Tipe Neraca Keuangan Pribadi
Pada dasarnya ada dua tipe atau jenis contoh format laporan keuangan bulanan excel. Berikut adalah dua tipe neraca keuangan pribadi tersebut:
1. Laporan arus kas pribadi (personal cash flow statement)
Laporan arus kas pribadi merupakan laporan keuangan yang berisikan tentang informasi arus kas (cash flow) masuk dan keluar. Dengan kata lain, bisa dibilang tipe laporan satu ini menunjukkan pemasukan dan pengeluaran pribadimu pada periode waktu tertentu. Ada 3 jenis cash flow yang harus kamu tulis, yaitu:
Cash Flow Masuk
Cash flow masuk adalah bagian yang terdiri dari apa pun yang menghasilkan uang untukmu. Kamu bisa menuliskan gaji bulanan, upah, pendapatan tambahan, bunga rekening tabungan, deposito, dividen investasi, hasil pemasaran aset personal (kendaraan, kios, rumah dan lainnya) dan sumber lainnya yang menjadi pendapatan.
Cash Flow Keluar
Cash flow keluar adalah kebalikan dari cash flow masuk, bagian ini berisi apapun yang membuatmu mengeluarkan uang. Kamu bisa menuliskan besaran sewa rumah, biaya makan, uang belanja bulanan, tagihan listrik, tagihan air, ongkos transportasi dan pengeluaran-pengeluaran lainnya. Fungsi catatan anggaran ini adalah memberitahumu ke mana saja uang milikmu digunakan.
Cash Flow Bersih
Net cash flow alias arus kas bersih adalah selisih antara arus kas keluar dan arus kas masuk. Tujuan dari adanya laporan keuangan pribadi jenis ini adalah membantumu untuk mengetahui arus kas bersih ini. Jika kamu melihat arus kas bersih dalam kondisi positif maka pemasukan kamu lebih tinggi dibandingkan pengeluaran, sehingga kamu memiliki sisa uang pada periode tersebut. Sebaliknya, jika negatif artinya kamu memiliki pengeluaran yang lebih besar dibandingkan pemasukannya.
Pengetahuan tentang arus kas bersih ini bisa kamu jadikan bahan yang bagus untuk mengidentifikasi keadaan finansialmu sendiri atau proyeksi arus kas sendiri. Berangkat dari sana kamu bisa menentukan apa yang harus dilakukan untuk dapat mengelola keuangan dengan lebih tepat sehingga kondisi finansialmu tetap dalam keadaan positif.
2. Laporan neraca keuangan pribadi (personal balance sheet)
Tipe atau jenis Laporan keuangan pribadi satu ini dapat memberikan gambaran jumlah kekayaanmu pada periode waktu tertentu secara keseluruhan. Secara umum, ada beberapa poin penting yang biasa ditulis pada laporan neraca pribadi, yaitu:
Aset
Aset adalah segala sumber daya bernilai yang kamu miliki dan bisa dikonversi menjadi uang. Ada beberapa jenis aset yang biasanya dimiliki seseorang, diantaranya:
1. Kas
Kas adalah jumlah uang tunai yang kamu miliki, baik yang sedang kamu pegang di tangan, di simpan di dompet, di rekening tabungan, rekening giro, dan tempat lainnya.
2. Aset berwujud (tangible assets)
Aset yang wujud ril-nya kasat mata, seperti rumah, mobil, motor, perhiasan, aksesoris dan lain sebagainya.
3. Aset tak berwujud (intangible assets)
Kebalikan dari tangible assets, Aset non fisik ini wujudnya tak kasat mata, contohnya seperti saham, royalti, atau obligasi.
4. Aset cair (liquid assets).
Liquid assets adalah segala jenis asset bai berupa uang tunai atau benda yang bisa dikonversi menjadi yang dengan cepat tanpa adanya penurunan nilai. Contohnya seperti saham dan obligasi.
5. Aset pendapatan tetap (fixed-income assets)
Uang yang dipinjamkan sebagai investasi untuk meraih bunga. Contoh dari asset jenis ini adalah sertifikat deposito atau surat berharga.
6. Aset ekuitas (equity asset)
Aset berupa kepemilikan di suatu perusahaan, seperti saham, reksadana atau rekening pensiun.
Liabilities
Liabilities dapat didefinisikan sebagai segala kewajiban hutang yang harus dibayarkan sesuai periode bayarnya. Contoh dari liabilitas diantaranya adalah cicilan mobil, cicilan KPR rumah, saldo kartu kredit, dan bentuk pinjaman lainnya.
Net Worth (Kekayaan bersih)
Net worth atau kekayaan bersih adalah berapa nilai kekayaan yang dimiliki seseorang dari semua aset dikurangi dengan total nilai kewajiban hutangnya.
Tujuan Membuat Buku Keuangan Pribadi
Mungkin kurang banyaknya masyarakat yang mengetahui cara membuat buku keuangan pribadi disebabkan oleh minimnya pengetahuan tentang manfaat yang bisa didapatkan. Nah, jika dirangkum beberapa manfaat yang bisa dijadikan tujuan membuat buku keuangan pribadi adalah sebagai berikut ini:
1. Membantu dalam Mengatur Pengeluaran
Coba kamu perhatikan, biasanya orang-orang yang tidak mencatat keuangan mereka cenderung lebih konsumtif dalam melakukan pembelanjaan. Beberapa orang tidak sadar dengan pengeluarannya yang membengkak sebelum mereka merasakan dampaknya. Misalkan masih di pertengahan bulan, mereka mengeluhkan uang gaji yang sudah menipis.
Hal tersebut salah satunya disebabkan karena mereka tidak mencatat pengeluaran dan pemasukan pribadi. Alhasil mereka tidak sadar bahwa belanja yang dilakukan sudah membebani keuangan bulanan personal. Kondisi ini bisa diminimalisir dengan cara membuat buku keuangan pribadi.
Keberadaan laporan keuangan ini akan membantumu dalam memutuskan prioritas pengeluaran mana yang penting dan mana yang harus dikurangi atau ditunda. Langkah ini akan membuatmu lebih dekat untuk meraih tujuan finansial yang kamu inginkan.
2. Mengalokasikan Dana Darurat dan Investasi
Investasi dan dana darurat adalah dua pos yang cukup penting jika kamu ingin mencapai kemandirian finansial. Sebisa mungkin kamu harus mengalokasikan sejumlah dana untuk mengisi kedua pos tersebut. Nah tak hanya untuk mengatur pengeluaran, kondisi keuangan yang tercatat juga sangat membantu dalam menentukan rencana investasi dan juga pengalokasian dana darurat.
Rencana investasi bisa menjadi lebih tepat ketika kamu tahu bagaimana kondisi keuanganmu dengan baik. Dimana pemahaman mengenai kondisi keuangan pribadi sangat mudah dilakukan dengan menganalisa apa yang kamu catat di buku keuangan pribadi milikmu.
Lewat data yang kamu dapat di buku tersebut kamu bisa mengetahui berapa besaran dana yang bisa kamu investasikan. Kamu bisa mengatur dana investasi tidak membebani pengeluaran rutin yang sifatnya premier. Pun dengan dana darurat, kamu punya gambaran jelas berapa dana darurat yang bisa kamu sisihkan secara rutin.
3. Mengamankan Tujuan Finansial
Tujuan membuat buku keuangan pribadi selanjutnya adalah untuk mengamankan keuanganmu. Ketika kamu bisa merencanakan pemasukan dan pengeluaran dengan baik dan efisien, maka kamu dapat mengantisipasi munculnya risiko kekurangan dana jika misalnya terjadi hal darurat. Alhasil kamu pun bisa meminimalisasi dampak yang bisa ditimbulkan bagi keuanganmu di kemudian hari.
Cara Membuat Buku Keuangan Pribadi
Bagaimana, apakah kamu sudah mulai memahami pentingnya mempelajari cara membuat buku keuangan pribadi? Jika iya, maka kamu bisa mulai membuatnya sekarang. Terus lanjutkan dan rutin mencatat, hingga kamu punya gambaran jelas bagaimana kondisi keuanganmu dan memiliki referensi matang dalam melakukan pengelolaan finansial secara mandiri.
Mari kita masuk ke menu utama dari artikel kali ini yaitu pembahasan mengenai cara membuat buku keuangan pribadi. Kamu bisa mulai membuatnya dengan mengikuti beberapa tahapan cara berikut ini:
1. Membuat Spreadsheet untuk Pencatatan
Cara membuat buku keuangan pribadi pertama adalah memanfaatkan spreadsheet untuk mencatat. Kamu bisa membuat spreadsheet dan mengisinya dengan beberapa poin dalam keuangan, seperti aset, liabilitas, dan tentunya cash flow. Kamu juga dapat menambahkan sisi khusus yang digunakan untuk menghitung net worth (kekayaan bersih).
Sebelum naik ke spreadsheet, kamu bisa menggunakan aplikasi notes yang ada di HP-mu untuk mencatat pengeluaran-pengeluaran sehari-hari, agar setiap pengeluaran tidak terlewatkan. Setelah itu, kamu bisa memindahkan catatan yang ada di notes ke spreadsheet agar lebih rapi.
2. Mencatat Semua Daftar Aset dan Nilainya
Selanjutnya, kamu bisa mulai membuat kolom yang diisi oleh daftar aset serta nilainya yang kamu miliki. Silahkan kamu runut apa saja aset yang kamu miliki dan takar nilai rupiahnya lalu bubuhkan di spreadsheet yang sudah kamu buat sebelumnya.
Salah satu contoh aset yang bisa kamu tulis adalah nilai kas yang kamu miliki baik di kantong, rekening bank atau tempat lainnya. Selain itu rumah dan kendaraan juga terhitung sebagai asset dan perlu kamu tuliskan. Lalu tulis juga aset ekuitas jika kamu memilikinya, seperti saham, reksadana dan lainnya. Pastikan tidak ada yang terlewatkan.
3. Mencatat Daftar Liabilitas
Selain aset kamu juga perlu menuliskan daftar Liabilitas-mu. Seperti dibahas sebelumnya, liabilitas adalah segala kewajiban yang perlu dibayarkan olehmu yang bersifat periodik. Cara membuat buku keuangan pribadi selanjutnya adalah menuliskan daftar liabilitas-mu pada kolom tertentu di spreadsheet.
Jangan lupa untuk mencatat semua kewajiban utang yang kamu miliki. Kamu harus memasukkan semuanya, mulai dari tagihan listrik, tagihan air, cicilan KPR, cicilan kendaraan, tagihan kartu kredit dan lain sebagainya. Selain itu, kamu juga bisa memasukkan pengeluaran rutin seperti biaya service mobil, hutang pay later setelah belanja online dan lainnya.
4. Menghitung Keseluruhan Net Worth
Tahap selanjutnya dalam cara membuat buku keuangan pribadi adalah menemukan net worth alias kekayaan bersih secara keseluruhan. Ketika kamu sudah memiliki daftar aset serta liabilitas beserta nilainya, kamu bisa mengkalkulasikan berapa total asset serta liabilitas tersebut.
Kemudian cari selisih antara keduanya, seperti yang dibahas tadi bahwa net worth adalah selisih antara aset dan liabilitas. Misalkan kamu memiliki total aset senilai Rp100 juta dan total liabilitas sebesar Rp10 juta, maka nilai kekayaan bersihmu adalah Rp 90 juta.
5. Membuat Laporan Cash Flow
Cara membuat buku laporan keuangan sederhana terakhir adalah membuat laporan cash flow. Seperti dibahas tadi pada tipe neraca keuangan pribadi di atas, ada dua jenis laporan yang bisa kamu tulis selain yang digunakan untuk mencari net worth, kamu juga perlu membuat laporan cash flow ini.
Buatlah laporan cash flow terpisah dari laporan net worth tadi. Pada laporan cash flow silahkan catat semua saluran arus kas bulanan yang terjadi, catat setiap sumber daya yang menjadi pemasukan dan juga pos-pos pengeluaran secara rutin dan berkala.
Jumlahkan seluruh pendapatan, baik yang kamu dapat dari gaji bulanan, investasi, pendapatan tambahan, hasil wirausaha dan lain sebagainya.Catat dan cari total semua pengeluaran bulanan yang kamu lakukan, mulai dari pengeluaran yang bersifat periodik, seperti bayar tagihan listrik, tagihan air, belanja bulanan, cicilan rumah atau pengeluaran yang sifatnya sesekali seperti jajan, beli barang hobi dan lain sebagainya.
Setelah kamu disiplin mencatat semua arus kas masuk dan arus kas keluar, kamu bisa menemukan arus kas bersih dengan mencari selisih dari keduanya. Arus kas bersih ini merupakan acuan yang sangat membantumu untuk menentukan langkah pengelolaan keuangan.
Jika arus kas bersih positif, maka hal tersebut baik karena pendapatan lebih besar dari pengeluaran. Sementara itu jika sebaliknya, yaitu arus kas bersih negatif, maka artinya pengeluaranmu lebih besar dari total pendapatan.
Ketika arus kas negatif kamu bisa mengecek lewat buku laporan cash flow untuk mencari pengeluaran yang tidak terlalu penting. Kemudian kamu atur ulang prioritas pengeluaranmu dan menunda atau mengurangi beberapa pengeluaran yang sifatnya tidak terlalu penting. Atau, kondisi negatif tersebut merupakan sinyal bahwa kamu harus mulai menambah sumber daya penghasilan agar arus kas masuk jadi lebih besar.
Analisis tersebut bisa kamu lakukan karena semuanya tercatat dalam buku laporan keuangan pribadi. Selain itu, kamu juga memasukkan rencana masa depan dengan menetapkan berapa persen uang yang akan kamu alokasikan untuk tabungan, dana darurat dan investasi.
Setelah membaca ulasan Qoala diatas, kamu pasti bisa menangkap betapa pentingnya memiliki catatan yang berisi kondisi finansial dirimu sendiri. Seperti dibahas tadi, pencatatan membuatmu bisa menganalisis kondisi keuangan dengan lebih tepat serta memikirkan cara pengelolaan uang dengan jauh lebih efisien.
Selain menggunakan spreadsheet dan menghitung segalanya sendiri, kamu juga bisa memanfaatkan aplikasi-aplikasi buku keuangan pribadi yang sudah banyak tersedia secara digital saat ini. Namun tetap saja, meskipun menggunakan aplikasi kamu harus tahu dasar-dasar serta tujuan pembuatan buku keuangan pribadi terlebih dahulu agar kamu bisa memanfaatkan aplikasi tersebut dengan maksimal.
Nah, itulah cara membuat buku keuangan pribadi yang bisa kamu jajal untuk tahu kondisi finansialmu. Yuk, mulai mencatat keuangan dari sekarang dan lakukan dengan konsisten agar manfaatnya bisa kamu rasakan. Selamat mencoba!