Kini sudah banyak instrumen investasi yang dilirik banyak orang untuk menambah aset keuangannya. Salah satunya adalah reksa dana. Dalam ranah reksa dana, seringkali terdengar beragam istilah yang belum diketahui pengertiannya secara umum oleh orang awam, termasuk Net Asset Value (NAV). Singkatnya, Net Asset Value (NAV) adalah harga atau nilai bersih dari satuan produk atau unit reksa dana yang tengah diperjualbelikan di pasar. Biasanya, NAV digunakan untuk mengidentifikasi potensi peluang di dalam surat-surat berharga. Di antaranya seperti obligasi, saham, surat berharga pasar uang, hingga deposito. Lalu bagaimana cara menghitungnya? Simak ulasan lengkap dari tim Qoala berikut ini.
Apa Itu Net Asset Value?
Net Asset Value atau NAV adalah harga bersih suatu reksadana yang sedang diperjual belikan hari ini. Komponennya terdiri dari, kupon, dividen, dan surat berharga setelah dikurangi biaya operasional. Nominal ini juga menunjukkan aktiva bersih suatu instrumen investasi dalam periode tertentu. Selain itu, NAV adalah alat identifikasi peluang investasi reksadana dan sarana investor untuk melihat kepemilikan dalam portofolionya. Mereka juga akan menghitung keuntungan dari kenaikan nominal net asset value karena dianggap mewakili nilai bersih suatu entitas investasi.
Saat paling tepat untuk menghitung NAV adalah pada akhir tiap perdagangan, menurut harga pasar yang berlaku di penutupan sekuritas portofolio. Nominal NAV biasanya akan berubah tiap harinya karena dipengaruhi oleh AUM, yakni perubahan dana pada pengelolaan manajer investasi.
Perlu diketahui, Net Asset Value memiliki makna yang berbeda-beda dalam masing-masing aset keuangan serta memiliki pengaruh terhadap metrik-metrik lain dalam dunia investasi dan keuangan. Berikut penjelasan lengkapnya.
Reksadana (mutual fund) bekerja dengan cara menghimpun dana dari sejumlah besar investor, kemudian modal tersebut akan didistribusikan oleh manajer keuangan untuk berinvestasi dalam berbagai saham dan instrumen investasi lainnya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh investor.
NAV dalam reksadana diperlukan pada mekanisme penentuan harga saham reksadana. Sebagai informasi, reksadana tidak diperjualbelikan secara real time sehingga penentuan harga saham reksadana tidak dapat dilakukan berdasarkan jumlah permintaan dan penawaran, melainkan atas selisih antara aset dan kewajiban atau nilai net asset value (NAV). Selain itu, mekanisme penentuan harga saham reksadana baru bisa dimulai setelah reksadana diluncurkan. Akibatnya, harga saham reksadana akan berubah setelah NAVPS (net asset value per share) yang diperbarui oleh bursa efek atau pasar saham.
Berbeda dari reksadana, exchange traded fund (ETF) adalah dana investasi yang melacak harga aset seperti saham, komoditas, obligasi, atau mata uang asing. Berbeda dari saham maupun reksadana, investor ETF tidak secara langsung memiliki instrumen investasi. Investor hanya memiliki klaim tidak langsung dan berhak atas sebagian dari keuntungan serta nilai sisa likuidasi. ETF umumnya diperjualbelikan di pasar sekunder seperti layaknya saham dengan harga yang fluktuatif dan mengikuti indeks tertentu, misalnya Nasdaq, S&P 500, Russell 2000, dan lain-lain.
Saham umumnya diperdagangkan di bursa efek atau pasar saham berdasarkan harga pasar yang bersifat fluktuatif. Kenaikan maupun penurunan harga saham dapat disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya pergeseran pada kurva permintaan dan penawaran, serta kebijakan perusahaan. Pergeseran kurva permintaan dan penawaran dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya adalah penilaian investor terhadap prospek pertumbuhan perusahaan di masa depan.
Dalam membuat penilaian tentang prospek perusahaan, umumnya investor akan membandingkan antara harga per lembar saham dengan net asset value untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut undervalue atau overvalue. Hal ini juga sekaligus menjadi pertimbangan investor untuk membeli atau menjual saham pada perusahaan tersebut.
Cara Kerja Net Asset Value
Nilai Aktiva Bersih (NAB) dengan kata lain digunakan sebagai pembagi dalam menentukan jumlah unit penyertaan saat membeli reksa dana. NAB menjadi salah satu alat untuk mengukur kinerja dari investasi pengelolaan reksa dana. Jadi, jika nilai aktiva bersihnya meningkat pada suatu periode, maka kinerja reksa dananya positif serta menguntungkan investor. Meski begitu, nilai aktiva bersih yang tinggi bisa terjadi karena usia reksa dananya sudah panjang (telah lama diluncurkan).
Di sisi lain, kinerja reksa dana dipengaruhi oleh kesanggupan manajer investasi dalam memilih portofolio yang menjadi aset. Jika kinerja reksa dana terbilang bagus, maka Net Asset Value atau nilai aktiva bersihnya pun akan meningkat seiring dengan berjalannya waktu. Sehingga dengan demikian, investor sebaiknya mencermati pertumbuhan harga Net Asset Value daripada besaran harga nilai aktiva bersihnya itu sendiri.
Meskipun bukan merupakan representasi atas kinerja suatu reksadana, NAV adalah hal yang penting diperhatikan ketika kamu ingin menjual reksadana. Misalnya, kamu berinvestasi selama 2 tahun dan per unit reksadana mengalami kenaikan harga sebesar Rp2 ribu. Adapun total unit yang dimiliki adalah 2.000. Dengan demikian, ketika ingin menjual reksadana tersebut, peluang keuntungan yang dapat dipetik adalah sebesar Rp4 juta, yakni dari hasil perkalian jumlah unit dengan kenaikan harga. Demikian pula apabila harganya turun, maka perhitungan penurunan NAV dipengaruhi juga oleh banyaknya unit yang dimiliki. Selain itu, perlu diingat bahwa perhitungan ini hanya dapat direalisasikan apabila investor melakukan pencairan uang.
Sebagai catatan, NAV adalah komponen perhitungan yang ditentukan dari tiap unit penyertaan (UP), sehingga seringkali disebut NAV/UP. Adapun jumlah NAV/UP awal telah ditetapkan oleh OJK sebsar Rp1000 dan selanjutnya akan berubah sesuai pergerakan pasar.
Hal tak kalah penting yang perlu dipelajari sehubungan dengan NAV berikutnya ialah Unit Penyertaan (UP). Unit Penyertaan reksa dana merupakan satuan yang digunakan dan dihitung dalam kepemilikan reksa dana.
UP juga merupakan hasil pembagian modal investasi investor dengan NAV/ NAB reksa dana. Bila investor tak mencairkan atau menambah investasinya, make UP reksa dana tak akan bertambah atau juga berkurang. UP ini juga merupakan bukti keikutsertaan investor dalam suatu produk reksa dana. Banyaknya UP dari suatu reksa dana yang beredar bisa menjadi alat ukur yang mengindikasikan bahwa reksa dana disukai masyarakat, serta banyak dibeli. Seperti diketahui, produk reksa dana diperjualbelikan dalam satuan unit.
Adapun unit yang didapatkan itu dihitung berdasarkan total uang investasi yang dibagi dengan nilai aktiva bersih ketika pembelian. Contohnya, seseorang membeli reksa dana dengan nilai aktiva bersih 1000/ unit senilai Rp 10 juta. Maka orang tersebut akan mendapat 10.000 unit reksa dana.
Perbedaan NAV dan AUM
Istilah lain yang tidak kalah pentingnya dalam investasi reksa dana adalah net asset value (NAV) atau nilai aktiva bersih (NAB). Seringkali, AUM dan NAB disalahpahami sebagai dua istilah yang menggambarkan hal yang sama. Meskipun sama-sama merepresentasikan kinerja manajemen investasi secara tidak langsung, namun AUM dan NAB adalah dua hal yang berbeda. Perbedaannya adalah:
AUM adalah total aset investasi yang dikelola oleh sebuah perusahaan, sedangkan NAB adalah total aset setelah dikurangi kewajiban yang dikelola oleh sebuah perusahaan dalam sebuah reksa dana saja
Misalnya, sebuah manajer investasi mengelola reksa dana A, reksa dana B, dan reksa dana C.
Maka, NAB adalah nilai aset yang dikelola oleh manajer investasi tersebut pada masing-masing reksa dana. Jadi, setiap reksa dana bisa memiliki NAB yang berbeda. Adapun total AUM adalah total aset yang dikelola manajer investasi tersebut baik di dalam reksa dana A, B maupun C. Sederhananya, total AUM= NAB A+ NAB B + NAB C.
NAB didenominasikan dalam bentuk per share atau per unit, sedangkan AUM tidak
Nilai NAB ditentukan setiap hari ketika pasar modal sudah tutup. Nilai ini kemudian dibagi dengan jumlah reksa dana terkait yang beredar untuk ditampilkan dalam bentuk NAB per unit. NAB per unit inilah yang kemudian menjadi harga reksa dana. Di sisi lain, asset under management (AUM) tidak didenominasikan sedemikian rupa.
Fungsi Net Asset Value
Net Asset Value (NAV) memiliki beberapa fungsi penting dalam investasi, di antaranya:
Mengukur Kinerja Investasi
Net Asset Value merupakan salah satu indikator utama untuk mengukur kinerja investasi. Nilai NAV yang semakin meningkat menunjukkan bahwa investasi tersebut mengalami pertumbuhan atau menguntungkan, sedangkan Net Asset Value yang menurun menunjukkan bahwa investasi mengalami penurunan nilai atau kerugian. Sebagai investor, memperhatikan pergerakan Net Asset Value dapat membantumu dalam mengevaluasi kinerja investasi dan mengambil keputusan yang tepat.
Menentukan Harga Jual dan Beli
Net Asset Value juga digunakan untuk menentukan harga jual dan beli unit penyertaan pada reksa dana atau perusahaan investasi. Harga jual ditentukan dengan mengalikan NAV dengan jumlah unit penyertaan yang ingin dijual. Sedangkan harga beli ditentukan dengan membeli unit penyertaan pada harga yang sama dengan NAV.
Menentukan Besarnya Dividen
Net Asset Value juga berfungsi dalam menentukan besarnya dividen yang diterima oleh investor. Dividen biasanya dihitung berdasarkan persentase dari NAV, sehingga semakin tinggi NAV, semakin besar pula nilai dividen yang akan diterima oleh investor.
Dalam keseluruhan, Net Asset Value memiliki fungsi yang sangat penting dalam investasi, karena memungkinkan para investor untuk mengetahui kinerja investasi, menentukan harga jual dan beli, menentukan besarnya dividen, serta menentukan kategori risiko investasi. Oleh karena itu, sebagai investor, memperhatikan pergerakan NAV sangatlah penting untuk membantumu dalam mengambil keputusan investasi yang tepat.
Cara Menghitung Net Asset Value
Secara umum, Net Asset Value (NAV) dihitung dengan cara mengurangkan nilai aset dan kewajiban. Secara matematis, rumus Net Asset Value adalah sebagai berikut.
Net Asset Value = Value of Assets – Value of Liabilities
Dalam lingkup reksadana dan investasi, perhitungan net asset value biasanya disajikan dalam bentuk satuan per lembar saham. Oleh sebab itu, net asset value juga dapat dihitung dengan cara mengurangkan antara aset dan kewajiban lalu membaginya dengan total jumlah saham yang diperdagangkan di bursa atau dapat dituliskan sebagai berikut:
Net Asset Value = (Nilai Aset – Nilai Kewajiban) / Jumlah Saham Outstanding
Berdasarkan rumus tersebut, nilai aset (value of assets) merupakan nilai dari seluruh sekuritas dalam portofolio. Sementara nilai kewajiban (value of liabilities) adalah nilai dari seluruh kewajiban dan pengeluaran operasional.
Agar semakin memahami keseluruhan cara kerja dalam investasi reksa dana, ketahui juga perihal Expense Ratio atau Beban Operasi. Expense Ratio (Beban Operasi ) ialah perbandingan beban operasional pengelolaan dana investasi reksa dana dengan rata-rata NAV dalam setahun.
Expense Ratio digunakan untuk mengukur besaran biaya pengeluaran dalam proses pengelolaan reksa dana. Manajer Investasi yang piawai dan andal mengelola reksa dana akan membuat biaya operasional ini menjadi sekecil mungkin semuanya serba efisien.
Sebaliknya, Expense Ratio akan tampak besar bila Manajer Investasi menjalankan strategi pengelolaan secara aktif namun kurang efisien. Contohnya, biaya pemilihan broker yang mahal, biaya transaksi tinggi, biaya administrasi, manajemen dan kustodian tinggi, penggunaan konsultan yang tak efektif dan efisien, dan lainnya yang membuat Expense Ratio membengkak.
Adapun rumus perhitungan Beban Operasi (Expense Ratio) ialah:
Expense Ratio = Beban Biaya : Rata-Rata Net Asset Value.
Contoh Perhitungan Net Asset Value
Kamu seorang manajer investasi, berencana untuk menghitung nilai Net Asset Value per Share. Kamu mendapatkan informasi bahwa total nilai sekuritas pada portofolio adalah sebesar Rp74 juta, jumlah kas dan setara kas sebesar Rp14 juta, dan perkiraan pendapatan senilai Rp23 juta.
Di sisi lain, total kewajiban yang dimiliki adalah sebesar Rp12 juta dengan total pengeluaran diperkirakan mencapai Rp4 juta. Jumlah saham yang beredar adalah sebesar 10 juta lembar.
Dengan menggunakan rumus Net Asset Value (NAV) sebelumnya, maka:
Nilai Aset = Rp74.000.000 + Rp14.000.000 + Rp23.000.000 = Rp111.000.000
Nilai Kewajiban = Rp12.000.000 + Rp4.000.000 = Rp16.000.000
Jumlah Saham Outstanding = Rp20.000.000
Net Asset Value = (Nilai Aset – Nilai Kewajiban) / Jumlah Saham Outstanding
Net Asset Value = (Rp111.000.000 – Rp16.000.000) / Rp10.000.000
Net Asset Value = 9,5
Atau contoh lainnya:
Kamu punya modal Rp4 juta. Kamu ingin menginvestasikan dana itu untuk reksa dana B yang punya NAV per unit adalah Rp2.000. Lalu, jumlah unit penyertaan yang dimiliki setelah membeli reksa dana itu adalah:
4.000.000/2.000 = 2.000 unit
Kemudian, setelah 1 tahun berlalu, reksa dana tersebut NAB-nya naik menjadi Rp4.000 per unit. Anda merasa sekarang waktu yang tepat untuk taking profit. Apalagi pasar modal sedang bagus-bagusnya. Kamu pun akhirnya menjual reksa dana itu. Berapa nilai jual yang sekarang?
4.000 x 2.000 = Rp6.000.000
Berapa keuntungan yang diperoleh?
Rp6.000.000 – Rp4.000.000 = Rp2.000.000
Biaya di atas biasanya akan dikurangi biaya operasional yang masing-masing berlaku pada perusahaan manajer investasi. Lalu, biasanya ada pajak yang dibebankan. Jangan lupa menghitungnya supaya kamu tahu laba bersih yang didapatkan.
Sebagai informasi, harga NAV selalu berubah setiap hari, serta dihitung ulang dan diperbarui pada hari kerja. Hal ini terjadi karena nilai invest di pasar selalu naik turun dan berfluktuasi. Momen yang paling tepat untuk menghitung Net Asset Value (NAV) adalah di akhir setiap perdagangan, berdasarkan harga pasar yang berlaku dalam penutupan sekuritas portofolio. Adapun keuntungan investasi dari reksa dana didapatkan dari kenaikan NAV alias nilai aktiva bersih dari reksa dana tersebut. Jadi untuk Kamu yang berinvestasi reksa dana, NAV yang naik akan mendatangkan keuntungan bagimu.
Itu dia uraian informasi managemen aset seputar NAV/ NAB yang saling berkaitan dengan AUM, UP dan Expense Ratio. Agar return investasi reksa dana semakin optimal, selalu tingkatkan pengetahuan dan pengalaman seputar reksa dana dan cara kerjanya. Mulailah berinvestasi dengan nominal yang kecil terlebih dahulu serta jangan lupa untuk meminimalisir biayanya. Terpenting, pilihlah produk reksa dana yang sesuai kemampuan dan kebutuhanmu agar hasilnya pun menjadi maksimal.
Selain berinvestasi dengan reksa dana, kamu juga bisa mengikuti program asuransi. Nantinya, asuransi akan sangat membantu jika mengalami hal-hal yang tidak diinginkan. Kamu dan pasangan bisa mengikuti program asuransi, seperti asuransi kesehatan, pendidikan anak, asuransi jiwa, dan lain sebagainya. Jika tertarik, bisa mencari tahu informasinya lebih lengkap di Qoala App atau membacanya lebih lanjut di laman Blog Qoala.