Memahami profil risiko investasi dari suatu bisnis merupakan salah satu hal penting bagi seorang investor. Profil risiko menjadi hal yang perlu dipertimbangkan karena berkaitan langsung dengan kinerja portofolio yang kamu miliki dan sangat berpengaruh terhadap kegiatan penanaman modal.
Agar investasi berjalan dengan baik dan bisa mendatangkan keuntungan, memang ada banyak hal yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah profil risiko. Ini merupakan indikator yang biasa digunakan untuk mengetahui tingkat toleransi investor terhadap risiko investasi.
Bagi seorang investor, penting untuk mengetahui profil risiko agar dapat memilih instrument penanaman modal dengan tepat. Dengan begitu, kamu akan mendapatkan imbalan dengan hasil yang lebih optimal di masa depan.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang apa itu profil risiko hingga bagaimana cara cek profil risiko investasi, yuk simak ulasan Qoala berikut ini!
Apa Itu Profil Risiko Investasi
Profil risiko merupakan indikator atau alat pertimbangan yang digunakan untuk mengukur dan memilih alokasi aset secara tepat yang sesuai dengan portofolio investasi seseorang. Dengan memilih alokasi aset yang tepat, kamu akan bisa menentukan besaran persentase dari setiap bentuk invest yang dipilih.
Sebagai contoh, jika kamu tidak ingin mengambil risiko besar dalam berinvestasi dan lebih memilih mempertahankan nilai yang kamu investasikan, maka pilihan jenis instrumen investasi yang tepat adalah deposito karena memiliki risiko yang cukup kecil. Akan tetapi, karena risiko yang kamu pilih kecil, maka manfaat atau keuntungan investasi yang akan didapatkan juga tidak bisa besar.
Sebaliknya, jika seseorang menginginkan manfaat yang besar, maka harus berani mengalokasikan aset investasinya pada instrument dengan tingkat risiko yang cukup besar seperti saham. Mengetahui profil risiko investasi adalah langkah yang sangat membantu investor untuk mendapatkan jenis investasi yang sesuai kebutuhannya.
Untuk bisa mengetahui seberapa besar profil risiko yang mampu dihadapi, maka seorang investor harus mengevaluasi aset yang dimilikinya terlebih dahulu. Jika investor memiliki sedikit aset dan banyak hambatan yang mengikutinya, maka akan cenderung memilih investasi yang minim risiko.
Sebaliknya, jika seorang investor memiliki banyak aset dan liabilitas rendah, maka tidak masalah jika mengambil instrumen investasi yang tinggi risiko. Alasannya karena jenis instrumen yang tinggi risiko biasanya juga menawarkan keuntungan yang lebih besar.
Biasanya, orang yang memiliki tabungan darurat, uang pensiunan dan tidak memiliki tunggakan hutang akan cenderung mengambil instrumen investasi yang tinggi risiko karena berharap bisa mendapatkan manfaat yang besar. Meski begitu, ada juga investor yang memiliki banyak aset, namun tetapi ingin bermain aman karena ingin mempertahankan nilai akunnya di bursa saham.
Jenis Profil Risiko Investasi
Sebelum memutuskan untuk mulai berinvestasi, ada baiknya ketahui dulu beberapa jenis profil risiko investasi. Secara umum ada tiga jenis profil risiko yang biasa digunakan dalam berinvestasi. Tiga jenis tersebut adalah agresif, moderat dan konservatif.
1. Agresif (Risiko Tinggi)
Agresif merupakan jenis investasi yang menanggung risiko paling tinggi jika dibandingkan dengan jenis profil risiko investasi moderat dan konservatif. Akan tetapi, imbalan dari instrumen investasi jenis ini juga menawarkan potensi return atau keuntungan yang jauh lebih besar.
Biasanya investor yang berani mengambil risiko ini adalah yang memiliki portofolio aset dengan persentase saham cukup besar yaitu mencapai 50% – 60%. Tidak hanya itu, jenis saham yang dimilikinya juga beragam, mulai dari saham perusahaan besar hingga perusahaan yang baru mulai berkembang.
Investasi dengan profil risiko investasi jenis agresif lebih banyak dilakukan oleh investor yang sudah memiliki pengalaman dan paham betul dengan keadaan pasar serta ekonomi. Biasanya investor tipe ini juga sudah siap jika harus menerima kemungkinan rugi hingga 100%.
Tipe profil risiko agresif ini memiliki time horizon yang lebih panjang dari tipe profil risiko investasi lainnya. Umumnya time horizon untuk tipe profil risiko agresif mencapai lebih dari 5 tahun lamanya.
2. Moderat (Risiko Menengah)
Moderat disebut juga sebagai jenis profil risiko investasi kelas menengah. Jenis moderat ini biasanya mengarah kepada karakter investor yang ingin memperoleh keuntungan lebih besar daripada tipe konservatif. Meski terbilang cukup berani, namun investor tipe moderat masih lebih banyak bermain di area yang aman dan tidak terlalu berisiko.
Investor tipe moderat mulai bisa bermain investasi yang fluktuatif namun masih dalam tahap relatif stabil. Biasanya saham yang dipilih merupakan saham jenis blue chip. Selain itu, portofolio aset juga masih dikombinasikan deposito dan obligasi dengan jumlah yang cukup seimbang.
Untuk time horizon dari tipe moderat ini adalah lebih panjang dari tipe konservatif. Umumnya tipe moderat memiliki time horizon sekitar 1 – 3 tahun namun belum mencapai lima tahun seperti tipe agresif.
3. Konservatif (Risiko Rendah)
Konservatif merupakan tipe terendah dari 3 jenis profil risiko yang ada saat ini. Tipe ini merupakan investasi risiko rendah yang umumnya didominasi oleh investor pemula. Tipe konservatif merupakan investor dengan karakter yang akan memilih investasi yang memiliki nilai stabil.
Tipe konservatif akan mengalokasikan asetnya pada instrumen investasi yang bisa memberi kepastian. Hal tersebut membuat investor tipe ini hampir tidak pernah merugi selama berinvestasi. Akan tetapi, karena risiko yang dipilih cukup rendah, maka imbalan manfaat yang didapatkan juga kecil.
Dalam portofolio aset investor dengan profil risiko konservatif ini biasanya akan menghindari instrumen yang memiliki tingkat fluktuasi tinggi seperti saham. Tipe konservatif akan lebih banyak bermain di instrumen deposito dan obligasi.
Presentasi portofolio aset investor konservatif umumnya didominasi oleh deposit yaitu lebih dari 50% dan diikuti obligasi di posisi kedua. Beberapa investor juga ada yang memilih menyimpan aset reksa dana akan tetapi persentasenya cukup kecil yaitu sekitar 5% – 10%.
Investor tipe konservatif ini memiliki time horizon yang cenderung masih sebentar. Secara umum tipe ini didominasi oleh investor pemula yang biasanya masih 1 tahun berkecimpung di dunia investasi.
Cara Cek Profil Risiko Investasi
Untuk mengetahui apakah kamu termasuk investor dengan tipe profil risiko agresif, moderat atau konservatif maka perlu dilakukan pengecekan terlebih dahulu. Untuk menyesuaikan alokasi aset dengan profil risiko calon investor, biasanya perusahaan sekuritas atau mesin advisor akan mengajukan beberapa pertanyaan.
Set pertanyaan ini terdiri dari berbagai jenis, mulai dari penghasilan hingga tingkat kenyamanan dalam berinvestasi. Tidak hanya itu, investor biasanya juga akan diberikan pertanyaan mengenai contoh kasus ketika ia mengalami kerugian.
Dari hasil analisis jawaban pertanyaan ini, akan diketahui bagaimana dia menghadapi permasalahan tersebut. Nantinya hasil cek profil risiko ini akan membantu kamu untuk menentukan portofolio aset yang sesuai sebagai contoh investasi moderat atau investasi tipe lainnya.
Selain dengan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh perusahaan sekuritas atau mesin advisor, ada beberapa cara lain yang bisa diperhatikan untuk menentukan profil risiko, antara lain:
1. Sesuaikan dengan Usia
Salah satu faktor penting untuk menentukan profil risiko adalah dengan menyesuaikan usia investor. Biasanya, kalangan muda lebih berani mengambil risiko tinggi dengan rentang waktu 5 tahun atau lebih. Sedangkan untuk investor yang mendekati masa pensiun lebih banyak memilih produk dengan risiko rendah dan jangka waktu pendek.
Cek profil risiko investasi berdasarkan usia ini membuat generasi muda lebih banyak memilih produk financial karena dianggap mampu memberikan imbalan hasil maksimal untuk mencapai tujuan keuangan di masa depan.
2. Kenali Kondisi Finansial
Cara menentukan profil risiko yang selanjutnya adalah dengan mengenali kondisi finansial terlebih dahulu. Penghasilan bulanan seseorang akan sangat mempengaruhi profil risiko investasi yang sesuai dengannya. Maka dari itu, sebelum memilih instrumen investasi kenali dulu kondisi finansial kamu.
Jika memiliki penghasilan cukup besar dan stabil, mengalokasikan aset untuk produk berisiko tinggi seperti saham bisa menjadi pilihan terbaik. Akan tetapi jika penghasilan minim, ada baiknya pilih produk yang minim risiko dan sangat aman seperti deposito dan obligasi.
3. Pertimbangkan Sesuai Tanggungan
Biasanya investor yang belum menikah atau berkeluarga dan tidak memiliki tanggungan akan memilih produk berisiko tinggi. Sedangkan investor yang sudah memiliki tanggungan untuk menghidupi rumah tangga dan keluarga, cenderung akan memilih produk berisiko rendah. Cara ini bisa kamu gunakan untuk memilih jenis profil risiko investasi dengan lebih tepat.
4. Pengetahuan Tentang Investasi
Seseorang yang memiliki pengalaman dan pengetahuan banyak tentang investasi dan penanaman modal akan lebih memilih produk investasi yang berisiko tinggi. Investor tipe ini biasanya bisa mempersiapkan strategi investasi terbaik sehingga mampu mencegah risiko kerugian.
Sedangkan bagi investor pemula yang belum memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang investasi, akan cenderung memilih produk investasi berisiko rendah. Biasanya investor pemula yang masih belajar investasi akan memilih mengalokasikan asetnya ke produk reksadana. Jika sudah memiliki pengalaman cukup, baru akan mencoba untuk memilih profil risiko moderat yang lebih berisiko.
Manfaat Mengetahui Profil Risiko Investasi
Mengetahui toleransi diri untuk menerima risiko investasi sangat penting untuk diperhatikan sebelum kamu memutuskan mulai berinvestasi. Dengan mengetahui profil risiko dalam manajemen risiko, akan ada banyak manfaat yang bisa kamu dapatkan, antara lain:
1. Memilih Jenis Investasi yang Sesuai
Salah satu manfaat dari mengetahui profil risiko investasi adalah membantu kamu untuk menentukan jenis investasi yang sesuai dengan jati diri dan kondisi finansial. Dengan cara seperti ini, kamu akan lebih mudah untuk menyesuaikan diri karena tidak harus memaksakan hal yang tidak tepat.
2. Mengatur Portofolio Investasi dengan Benar
Mengetahui profil risiko juga bisa menjadi patokan untuk membuat atau mengatur portofolio investasi yang baik dan benar. Contohnya, jika kamu termasuk dalam tipe agresif, maka bisa memilih beberapa produk investasi risiko tinggi sekaligus. Untuk menjaga kestabilan portofolio, tidak ada salahnya untuk memasukkan juga satu instrumen investasi risiko rendah untuk meminimalisir risiko.
3. Menyadari Adanya Risiko dalam setiap Investasi
Dengan mengetahui profil risiko, akan membuat investor menyadari bahwa investasi memiliki risiko dan harus dihadapi dengan strategi yang cermat. Dengan kesadaran ini, kamu bisa memasuki dunia investasi dengan penuh pertimbangan sehingga risiko mengalami kerugian bisa diminimalisir.
Bagi seorang investor, mengetahui profil risiko adalah hal yang sangat penting. Dengan mengetahui profil risiko, kamu bisa menentukan jenis instrumen investasi yang terbaik dan sesuai kebutuhan. Cara ini juga bisa mencegah risiko kerugian saat investasi karena pertimbangan yang kurang tepat. Jadi sebelum mulai investasi, pastikan cek profil risiko investasi kamu terlebih dahulu.