Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan semakin meningkat dengan adanya dukungan pemerintah terhadap dunia perbankan. Dengan didirikannya Bank Syariah Indonesia, diharapkan dapat memacu laju perekonomian dan mendukung iklim bisnis dan perindustrian dalam skema syariah yang berlaku. Seperti apa sebenarnya andil dari konsep bank syariah tanah air ini dan prospek jangka panjang terhadap kemajuan ekonomi Indonesia di masa mendatang? Kali ini, Qoala akan membahas seluk beluk tentang perkembangan Bank Syariah Indonesia yang merupakan merger antara 3 bank besar di Indonesia yang diresmikan Februari setelah tahun 2020 lalu.
Apa Itu Bank Syariah Indonesia (BSI)?
Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, tentu potensi industri keuangan syariah cukup menjanjikan di masa depan. Hal ini tentu saja bisa terjadi jika adanya sinergi antara pemegang kebijakan dan juga kesadaran masyarakat terhadap transaksi halal berbasis syariah yang terus ditegakkan dalam prinsip ekonomi. Adanya peningkatan yang signifikan beberapa tahun terakhir terhadap produk dan layanan berbasis syariah di Indonesia membuat pemerintah mencermati hal ini sebagai sebuah momen penting dalam tonggak perekonomian syariah di Indonesia. Sikap optimis inilah yang membuat pemerintah akhirnya menggabungkan 3 daftar bank syariah besar besutan BUMN, yaitu PT Bank Syariah Mandiri Tbk, PT Bank BNI Syariah Tbk, dan PT Bank BRI Syariah Tbk menjadi intensitas baru yang diberi nama Bank Syariah Indonesia atau BSI.
Penggabungan 3 bank syariah pemerintah yang diresmikan pada 1 Februari 2021 oleh presiden Joko Widodo ini juga menegaskan bahwa pemerintah sangat serius dalam memperhatikan perkembangan layanan berbasis syariah yang mampu bertahan di tengah kondisi ekonomi Indonesia yang masih bergejolak. Komitmen pemerintah untuk mendorong perekonomian melalui BSI ini diharapkan akan jadi energi baru dalam pembangunan ekonomi nasional. BSI menjadi cerminan wajah syariah di Indonesia yang modern, universal, dan tentu saja memberikan kebaikan bagi seluruh masyarakat. Setelah melakukan merger, Bank Syariah Indonesia akan jadi bank syariah terbesar di Indonesia dengan total asset Rp239,56 triliun dengan lebih dari 1.000 kantor cabang dan 20.000 karyawan. BSI juga akan menjadi bank dengan peringkat 7 berdasarkan total aset yang dimiliki.
Tiga Bank yang Merger Menjadi Bank Syariah Indonesia
Bank Syariah Indonesia merger dari bank apa saja?
Proses merger tiga bank syariah besar di Indonesia menjadi salah satu tonggak sejarah yang akan membuka banyak peluang-peluang baru dalam mendukung perekonomian masyarakat secara nasional. Setiap bank syariah memiliki latar belakang dan sejarahnya sendiri sehingga semakin menguatkan posisi BSI ke depannya.
1. PT BRI Syariah Tbk (BRIS)
PT BRI Syariah Tbk atau sering disingkat menjadi BRIS awalnya terbentuk dari proses akuisisi BRI terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007. Setelahnya, BRI Syariah mulai beroperasi pada 17 November 2008 dengan berlandaskan prinsip syariah Islam. BRI Syariah berfokus membidik berbagai segmen di masyarakat dan terus tumbuh luas menawarkan berbagai produk syariah kepada nasabahnya. Pada 2018, BRI Syariah mulai melaksanakan initial public offering di Bursa Efek Indonesia dan mencatatkan diri sebagai anak usaha BUMN di bidang Syariah yang pertama kali melaksanakan penawaran umum saham perdana.
2. PT Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS)
Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS) didirikan pada 29 April 2000 dengan pembukaan 5 kantor cabang utama di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara, dan Banjarmasin. Pendirian Bank Negara Indonesia ini tercetus setelah melihat kondisi bank syariah saat krisis moneter di tahun 1998 tetap mampu berdiri tanpa mengalami perubahan secara signifikan. Dalam proses operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan aspek syariah yang diawasi langsung oleh Dewan Pengawas Syariah dan telah melalui pengujian sehingga memenuhi aturan Syariah.
3. PT Bank Mandiri Syariah (BMS)
Awalnya Bank Mandiri adalah bank yang berdiri dari hasil penggabungan dari empat bank, yaitu Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo yang mulai terguncang akibat krisis moneter pada tahun 1998. Setelah itu mulai dibentuk tim konsolidasi untuk pengembangan perbankan syariah dan pada 1 November 1999 terbentuklah Bank Syariah Mandiri. Hingga saat ini Bank Mandiri Syariah mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani sebagai landasan operasional. Hal ini yang membuat Bank Syariah Mandiri terus berkembang hari ini dan jadi bagian dari BSI.
Sejarah Perjalanan Berdirinya Bank Syariah Indonesia
Rencana untuk menggabungkan 3 bank syariah besar ini sudah dilakukan sejak Maret 2020 lalu. Proses pendirian ini harus melalui tahapan yang cukup ketat termasuk proses perizinan dari Otoritas Jasa Keuangan. Kemudian, proses pengesahan nama baru yakni Bank Syariah Indonesia yang dilakukan oleh Kementerian Hukum dan HAM, persiapan logo baru, dan lainnya. Kemudian pada 1 Februari 2021, BSI diresmikan oleh Presiden Joko Widodo dan mulai beroperasi di beberapa wilayah di Indonesia. Adapun pemilihan penggabungan 3 bank syariah milik BUMN yang bisa memberikan dampak yang lebih besar lagi dan mempermudah pengembangan dari satu pintu. BRI Syariah, BNI Syariah, dan Mandiri Syariah memiliki rekam jejak yang baik selama ini. Bahkan pertumbuhan perbankan syariah selama pandemi covid-19 tetap tumbuh secara positif. Hal ini yang membuat pengukuhan terhadap hadirnya BSI akan menjadi salah satu katalis pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Makna Logo BSI
Peresmian BSI juga dijadikan ajang pengenalan logo BSI di publik. Pengenalan logo BSI tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia, Hery Gunardi. Logo BSI secara keseluruhan bernuansa hijau dan putih dengan tulisan BSI dan bintang berwarna kuning di ujung sebelah kanan dari tulisan. Di bawah tulisan BSI disematkan kata “Bank Syariah Indonesia”. Filosofi yang terkandung dalam bintang kuning bersudut 5 mempresentasikan 5 sila Pancasila dan 5 rukun Islam. Tulisan BSI menjadi representasi Indonesia baik di tingkat nasional maupun di tingkat global.
Saham dan Pencarian Pemodal via SWF
Kementerian Badan Usaha Milik Negara yang menaungi kinerja BSI membuka peluang sebesar-besarnya bagi para investor asing untuk menjadi bagian penting pengembangan BSI ke depannya. Para calon investor bisa memiliki saham di PT BSI Tbk melalui Sovereign Wealth Fund atau dana abadi bernama Indonesia Investment Authority (INA). Pemerintah juga berkeinginan untuk melakukan right issue saham dan memastikan adanya match interest terhadap para calon investor yang berniat mengambil block seed di BSI pada masa mendatang. Hal ini tentu saja sebagai strategi pengembangan yang dilakukan BUMN untuk mendukung iklim investasi dan ekonomi perbankan syariah yang kokoh dan berkesinambungan.
Kode Saham BSI
Saat ini, PT Bank Syariah Indonesia (BSI) sudah melantai di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham BRIS dan langsung mendapatkan sambutan hangat melaju di zona hijau dan menembus level Rp2.840 per lembar saham.
Izin Bank Syariah Indonesia dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Berdirinya BSI diresmikan melalui surat yang dikeluarkan oleh OJK. Surat yang dirilis dengan nomor:SR-3/PB.1/2021 perihal Pemberian Izin Penggabungan PT Bank Syariah Mandiri dan PT BNI Syariah ke dalam PT Bank BRI Syariah Tbk serta Izin Perubahan Nama dengan Menggunakan Izin Usaha PT Bank BRI Syariah Tbk Menjadi Izin Usaha atas nama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) sebagai Bank Hasil Penggabungan. Dengan dikeluarkannya surat dari OJK ini maka semakin menguatkan posisi BSI untuk melakukan aktivitas perbankan berlandaskan konsep Syariah dan penggabungan dari 3 bank pembentuknya.
Segmen Bisnis Bank Syariah Indonesia
Dalam perkembangannya perekonomian syariah di Indonesia, BSI memiliki fokus untuk menumbuhkan segmen UMKM dalam ekosistem yang lebih terintegrasi mulai dari pelayanan retail dan consumer, serta mengembangkan segmen wholesale dengan produk yang lebih inovatif termasuk pada lini bisnis global. Tentu saja dalam aktivitas proseduralnya akan menerapkan prinsip Maqashid Syariah. Selain itu, BSI juga akan fokus pada pemerataan ekonomi masyarakat melalui Zakat, Infaq, Shadaqah, dan Wakaf.
Tugas dan Tujuan Merger
Proses penggabungan 3 bank syariah besar di Indonesia bukan hanya rencana jangka pendek tapi memiliki tujuan yang jelas di masa mendatang. Tentu ada tugas-tugas yang akan diemban oleh BSI sebagai perwakilan bank syariah resmi yang diusung dan dikawal oleh pemerintah. Berikut ini beberapa tujuan merger yang dilakukan oleh BSI.
1. Sinergi yang Baik demi Meningkatkan Layanan untuk Nasabah Bank Syariah
Dengan menggabungkan tiga bank syariah besar, tentu akan tergabung tiga layanan bank dalam satu pintu untuk mengoptimalkan prospek bisnis dan pengembangan perbankan syariah di Indonesia. Sinergitas yang dihasilkan dari merger ini tentu akan semakin kuat dan kokoh dan sejalan dalam visi bank syariah di Indonesia di masa depan.
2. Perbaikan Proses Bisnis
Akan sangat mudah bagi pemerintah untuk mengawal prinsip syariah yang dijalankan oleh BSI dan tentu saja ini akan memperbaiki proses bisnis syariah yang sudah berjalan baik selama ini. Meski ada tantangan dalam hal penggabungan nasabah, tantangan ini akan sebanding dengan proses bisnis syariah yang semakin baik kedepannya karena dikelola oleh satu bank.
3. Risk Management
Pengelolaan BSI akan meminimalisir risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam pengelolaan bisnis perbankan di masa depan. Keberhasilan Bank Mandiri saat ini yang berawal dari hasil merger empat bank sebelumnya menjadi pelajaran bahwa risiko perbankan bisa diminimalisir jika ketiga bank syariah plat merah ini digabungkan menjadi satu.
4. Sumber Daya Instansi
BSI akan menyeleksi sumber daya terbaik untuk menjalankan industri perbankan syariah lebih baik lagi dibandingkan jika berjalan sendiri dengan tiga entitas berbeda. Hal ini akan membuat setiap instansi dan jajaran direksi akan diisi oleh tenaga profesional dan bekerja dalam satu payung lembaga dengan visi dan misi yang searah.
5. Penguatan Teknologi Digital
Pengembangan teknologi dan inovasi perbankan terus bermunculan dan ini adalah tugas dari Bank Syariah Indonesia untuk menyeragamkan teknologi syariah yang ada di Indonesia. Harapannya, teknologi digital yang diusung oleh BSI dapat menjadi tolok ukur untuk sistem teknologi informasi berbasis Syariah dalam skala nasional. Dari segi teknologi, BSI membuat website serta aplikasi Bank Syariah Indonesia mobile berbasis online yang memudahkan masyarakat dalam mengaksesnya.
Tantangan Bank Syariah Indonesia
Meski telah didukung penuh oleh pemerintah, BSI tetaplah harus menghadapi berbagai tantangan dalam pengembangan dan pelayanan berbasis syariah. Tentu saja ini menjadi tugas tersendiri bagi pemegang kebijakan dan pemerintah agar mampu menyelesaikan berbagai tantangan perbankan.
1. Disrupsi Teknologi
Disrupsi teknologi menjadi tantangan tersendiri bagi BSI, mengingat cepatnya perubahan di bidang teknologi informasi dan dunia digital. BSI terus berupaya agar mampu berinovasi dalam menghadapi persaingan perbankan dalam bidang digital banking.
2. Sumber Daya Manusia (SDM)
Tantangan berikutnya yang harus dihadapi oleh BSI adalah upaya untuk mencetak Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan memahami dengan baik bisnis bank syariah, sehingga mampu memperbesar pasar syariah di industri keuangan dan perbankan. Saat ini belum banyak SDM perbankan yang memahami esensi dan pola sistem syariah sehingga hal ini menjadi tantangan tersendiri. Untuk itulah, lowongan kerja Bank Syariah Indonesia atau kesempatan karir (career) perlu dibuka untuk menjaring sumber daya berkualitas yang berdaya saing.
3. Pandemi COVID-19 Akibat Virus Corona
Kondisi pandemi yang melanda dunia juga berpengaruh pada kinerja bank konvensional dan bank syariah di tanah air. Hal ini membuat BSI yang baru berdiri di tengah kondisi pandemi harus melakukan restrukturisasi pembiayaan hingga tiga tahun ke depan. Diharapkan pertumbuhan bisnis bank syariah meningkat sekitar 5%-6% per tahun. Namun, BSI optimis karena banyak investor syariah yang melirik BSI sebagai ladang investasi di kala pandemi.
Jajaran Pengurus Bank Syariah Indonesia
Tentu saja prospek bisnis dan pengembangan BSI tidak akan berjalan lancar dan baik jika tidak diisi dengan jajaran pengurus yang kompeten dan profesional Untuk itu dalam menjalankan bisnisnya, BSI telah diisi oleh pihak-pihak berpengalaman dari bank syariah sebelumnya. Jajaran pengurus ini adalah hasil dari RUPSLB Bank BRI Syariah pada 15 Desember 2020 dengan penunjukan pengurus BSI yang aktif saat ini.
1. Komisaris
Jajaran pengurus BSI di kursi kepemimpinan Komisaris antara lain:
- Komisaris Utama: Mulya E. Siregar
- Komisaris: Suyanto
- Komisaris: Masduki Baidlowi
- Komisaris: Imam Budi Sarjito
- Komisaris: Sutanto
- Komisaris Independen: Bangun S. Kusmulyono
- Komisaris Independen: M. Arief Rosyid Hasan
- Komisaris Independen: Komaruddin Hidayat
- Komisaris Independen: Eko Suwardi
2. Dewan Pengawas Syariah (DPS)
Jajaran pengurus BSI di kursi Dewan Pengawas Syariah adalah:
- Ketua DPS: Mohamad Hidayat
- Anggota DPS: Oni Syahroni
- Anggota DPS: Hasanudin
- Anggota DPS: Didin Hafidhuddin
3. Direksi
Jajaran pengurus BSI di kursi Direksi adalah:
- Direktur Utama: Hery Gunardi
- Wakil Direktur Utama I: Ngatari
- Wakil Direktur Utama II: Abdullah Firman Wibowo
- Direktur Wholesale Transaction Banking: Kusman Yandi
- Direktur Retail Banking: Kokok Alun Akbar
- Direktur Sales and Distribution: Anton Sukarna
- Direktur IT: Ahmad Syafii
- Direktur Risk Management: Tiwul Widyastuti
- Direktur Compliance and Human Capital: Tribuana Tunggadewi
- Direktur Finance and Strategy: Ade Cahyo Nugroho
Tiga Cabang Pilot Bank Syariah Indonesia Terdekat
Bersamaan dengan peresmian dan mulai beroperasinya BSI, maka beberapa kantor cabang pilot juga mulai dibuka. Berikut ini adalah lokasi dan alamat beberapa kantor cabang pilot Bank Syariah Indonesia yang saat ini sudah mulai aktif di Jabodetabek:
1. Bank Syariah Indonesia KC Jakarta Hasanudin (eks Bank Syariah Mandiri)
Jl. Sultan Hasanudin No.57, RT.6/RW.2, Melawai, Kecamatan Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12160
Telepon: (021) 2701505
2. Bank Syariah Indonesia KC Jakarta Barat (eks BNI Syariah)
Jl. Panjang Arteri Kelapa Dua Raya Jl. C No.40 A, RT.3/RW.1, Kecamatan Kebon Jeruk, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11550
Telepon: (021) 22123271
3. Bank Syariah Indonesia KC Tangerang BSD City (eks BRI Syariah)
Ruko Tol Boulevard Blok D No. 20-21, Jl. Pahlawan Seribu, Kelurahan Rawa Buntu, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan
Telepon: (021) 53156565
Daftar Bank Syariah Lainnya di Indonesia
Sebelum Bank Syariah Indonesia hasil merger atau penggabungan tiga bank syariah negara diresmikan, sudah ada bank swasta yang lebih dulu menerapkan sistem syariah dalam pengembangan bisnisnya. Tentu hal ini menjadi warna tersendiri bagi para nasabah dan iklim perbankan syariah nasional yang terus berupaya untuk menegakkan prinsip syariah dalam perekonomian Indonesia. Berikut daftar bank swasta dengan prinsip syariah di Indonesia.
1. Bank Muamalat Indonesia
Bank Muamalat adalah salah satu bank syariah yang telah berdiri cukup lama di Indonesia. Resmi beroperasi sejak 1992, Bank Muamalat konsisten untuk memberikan pelayanan dengan sistem keuangan berbasis Islam sesuai dengan Al Quran dan Hadist. Beberapa pelayanan yang ditawarkan oleh Bank Muamalat adalah prinsip pendanaan seperti prinsip Wadiah (titipan) dan Mudharabah. Sedangkan untuk prinsip penamaan dana yaitu Al Murabahah (jual beli), Ijarah (sewa), serta bagi hasil (nisbah).
2. BCA Syariah
Setelah sukses menjadi bank besar di Indonesia, BCA juga mengembangkan bisnis syariah dengan membuka BCA Syariah yang hingga saat ini telah memiliki 67 cabang di seluruh Indonesia. Beberapa produk syariah yang dikeluarkan oleh BCA Syariah antara lain tabungan iB, tahapan rencana iB, Giro iB, Deposito iB, Simpel iB, dan mabrur iB, serta berbagai pembiayaan lain yang mengikuti prinsip syariah.
Dengan hadirnya Bank Syariah Indonesia saat ini, tentu memberikan kamu alternatif terpercaya untuk memilih bank yang tepat sesuai dengan kebutuhan kamu. Jika kamu ingin mengelola keuangan dengan prinsip syariah, tentu BSI terdekat bisa jadi pilihan yang menjanjikan. Kamu bisa mendapatkan berbagai keuntungan dan jaminan dari tabungan dan penghasilanmu dengan menerapkan prinsip syariah yang berlaku di Indonesia. Jangan lewatkan juga informasi terkait perencanaan keuangan dan berita terkait pengelolaan finansial di Qoala Blog. Jika kamu sedang mencari pinjaman syariah, hingga produk perlindungan tanpa riba seperti asuransi jiwa hingga asuransi mobil, kamu juga bisa menemukan panduan lengkapnya di Qoala.