Pernahkah kamu mendengar istilah junk bond? Saat mendengar istilah ini pertama kali, mungkin kamu berpikir bahwa ini merupakan instrumen yang tidak menguntungkan karena junk bond dalam bahasa artinya adalah obligasi sampah. Namun ternyata, instrumen obligasi ini justru menguntungkan. Junk bond adalah instrumen yang banyak dicari investor untuk melakukan diversifikasi dalam portofolio investasinya.
Lantas, apa itu junk bond fund dalam investasi? Untuk tahu lebih jelas dan lengkapnya, yuk simak ulasan Qoala berikut ini!
Apa Itu Junk Bond?
Seperti yang sedikit dijelaskan di atas, junk bond adalah salah jenis obligasi yang dapat membayar bunga lebih tinggi karena memiliki peringkat kredit yang lebih rendah dari obligasi investasi yang ada di pasaran. Dalam hal ini, junk bond memiliki risiko gagal bayar yang umumnya sangat besar sehingga perusahaan penerbit tidak dapat memenuhi kewajibannya pada investor untuk mengembalikan pokok invest dan membayar bunga.
Itulah sebabnya, perusahaan akan membayar imbalan yang lebih tinggi sebagai kompensasi gagal bayarnya pada investor. Umumnya penerbit obligasi sampah ini merupakan perusahaan dengan modal besar atau perusahaan startup yang memiliki rasio utang tinggi dan potensi gagal bayar yang besar. Selain itu, junk bond juga bisa merupakan obligasi dengan investasi yang sudah tidak lagi kredibel.
Karakteristik Junk Bond
Seperti yang dijelaskan di atas, junk bond adalah obligasi yang memiliki tingkat bunga lebih tinggi karena memiliki rasio gagal bayar yang juga tinggi. Meskipun demikian, secara teknis, obligasi ini tidak jauh berbeda dari obligasi lainnya. Junk bond merupakan sertifikat kepemilikan utang perusahaan yang tercantum waktu jatuh tempo, total tunggakan, serta perhitungan bunga pinjaman.
Satu hal yang membedakan junk bond dengan obligasi investasi terdapat pada kelayakan kredit penerbitnya. Selain itu, terdapat karakteristik yang khas dari junk bond, yaitu:
1. Fallen Angels
Fallen angels merupakan obligasi yang dibuat berdasarkan peringkat investasinya. Namun karena perusahaan mengalami guncangan finansial, maka peringkat obligasi menjadi menurun. Perusahaan penerbit obligasi ini umumnya sedang mengalami gagal bayar serta pailit sehingga tidak mampu membayar hutangnya.
Setelah terjadi penurunan peringkat, harga pun langsung naik dan pada saat ini investor pun berlomba-lomba untuk membeli obligasi tersebut. Tujuannya adalah untuk spekulasi mencari keuntungan. Investor pada saat ini mengharapkan keuntungan yang besar ketika perusahaan telah pulih kembali dari kondisi finansial yang sulit.
2. Rising Stars
Karakteristik berikutnya adalah rising stars, yaitu ketika kredibilitas perusahaan telah naik, maka obligasi pun ikut naik. Umumnya perusahaan penerbit obligasi jenis rising stars merupakan perusahaan dengan bisnis yang baru sehingga tidak memiliki riwayat utang. Obligas ini memiliki tingkat harga yang mendekati obligasi investasi sehingga risiko gagal bayarnya relatif lebih rendah.
Peringkat Junk Bond
Pada obligasi junk bond, terdapat pemeringkatan. Lantas, apa dan bagaimana pemeringkatan pada junk bond? Untuk memahaminya, kamu bisa melihat pemeringkatan junk bond menurut Moody’s Investor Service serta Standard and Poor’s (S&P) untuk obligasi di luar investasi berikut ini.
Risiko Tinggi
Menurut versi Moody, junk bond yang memiliki risiko yang tinggi diberi peringkat Ba atau B. Sedangkan menurut versi S&P, peringkat junk bond yang berisiko tinggi adalah BB atau B. Junk bond dengan peringkat ini masih dapat memenuhi kewajibannya meskipun potensi gagal bayarnya juga cukup besar.
Risiko Paling Tinggi
Junk bond dengan risiko yang paling tinggi diberi peringkat menurut versi Moody dengan peringkat CAA, Ca, atau C. Sedangkan pada versi S&P, peringkat untuk junk bond dengan risiko paling tinggi adalah CCC, CC, atau C.
Pada peringkat ini, perusahaan memiliki ketergantungan tinggi pada kondisi finansialnya untuk memberikan keuntungan serta menghindari terjadinya default. Risiko gagal bayar pada perusahaan ini sangat besar.
Kelebihan Junk Bond
Junk bond adalah salah satu jenis instrumen investasi yang kerap dilirik oleh sebagian investor. Namun setiap investor pasti paham bahwa setiap instrumen investasi memiliki risiko, kelebihan, serta kekurangan masing-masing. Begitu pula pada junk bond, terdapat kelebihan serta kekurangan yang perlu dipahami. Berikut kelebihan junk bond yang perlu kamu tahu:
1. Imbalan Tinggi
Salah satu kelebihan junk bond yang menarik adalah imbalan investasinya yang tinggi. Imbalan investasi tinggi ini merupakan bentuk kompensasi perusahaan atas kesediaan investor dalam mengambil risiko obligasi yang besar. Kompensasi tersebut diwujudkan dalam bunga investasi yang besar. Bunga tersebut berasal dari pembayaran bunga pada selama jatuh tempo pelunasan hutang perusahaan penerbit.
2. Jangka Waktu Panjang
Kelebihan lain dari junk bond adalah jangka waktunya yang panjang. Junk bond merupakan instrumen yang diterbitkan dalam jangka waktu 10 tahun dan dalam ditarik kembali dalam waktu 4 hingga 5 tahun setelah diterbitkan. Dalam jangka panjang ini, perusahaan memiliki kesempatan dalam melakukan ekspansi besar-besaran.
Dalam tempo tersebut, perusahaan juga cenderung tidak bangkrut. Dan kalaupun terjadi gagal bayar, perusahaan memiliki waktu panjang untuk bangkit. Selama masa tersebut, jika kondisi ekonomi perusahaan baik, maka bunga investasi pun akan terus mengalir dalam jangka waktu panjang.
3. Sebagai Diversifikasi Portofolio
Seperti yang sudah kita pahami, bahwa terlalu berisiko jika investor hanya berinvestasi pada satu aset atau satu instrumen saja. Untuk itulah diperlukan diversifikasi portofolio, salah satunya dengan investasi pada junk bond.
Dengan menambah junk bond pada list portofolio, maka diversifikasi portofolio akan terjadi dan risiko investasi dapat ditekan. Jika terdapat kerugian pada satu aset, maka ada aset lain yang memiliki potensi untung.
Kekurangan Junk Bond
Dibalik kelebihan, terdapat juga kekurangan junk bond yang harus dipahami oleh para investor. Berikut kekurangan investasi pada instrumen junk bond:
1. Risiko Tinggi
Prinsip investasi dalam keuangan adalah semakin tinggi potensi keuntungan, maka semakin tinggi juga risikonya. Begitu juga pada junk bond, potensi keuntungan yang ditawarkan cukup tinggi, namun risikonya juga besar. Junk bond diterbitkan oleh perusahaan yang memiliki gagal bayar tinggi, sehingga risikonya juga tak kalah tinggi.
Jika gagal bayar terus terjadi dan perusahaan mengalami kebangkrutan, maka investor akan kehilangan seluruh modal investasinya. Tentu hal ini sangat merugikan investor. Itulah mengapa junk bond atau investasi sampah ini hanya diambil oleh investor yang memiliki sifat spekulan yang tinggi.
2. Harga Dipengaruhi oleh Perubahan Peringkat Kredit
Kekurangan junk bond berikutnya adalah harganya yang sangat dipengaruhi oleh peringkat kredit. Jika kredibilitas perusahaan naik, maka harga junk bond mengalami peningkatan. Namun ketika kredibilitas turun, maka harga obligasi ikut terjun bebas.
Dalam hal ini, investor tidak dapat memprediksi kondisi ekonomi perusahaan, sehingga kredibilitas perusahaan bisa turun kapan saja. Tingkat spekulasi investor pun cukup tinggi jika memilih jenis investasi ini.
3. Terjadi Penurunan Nilai Selama Resesi
Berikutnya, kekurangan junk bond adalah nilainya yang akan turun selama terjadi resesi ekonomi. Hal ini dikarenakan risiko perusahaan akan bangkrut semakin meningkat ketika resesi terjadi.
Jadi ketika kondisi ekonomi negara secara global memburuk, maka junk bond kurang direkomendasikan. Namun sebaliknya, ketika kondisi ekonomi aman-aman saja, obligasi ini bisa menjadi pilihan.
Junk bond adalah instrumen investasi berwujud obligasi yang dapat diperhitungkan sebagai pilihan investasi. Meskipun dari bahasa berarti obligasi sampah, namun tidak selamanya investasi ini merugikan. Pada investor yang paham risiko dan potensi keuntungannya, junk bond dapat menjadi pilihan diversifikasi portofolio yang tepat. Nah, untuk kamu yang ingin tahu informasi tentang managemen aset dan keuangan lainnya, yuk kunjungi Qoala Blog!