Saat ini Bank Indonesia tengah mendukung penuh langkah Otoritas Jasa Keuangan untuk mendorong perbankan melakukan efisiensi. Nantinya langkah efektif ini akan diwujudkan dalam Peraturan OJK Tentang Insentif dalam Rangka Peningkatan Efisiensi. Dalam penerapannya, diharapkan perbankan yang melakukan efisiensi akan menyesuaikan Net Interest Margin (NIM) dan setelahnya OJK akan memberikan insentif melalui kemudahan dalam mendirikan kantor cabang ataupun perizinan dalam mengeluarkan produk-produk perbankannya. Harapannya, margin perbankan di Indonesia akan naik hingga 3-4% setara dengan Thailand yang masih tertinggi di Asia Tenggara saat ini. Apa itu Net Interest Margin? Bagaimana sebenarnya cara mengetahui Net Interest Margin? Berikut ini Qoala akan menjelaskan seluk beluk tentang NIM mulai dari teori, faktor yang mempengaruhi dan juga contoh formula dasarnya.
Pengertian Net Interest Margin
Bagi masyarakat awam, istilah Net Interest Margin mungkin masih asing di telinga. Namun istilah ini sangat penting bagi dunia perbankan untuk mendukung berjalannya sistem perbankan yang berkualitas. Net Interest Margin menurut para ahli adalah Marjin Bunga Bersih, yaitu ukuran untuk membedakan antara bunga pendapatan yang diperoleh bank atau Lembaga keuangan dan jumlah bunga yang diberikan kepada pihak pemberi pinjaman. Pengertian ini hampir sama dengan Margin kotor perusahaan no-financial sehingga harus dihitung secara akurat.
Net Interest Margin biasanya dinyatakan sebagai persentase dari apakah lembaga keuangan memperoleh pinjaman dalam periode waktu tertentu dan aset lainnya dikurangi bunga yang harus dibayar atas dana pinjaman, dibagi dengan jumlah rata-rata atas aktiva tetap pada pendapatan yang diperoleh dalam jangka waktu tersebut. Pengukuran ini juga digunakan untuk mengetahui kemampuan manajemen bank dalam pengelolaan aktiva produktif sehingga bisa menghasilkan laba bersih. Pendapatan bunga bersih bisa dihitung dengan cara bunga dikurangi beban bunga. Maka, semakin besar rasio, akan semakin mempengaruhi peningkatan bunga yang diperoleh dari aktiva produktif yang dikelola oleh bank.
Tujuan Net Interest Margin
Dalam penerapannya, istilah ini bertujuan untuk melakukan evaluasi bank dalam mengelola resiko yang mungkin terjadi pada suku bunga. Jika suku bunga berubah, maka pendapatan dan biaya bunga juga akan berubah. Net Interest Margin sangat erat kaitannya dengan kemampuan bank dalam melakukan manajemen untuk mengelola aktiva produktif sehingga bisa menghasilkan bunga bersih. Sebagaimana kita tahu ketahui bahwa bunga bersih didapatkan dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Maka semakin besar rasio, akan membantu peningkatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank.
Nantinya penghitungan ini akan digunakan sebagai strategi dalam mewujudkan bank yang sehat dan terhindar dari berbagai masalah yang mungkin terjadi. Jika sebuah bank sudah mampu mengelola aktiva produktifnya hingga menghasilkan bunga bersih, maka artinya kemampuan manajemen bank tersebut sudah berjalan dengan baik.
Faktor-faktor yang Mempengaruhinya
Dalam menentukan Net Interest Margin,, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dan sangat menentukan bagaimana NIM bekerja. Faktor-faktor utama yang menentukan antara lain:
- Nilai Pendapatan Bunga
- Nilai Beban Pokok
- Nilai Aset Produktif
Seperti halnya perusahaan sehat lain di seluruh dunia, bank harus berupaya dalam meningkatkan pendapatan sebesar-besarnya, dan menekan beban pokok serendah-rendahnya dengan nilai aset yang akan meningkat dengan sendirinya. Namun di Indonesia, beberapa tahun ini Net Interest Margin ditentukan oleh sumber dana bank, yaitu penurunan bunga deposito dibandingkan dengan bunga kredit. Penurunan bunga deposito lebih banyak dibandingkan dengan bunga kredit sehingga adanya potensi Net Interest Margin merangkak naik. Namun jika penurunan bunga kredit lebih besar, maka nilai Net Interest Margin bisa tergerus. Selain itu, faktor lain yang juga mempengaruhinya adalah perbaikan rating investasi Indonesia dan juga kondisi likuiditas perbankan.
Rumus NIM Menurut Bank Indonesia
Net Interest Margin merupakan salah satu rasio keuangan perbankan yang cukup penting untuk dihitung dan diawasi setiap saat. Hal ini merupakan salah satu rasio profitabilitas perbankan. Untuk mencari tahu nilai dari Net Interest Margin, kamu bisa menggunakan sebuah rumus sederhana yang akan mengukur seberapa besar pendapatan bunga bersih dibandingkan dengan aset produktif perusahaan. Sehingga didapat rumus NIM adalah:
NIM = Pendapatan Bunga: Aktiva Produktif
Untuk bisa mengetahui rumus ini, maka kamu harus memahami apa itu pendapatan bunga bersih. Sederhananya, pendapatan bunga bersih adalah pendapatan bunga dikurangi beban pokok. Sedangkan aset produktif adalah aset yang mampu menghasilkan pendapatan bunga tersebut. Aset yang mampu menghasilkan bunga adalah aset yang disalurkan kembali ke dalam bentuk kredit, surat berharga, obligasi, penempatan dana antar bank, dan lainnya, sehingga bisa menghasilkan pendapatan.
Contoh Formula Net Interest Margin
Untuk bisa menghitung NIM sesuai dengan rumus yang telah disepakati, maka kamu perlu mengetahui aset produktif perusahaan yang tertera pada laporan posisi keuangan di bagian Aset, sedangkan untuk pendapatan bunga bisa dilihat pada laporan laba rugi perusahaan. Dari sini akan didapatkan berapa nominal aktiva produktif di laporan keuangan bank dan juga pendapatan bunga bersih.
Dengan mengetahui dua hal tersebut, maka cara mendapatkan NIM yang akurat adalah membagi Pendapatan Bunga dengan Aktiva Produktif.
Net Interest Margin pada Bank di Indonesia
Saat ini Net Interest Margin pada Bank Indonesia berpotensi menurun, sehingga pendapatan non bunga perlu ditingkatkan untuk tetap menjaga kinerja bank yang sehat. Berdasarkan statistika perbankan Indonesia yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan, rasio Net Interest Margin pada 2019 adalah sebesar 4,91%. Tentu perolehan nilai NIM ini menurun selama tiga tahun belakangan. Padahal pada tahun 2018, nilai NIM perbankan di Indonesia mencapai 5,14%. Hal ini terkait dengan peningkatan pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai CKPN terkait potensi peningkatan risiko kredit perbankan. Peningkatan CKPN ini akan berpengaruh terhadap perolehan pendapatan laba bersih. Namun Nilai NIM perbankan di Indonesia masih cukup tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga di Asia Tenggara.
Net Interest Margin pada Bank Syariah
Penghitungan Net Interest Margin di Bank Syariah Indonesia juga tidak jauh berbeda. Apalagi dengan kondisi pandemic yang menyerang secara global, nilai NIM pada Bank Syariah hampir sama dengan NIM bank Konvensional dan lebih baik dibandingkan dengan NIM negara-negara tetangga Asia Tenggara.
Perbedaan Net Interest Margin dan Net Interest Income
Apa perbedaan Net Interest Margin vs Net Interest Income atau pendapatan bersih? Rasio Net Interest Margin didapatkan dari pembagian antara bunga pendapatan yang diperoleh bank dengan jumlah bunga yang diberikan kepada pihak pemberi pinjaman. Sedangkan Net Interest Income didapatkan dari selisih antara pendapatan yang dihasilkan dari aset yang mengandung bunga dengan biaya pembayaran kewajiban yang dibebani bunga.
Perbedaan Net Interest Margin dan Interest Spread
Perbedaan mendasar Net Interest Margin dengan Interest spread terletak pada pendapatan bunganya. Interest Spread adalah selisih penerimaan bunga dengan pengeluaran bunga. Sedangkan net Interest margin merupakan hasil bagi dari pendapatan bunga dengan aktiva produktif.
Pertanyaan Umum Seputar NIM
Setelah memahami seluk beluk NIM, maka satu pertanyaan yang akan muncul adalah seberapa besar rasio Net Interest Margin yang ideal untuk sebuah bank? Sederhananya, jika rasio NIM ini sama dengan rasio Overhead Cost terhadap rata-rata total aktiva produktif, maka bisa diartikan bahwa nilainya sudah mencapai break-event point. Jadi, untuk bisa mendapatkan keuntungan, rasio NIM ini harus diatas rasio Overhead Cost. Dari sini, bisa ditarik rumus sederhananya:
Rasio NIM – Rasio Overhead Cost = Margin Laba yang diinginkan
Misalnya, jika rasio Overhead Cost adalah 6%, dan margin laba yang diinginkan adalah 5%, maka tentu saja rasio NIM minimal harus 11%.
Dari perhitungan ini, maka nantinya setiap manajemen bisa menetapkan angka acuan rasio yang diinginkan. Rasio ini tentunya perlu diamati secara berkala sehingga bank bisa mengambil langkah yang tepat. Kesimpulannya, saat rasio Net Interest Margin ini turun dari angka acuan, maka manajemen harus menempuh langkah untuk mencari dana yang lebih murah atau langkah efisiensi untuk menekan rasio overhead cost. Namun sebaliknya, jika rasio NIM melebar, maka manajemen bisa menempuh langkah untuk menyalurkan dana dari aspek suku bunga pemberian kredit.
a. Apa yang dimaksud dengan net interest margin?
Pengertian Net Interest Margin adalah Marjin Bunga Bersih yang digunakan untuk mengukur pembagian antara bunga pendapatan yang diperoleh bank atau lembaga keuangan dengan jumlah bunga yang diberikan kepada pihak pemberi pinjaman.
b. Apa itu pendapatan bunga bersih?
Pengertian Pendapatan Bunga Bersih (Net Interest Income) adalah selisih antara pendapatan yang dihasilkan dari aset yang mengandung bunga dan biaya pembayaran kewajiban yang dibebani bunga. Dalam usaha perbankan, asset biasanya mencakup pinjaman komersial dan pribadi, hipotek, pinjaman konstruksi, dan sekuritas investasi. Rumus sederhana untuk mendapatkan nilai Pendapatan Bunga Bersih adalah :
Pendapatan Bunga Bersih = pembayaran bunga atas aset – pembayaran bunga atas kewajiban
Net Interest Income tidak terlalu sensitif terhadap perubahan suku bunga. Jika kewajiban bank mengalami reprice lebih cepat dari asetnya, maka dapat NIM dapat dikatakan sensitif terhadap kewajiban. Selanjutnya bank dikatakan sensitif terhadap aset jika liabilitasnya mengalami reprice lebih lambat daripada asetnya dalam lingkungan suku bunga yang berubah. Perhitungan ini bisa diukur dengan dollar Maturity Gap (DMG), yaitu selisih antara jumlah dollar dari aset yang di-reprice dan jumlah dollar dari kewajiban yang di-reprice dalam jangka waktu tertentu.
c. Apa itu non interest income?
Pendapatan non interest income adalah pendapatan bank dari kreditur yang meliputi biaya deposito dan transaksi, biaya dana tidak mencukupi, biaya cek, slip setoran, dan lainnya. Penerbit kartu kredit juga mengenakan biaya penalti termasuk biaya keterlambatan dan biaya di luar batas. Bank mengenakan biaya yang menghasilkan pendapatan non-bunga sebagai upaya untuk meningkatan pendapatan dan memastikan likuiditas jika terjadi peningkatan tingkat gagal bayar. Bank nantinya akan mendapatkan penghasilan utama dari bunga dan aset utamanya berupa uang tunai. Jika suku bunga rendah, maka bank akan sangat bergantung pada pendapatan non-bunga. Sedangkan pada saat suku bunga tinggi, sumber pendapatan non-bunga bisa diturunkan untuk menarik nasabah memilih satu bank daripada bank lainnya.
Meski sebagai nasabah bank kamu tidak perlu memahami tentang seluk beluk Net Interest Margin, namun setidaknya kamu bisa memilih mana bank yang memiliki reputasi baik dan kinerja yang optimal sehingga kamu bisa nyaman dalam menginvestasikan uang yang kamu punya. Pengelolaan uang yang tepat namun berada di tempat yang salah tentu juga akan merepotkan di kemudian hari. Oleh karena itu pastikan kamu mendapatkan pengetahuan tentang cara mengelola uang yang baik dengan membaca berbagai artikel di Qoala Blog serta mencari informasi terkait investasi untuk menggunakan uangmu dengan bijak.