Resesi, resesi, resesi! Istilah yang saat ini semakin sering didengar karena selalu menjadi topik perbincangan terutama di media sosial. Lalu, bagaimana harus menyikapi hal tersebut? Apakah resesi benar-benar akan terjadi dan menyerang negara Indonesia tercinta? Sebelum berbicara terlalu jauh tentang kemungkinan terjadinya risiko resesi, sudah tahu apa itu resesi?
Melalui informasi yang Qoala rangkum di artikel satu ini, kamu bisa mulai mempelajari apa itu resesi, ciri, penyebab, dampak, serta cara mengatasinya. Jadi, jangan panik dulu setelah mendapatkan berita yang begitu heboh tentang resesi.
Apa Itu Resesi Ekonomi?
Belakangan ini, semakin banyak orang yang membahas resesi. Akan tetapi, apakah kamu benar benar tahu apa itu resesi? Resesi merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan perputaran ekonomi suatu negara yang menjadi lambat atau bahkan buruk. Keadaan tersebut bisa berlangsung dalam waktu lama. Penyebabnya adalah pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB yang menurun dalam dua kuartal serta berlangsung terus menerus.
Produk domestik bruto (PDB) merupakan aktivitas ekonomi suatu negara selama satu periode. Apabila negara mengalami penurunan aktivitas ekonomi secara berkelanjutan dalam dua periode, negara tersebut dikatakan resesi. Ini bisa menjadi jawaban atas pertanyaan apa itu resesi negara yang muncul di benak kamu dan orang-orang terdekat.
Menurut National Bureau of Economic Research (NBER) yang berlokasi di Amerika Serikat, resesi adalah kondisi dimana negara mengalami penurunan aktivitas ekonomi yang terjadi secara signifikan dalam jangka waktu beberapa bulan dilihat dari beberapa hal. Diantaranya adalah PDB riil, tingkat pengangguran, produksi industri, penghasilan, dan penjualan grosir-ritel.
Bisa disimpulkan kalau melemah atau menurunnya kondisi perekonomian belum tentu bisa dikatakan resesi apabila hal tersebut hanya terjadi dalam jangka waktu yang sebentar saja. Jadi, jika kelusuhan atau kemunduran perekonomian terjadi lebih dari kuartal atau mencapai hingga satu tahun, keadaan tersebut baru bisa dikatakan resesi.
Ciri-ciri Resesi Ekonomi
Untuk memastikan apakah perekonomian suatu negara sampai mencapai titik resesi atau tidak, ada beberapa ciri yang bisa dikenali, seperti:
1. Turunnya Inflasi
Setelah mengetahui apa itu resesi ekonomi namun masih belum bisa memahami terlalu dalam tentang keadaan tersebut, coba amati beberapa ciri resesi. Tentunya ciri-ciri tersebut tidak bisa sembarang kamu simpulkan melainkan dari data dan sumber yang dapat dipercaya.
Salah satu ciri terjadinya resesi ekonomi adalah inflasi yang menurun. Hal tersebut menandakan bahwa daya beli masyarakat mengalami penurunan atau kelesuan karena berkurangnya atau bahkan hilangnya sumber penghasilan. Alhasi, pasar kehilangan pangsanya dan masyarakat hanya mampu memenuhi kebutuhan penting saja.
2. Turunnya Suku Bunga
Turunnya suku bunga bisa menjadi ciri lain dari terjadinya resesi di suatu negara. Suku bunga tersebut bisa termasuk suku bunga simpanan dan pinjaman tergantung dari suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI. Bank Indonesia merupakan bank sentral yang dapat menurunkan suku bunga acuan guna menjaga penyaluran kredit tetap terjaga. Hal tersebut juga berarti terjadi penurunan suku bunga simpanan maupun suku bunga pinjaman.
3. Terjadi Pengurangan Upah Riil
Apabila terjadi pengurangan atau kehilangan penghasilan, daya beli konsumen akan menurun. Hal tersebut tentunya akan berdampak pada penurunan daya jual yang juga memberikan dampak buruk bagi pemasukan produsen.
Jika terjadi dalam waktu lama, bukan tidak mungkin perusahaan atau pemilik usaha akan melakukan efisiensi sehingga membuat kebijakan pengurangan upah dan pemutusan hubungan kerja. Tujuannya adalah agar bisnis yang mereka jalankan tetap bisa bertahan dengan mengurangi biaya atau pengeluaran akibat berkurangnya pemasukan.
4. Jumlah Pengangguran Semakin Meningkat
Secara umum, jika terjadi pemutusan hubungan kerja atau PHK, artinya akan semakin banyak orang yang kehilangan pekerjaan. Dengan kata lain, jumlah pengangguran semakin meningkat. Padahal, pekerja merupakan orang yang sangat berjasa dalam sektor perekonomian negara.
Tingginya tingkat pengangguran juga bisa memicu meningkatnya tindakan kriminal karena semakin banyak orang yang tidak bisa memenuhi kebutuhan.
Penyebab Terjadinya Resesi Ekonomi
Agar bisa semakin memahami resesi dan kapan sebuah negara dinyatakan resesi, kamu juga harus tahu apa saja penyebab resesi sehingga membawa negara dalam kondisi perekonomian yang sangat tidak diharapkan.
Berikut adalah beberapa faktor penyebab terjadinya resesi ekonomi yang saat ini semakin santer di telinga sehingga menimbulkan ketakutan dan kekhawatiran banyak orang:
1. Inflasi
Harga yang meningkatkan secara terus menerus bisa mengakibatkan inflasi. Meski demikian, inflasi sebenarnya bukan hal yang buruk dan terjadi secara alamiah. Namun, jika terjadinya berlebihan, tentunya kondisi tersebut masuk kategori berbahaya karena bisa berdampak pada resesi. Inilah yang membuat perbedaan resesi dan inflasi yang harus digarisbawahi. Inflasi tidak selalu berarti resesi namun bisa mengakibatkan resesi apabila terjadi secara terus menerus.
Terjadinya inflasi tentunya akan membawa dampak negatif pada daya beli masyarakat yang semakin melemah. Selain itu, bisa juga mengakibatkan penurunan produksi barang maupun jasa. Apabila berlangsung dalam waktu lama, bisa mengakibatkan angka pengangguran yang semakin tinggi karena adanya PHK massal. Pada akhirnya, terjadi kemiskinan dan resesi.
Guna mengendalikan inflasi, bank centra Amerika Serikat menaikkan suku bunga. Mengapa demikian? Suku bunga yang lebih tinggi bisa menekan aktivitas ekonomi. Namun, di sisi lain, kenaikan suku bunga meningkatkan risiko terjadinya resesi. Sungguh, keadaan yang tidak diharapkan untuk alasan apapun, bukan?
2. Deflasi yang Berlebihan
Seperti inflasi, deflasi juga bisa berdampak buruk pada perekonomian. Bukan tidak mungkin, kondisi tersebut pada akhirnya menjadi salah satu pemicu terjadinya resesi.
Apa sih sebenarnya deflasi itu? Deflasi merupakan kondisi dimana harga barang dan jasa yang turun dari waktu ke waktu. Hingga pada akhirnya berdampak pada penurunan upah pekerja. Penundaan pembelian barang atau jasa hingga harga terendah juga turut menandai terjadinya deflasi. Bagi pengusaha, hal tersebut menjadi risiko yang mengancam keberlangsungan usaha yang dijalani.
Meskipun ada kemungkinan daya beli konsumen naik, tetapi pengusaha harus benar-benar menekan biaya produksi. Akhirnya, mereka mengalami kerugian. Kondisi ekonomi akan semakin buruk atau bahkan rusak apabila konsumen berhenti membelanjakan uang atau berhenti melakukan aktivitas ekonomi lainnya.
3. Gelembung Aset
Penyebab resesi lainnya adalah gelembung aset. Dimana banyak investor yang panik sehingga memutuskan untuk menjual saham yang juga turut memicu terjadinya resesi. Keadaan tersebut juga dikenal sebagai kegembiraan irasional yang kemudian menggembungkan pasar saham dan properti. Sehingga gelembung tersebut pecah dan terjadi panic selling yang menghancurkan pasar. Dan semua berujung pada satu kondisi ekonomi yaitu resesi.
Saat para investor mengambil keputusan secara emosi, mereka akan membeli banyak saham ketika ekonomi dalam keadaan baik. Dan sebaliknya, para pemegang saham ini menjual sahamnya apabila kondisi ekonomi sedang berantakan.
4. Terjadi Guncangan Ekonomi yang Mendadak
Pemicu lain dari resesi adalah terjadinya guncangan ekonomi secara mendadak. Bagaimana bisa? Salah satu tandai dari guncangan ekonomi adalah daya beli yang menurun akibat dari kesulitan finansial. Bisa juga dikarenakan oleh masalah serius lain seperti hutang yang semakin menumpuk.
Hutang tersebut akan membuat bunga membengkak hingga pada akhirnya berujung pada gagal bayar dimana peminjam atau debitur tidak mampu melunasi hutang mereka.
5. Perkembangan Teknologi
Penyebab terjadinya resesi suatu negara tidak hanya disebabkan oleh aktivitas ekonomi saja. Nyatanya, perkembangan teknologi juga semakin menambah daftar panjang penyebab resesi. Mengapa demikian?
Perkembangan teknologi tidak hanya memberikan dampak positif tetapi juga hadir dengan dampak negatif. Baik cepat atau lambat, manusia bisa merasakan hal tersebut. Teknologi mampu menghasilkan produk yang dapat menghilangkan lapangan pekerjaan seiring dengan pekerjaan yang dapat digantikan oleh berbagai produk teknologi seperti robot dan artificial intelligence (AI).
Lapangan pekerjaan yang berkurang tentunya akan mengakibatkan jumlah pengangguran bertambah. Bukankah hal tersebut bisa mendorong terjadinya resesi?
6. Produksi dan Konsumsi yang Tidak Seimbang
Daya beli rendah artinya tingkat konsumsi juga rendah. Hal tersebut bisa menjadi musibah bagi para produsen karena akan terjadi ketidakseimbangan antara produksi dan konsumsi. Agar bisa terus bertahan dan memenuhi kebutuhan pasar, produsen terus memproduksi barang dan jasa. Sementara, daya beli di pasar menurun. Hal tersebut akan mendorong terjadinya impor secara besar-besaran sehingga pengeluaran perusahaan akan membengkak. Juga sejalan dengan laba perusahaan dalam negeri yang menipis.
7. Pertumbuhan Ekonomi Menurun dalam Dua Kuartal Berturut-turut
Resesi merupakan kondisi yang bisa terjadi dengan indikasi penurunan pertumbuhan ekonomi yang terjadi secara terus menerus dalam dua kuartal karena melemahnya produk domestik bruto atau PDB sebuah negara.
8. Nilai Impor Lebih Besar dari Nilai Ekspor
Jika ingin mengetahui hal apa saja yang menjadi penyebab resesi, maka bisa dilihat dari nilai impor yang lebih besar dari nilai ekspor. Kondisi tersebut akan berdampak pada anggaran negara menjadi defisit sehingga pendapatan nasional menjadi turun.
9. Tingkat Pengangguran yang Tinggi
Kondisi ekonomi yang tidak menentu dan cenderung buruk akibat melemahnya daya beli konsumen dapat berakibat pada meningkatkannya jumlah pengangguran. Dan ternyata, keadaan tersebut dapat membawa suatu negara ke jurang resesi. Bagaimanapun juga, tenaga kerja berperan penting dalam perekonomian negara agar terus berputar.
Dampak Resesi Ekonomi
Mengapa resesi begitu mengkhawatirkan? Apa saja dampak resesi? Bagi kondisi perekonomian, resesi sudah pasti tidak menguntungkan. Apabila resesi benar terjadi, bisnis besar maupun bisnis kecil akan terkena dampaknya.
Keadaan kian parah dengan kondisi kredit yang semakin ketat. Permintaan atau pengajuan permohonan kredit menurut atau terjadi lebih lambat dari biasanya. Alhasil, menciptakan ketidakpastian, kekhawatiran, dan ketakutan massal.
Apa saja dampak apabila Indonesia resesi? Berikut ulasannya
1. Dampak bagi Pemerintah
Dampak resesi 2022 yang paling terasa adalah meningkatnya jumlah pengangguran. Akibatnya, pemerintah dituntut agar bisa menemukan solusi guna mengakhiri kondisi resesi agar lapangan pekerjaan kembali terbuka. Dengan begitu, bisa terjadi penyerapan tenaga kerja sehingga mereka yang tadinya kehilangan pekerjaan bisa kembali mendapatkan pekerjaan sebagai sumber penghasilan.
Tidak hanya itu, pinjaman pemerintah juga akan melonjak karena setiap pemerintah negara memerlukan dana agar bisa membiayai kebutuhan yang berhubungan dengan upaya membangun masing-masing negara.
Pendapatan negara yang bersumber dari pajak maupun non-pajak akan rendah. Dengan penghasilan yang rendah yang didapatkan oleh para pekerja saat terjadi resesi, pendapatan pajak penghasilan juga rendah. Belum lagi harga properti yang rendah serta rendahnya pengeluaran masyarakat yang semuanya akan berdampak pada pajak yang rendah.
Akan tetapi, pembangunan di berbagai sektor pemerintahan harus tetap berjalan guna menjamin kesejahteraan rakyat suatu negara. Pengeluaran yang tinggi dan pendapatan yang rendah dapat mengakibatkan defisit anggaran. Dan bahkan hutang pemerintah akan semakin tinggi.
2. Dampak bagi Pengusaha
Selain pemerintah, perusahaan atau pengusaha juga turut merasakan dampak resesi. Risiko kebangkrutan seolah semakin dekat dan nyata karena berbagai faktor, seperti ekonomi negatif, krisis kredit, harga aset berbasis hutang jatuh, sumber daya riil tergerus, dan lain sebagainya. Pendapatan pengusaha atau perusahaan akan menurun apabila bisnis gagal. Ini juga bisa memicu efek domino terhadap kehidupan perekonomian para pekerjanya. Apabila terkena PHK, maka para pekerja tersebut akan kehilangan sumber penghasilan. Sehingga akan sulit untuk memenuhi kebutuhan.
Sementara pengurangan penghasilan atau upah pada mereka yang masih bekerja juga tidak memberikan dampak yang baik. Dengan berkurangnya penghasilan, akan berkurang pula daya beli terhadap barang maupun jasa. Peluang bari perusahaan untuk mendapatkan pendapatan yang tinggi akan semakin kecil sehingga arus kas menjadi terancam.
Apabila resesi terjadi, masyarakat akan lebih berhati-hati dalam membelanjakan uangnya. Alhasil, permintaan barang dan jasa menurun yang juga menurunkan laba perusahaan.
3. Dampak Bagi Pekerja
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya kalau resesi bisa memicu pekerja kehilangan sebagian atau bahkan seluruh penghasilannya. Dalam hal ini, dampak resesi terlihat begitu nyata karena pekerja semakin tidak bisa memenuhi kebutuhannya.
Terlebih lagi, meningkatnya angka pengangguran bisa menyebabkan ketidakstabilan sosial sehingga mengarah pada kerusakan di masyarakat. Tatanan sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara pun ikut terancam
Cara Mencegah Resesi Ekonomi
Setelah mengetahui apa itu resesi ekonomi, penyebab, serta dampaknya, kini kita akan mencari tahu apa saja yang bisa dilakukan sebagai cara mencegah terjadinya resesi.
Ada beberapa cara mencegah serta mengatasi resesi ekonomi, seperti:
1. Belanja Pemerintah Besar-besaran
Agar bisa menghadapi bencana resesi, pemerintah bisa melakukan belanja secara besar-besaran. Dengan begitu, permintaan dalam negeri akan meningkat sehingga dunia usaha akan tergerak untuk berinvestasi. Ini bisa menjadi cara meredam efek domino akibat terjadinya pandemi Covid-19.
2. Bantuan UMKM
Saat terjadi panemi, UMK menjadi salah satu sektor dengan kondisi yang paling berat. Sehingga pemerintah menyiapkan berbagai program untuk mengungkit sektor ini agar kembali bangkit.
3. Penempatan Dana di Perbankan serta Penjamin Kredit Modal Kerja bagi Korporasi
Upaya lain yang bisa dilakukan sebagai cara mengatasi resesi agar roda perekonomian kembali berputar adalah dengan melakukan penempatan dana. Baik itu di perbankan untuk korporasi padat karya maupun di penjamin kredit modal kerja bagi pelaku usaha korporasi di bidang ekspor dengan jumlah karyawan yang padat.
4. Hal-hal yang Bisa Masyarakat Lakukan untuk mencegah atau mengatasi resesi
Seiring dengan semakin santernya berita tentang kemungkinan resesi global, akan lebih baik untuk berjaga-jaga. Dimana setiap individu bisa melakukan beberapa hal, seperti:
Memiliki dana darurat yang cukup dengan jumlah minimal tiga kali penghasilan bulanan
Cek apakah keanggotaan BPJS kesehatan dan ketenagakerjaan masih aktif atau tidak, bisa juga didukung dengan manfaat proteksi dari asuransi yang sudah dibeli
Menghemat pengeluaran rutin baik listrik, air, internet, bahan bakar, maupun pengeluaran lainnya
Jika sebelumnya hanya mendengar istilah resesi dari orang lain, kini kamu tahu apa itu resesi. Meski ada kemungkinan terjadinya resesi seperti yang banyak diberitakan, namun jangan sampai panik. Perbanyak informasi seputar resesi dan lakukan langkah pencegahan semaksimal mungkin mulai dari diri sendiri.
Untuk informasi lain seputar keuangan dan investasi, pastikan untuk selalu mengikuti update terbaru dari Qoala blog yang pastinya akan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang-orang tersayang.