Selain bekerja, ternyata ada cara lain yang bisa dilakukan untuk mendapatkan uang atau penghasilan, yaitu dengan cara investasi. Investasi dengan hasil bulanan bisa dicoba untuk mendapatkan income tambahan setiap bulannya. Tentu saja dibutuhkan keberanian dan perhitungan dalam investasi karena setiap investasi memiliki risiko. Tingkat risiko tersebut bervariasi, bisa rendah atau tinggi tergantung dari jenis investasi yang dipilih.
Nah, apakah kamu tertarik untuk menjajal investasi dengan hasil bulanan? Untuk tahu informasi lengkap mengenai apa itu investasi dengan hasil bulanan beserta jenis dan caranya, yuk simak ulasan Qoala berikut ini!
Apa itu Investasi dengan Hasil Bulanan?
Sebelum tahu lebih lanjut tentang investasi dengan hasil bulanan, sebaiknya kamu perlu paham terlebih dahulu apa itu investasi. Investasi merupakan kegiatan menempatkan dana berupa uang atau harta berharga lainnya ke sebuah instrumen selama periode tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan return atau imbal hasil berupa peningkatan nilai. Return tersebut yang kemudian dijadikan penghasilan dalam jangka waktu pendek maupun panjang. Singkatnya, investasi merupakan alat untuk mewujudkan tujuan keuangan investor.
Investasi juga bisa disebut penanaman modal karena tujuannya adalah untuk mendapatkan keuntungan di masa depan. Dana yang diinvestasikan oleh investor kemudian dikembangkan oleh pihak yang mengelolanya. Nantinya keuntungan dari pengembangan dana tersebut akan dibagi kepada investor sebagai kompensasi atas penanaman modal tersebut.
Investasi bisa menghasilkan return dalam jangka waktu tertentu, bisa dalam jangka panjang maupun pendek, bisa juga tahunan atau bulanan. Jadi investasi dengan hasil bulanan merupakan penempatan dana pada sebuah instrumen dengan hasil atau return yang bisa diambil atau dicairkan dalam jangka waktu bulanan. Artinya, investor dapat mengambil return atau keuntungan dari investasi tersebut setiap bulannya.
Melalui investasi dengan hasil bulanan, investor bisa mendapatkan penghasilan secara rutin dari investasi tersebut. Bahkan jika nilai investasinya besar, maka return yang didapat pun juga berpotensi besar ketika ditempatkan ke instrumen yang tepat. Banyak investor yang bisa bebas finansial dengan cara ini.
Jenis Investasi dengan Hasil Bulanan
Setelah paham apa itu investasi dengan hasil bulanan, kamu perlu tahu jenis instrumen investasi apa saja yang return-nya bisa diambil dalam periode bulanan. Ada juga investasi yang return-nya tahunan, namun bisa kamu bagi menjadi 12 bulan sehingga hasilnya bisa dinikmati setiap bulanan.
Nah, berikut jenis investasi dengan hasil bulanan yang perlu kamu tahu:
1. Deposito
Jenis investasi dengan hasil bulanan yang pertama adalah deposito. Deposito merupakan simpanan yang pencairannya dilakukan pada jangka waktu tertentu dengan syarat dan ketentuan yang telah disepakati. Uang atau dana yang dimasukkan ke dalam deposito akan memperoleh bunga kisaran 5-6% per tahun tergantung bank penyedia deposito. Suku bunga deposito umumnya lebih tinggi dari suku bunga tabungan biasa, sehingga penghasilan yang didapat dari investasi melalui deposito akan lebih besar ketimbang uang hanya disimpan di tabungan.
Bahkan semakin besar uang yang didepositokan, bank akan menawarkan suku bunga yang lebih tinggi. Meskipun demikian, deposito tidak dapat diambil atau dicairkan sewaktu-waktu. Deposito hanya bisa dicairkan sesuai dengan tempo atau jangka waktu yang telah disepakati. Sebelum jatuh tempo, kamu tidak bisa mengambilnya.
Umumnya tenor deposito mulai dari 3 bulan hingga 12 bulan. Namun ada juga bank yang memberikan jangka waktu atau tenor hingga 24 bulan. Nah, jika kamu ingin mendapatkan investasi dengan hasil bulanan melalui deposito, maka kamu bisa mulai mengalokasikan dana untuk dimasukkan ke deposito, lalu menentukan tenornya. Setelah itu, untuk mendapatkan hasil bulanan, kamu bisa membaginya sesuai dengan tenor yang kamu pilih sehingga bunga deposito bisa kamu nikmati dalam jangka waktu bulanan.
2. Saham
Investasi dengan hasil bulanan berikutnya adalah saham. Saham merupakan tanda penyertaan modal atau efek yang diberikan oleh perseorangan maupun badan usaha kepada suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan penyertaan modal tersebut, investor berhak atas pendapatan perusahaan, aset perusahaan, serta hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Hak kepemilikan, aset, serta pendapatan tersebut dihitung berdasarkan persentase saham yang dibeli. Semakin besar persentase saham yang dimiliki, maka kepemilikan atau kekuatan terhadap perusahaan semakin besar.
Saat berinvestasi saham, kamu akan mendapatkan 2 bentuk keuntungan yaitu dividen dan capital gain. Dividen merupakan keuntungan yang didapat berdasarkan pembagian keuntungan perusahaan. Pembagian tersebut juga disesuaikan dari persentase saham yang dimiliki. Pembagian dividen umumnya dilakukan 2 hingga 4 kali dalam setahun.
Sedangkan capital gain merupakan keuntungan yang didapatkan dari selisih antara harga jual dan harga beli saham. Keuntungan berupa capital gain ini bisa dilihat dan dipantau dalam hitungan hari, jam, bahkan menit. Hal ini dikarenakan harga saham sangat fluktuatif dan bisa berubah kapan saja.
Nah, investasi dengan hasil bulanan dari saham bisa didapatkan melalui capital gain. Rata-rata keuntungan atau return dari saham mencapai 12 hingga 15% per tahunnya tergantung dari saham yang dipilih. Untuk memperoleh hasil bulanan, sebaiknya kamu menempatkan dana pada instrumen saham dalam jangka panjang kemudian membaginya per bulan. Namun ingat, saham juga memiliki risiko penurunan nilai, sehingga kamu perlu memantau naik turunnya saham secara berkala. Pastikan juga kamu memilih saham dengan fundamental yang baik agar terhindar dari risiko anjloknya nilai saham.
3. Obligasi
Untuk mendapatkan hasil bulanan dari investasi, kamu juga bisa menggunakan instrumen obligasi. Obligasi merupakan surat hutang jangka menengah panjang yang bisa dipindahtangankan, berisi janji dari pihak penerbit untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu serta melunasi pokok hutang dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Obligasi hampir mirip dengan saham, namun keuntungan atau return yang didapat lebih pasti.
Kamu bisa memulai investasi pada instrumen obligasi milik pemerintah untuk memperkecil risiko. Pasalnya, pemerintah memiliki risiko gagal bayar yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan swasta. Keuntungan berupa return dari obligasi ini bisa dicairkan per bulan dan langsung ditransfer melalui rekening yang kamu daftarkan. Dan obligasi tersebut juga bisa diperjualbelikan di pasar sekunder tanpa harus menunggu tanggal jatuh tempo.
Sebagai contoh, kamu membeli obligasi milik pemerintah atau ORI dengan kupon 6% per tahun. Jika kamu membeli obligasi senilai Rp100 juta, maka kamu akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp6 juta per tahun atau Rp500 ribu per bulan. Nantinya modal Rp100 juta yang kamu investasikan masih tetap utuh dan bisa diambil setelah tanggal jatuh tempo atau diperjualbelikan di pasar sekunder.
4. Reksa Dana
Jenis investasi dengan hasil bulanan selanjutnya adalah reksa dana. Reksa dana merupakan instrumen investasi yang mana dana dari investor akan dikumpulkan kemudian diinvestasikan ke instrumen-instrumen investasi yang ada di pasar modal. Terdapat beberapa jenis reksa dana, yaitu reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana campuran, serta reksa dana index.
Return atau keuntungan dari investasi reksa dana juga bisa dinikmati setiap bulan, tergantung dari jenis reksa dana yang dipilih. Jika reksa dana sudah menguntungkan dalam waktu 1 bulan, kamu bisa langsung mencairkan reksa dana tersebut dan mengambil return-nya. Namun kamu juga bisa menunggu dalam jangka waktu tertentu untuk mendapatkan return yang diinginkan.
Meskipun demikian, reksa dana juga memiliki risiko seperti instrumen investasi lainnya. Setiap jenis reksa dana juga memiliki tingkat risiko yang berbeda. Diantara jenis reksa dana tersebut, reksa dana pasar uang memiliki risiko yang paling rendah, sedangkan reksa dana saham memiliki risiko yang paling tinggi. Namun ingat, semakin besar risiko atas investasi, maka peluang atau potensi keuntungannya juga semakin besar.
5. SBN
SBN atau Surat Berharga Negara juga merupakan salah satu jenis investasi dengan hasil bulanan. SBN adalah surat berharga negara yang diterbitkan oleh pemerintah pusat. Dalam hal ini, pemerintah ‘meminjam’ uang kepada investor untuk kebutuhan APBN. Melalui peminjaman tersebut, investor akan mendapatkan keuntungan berupa kupon atau bunga dari dana yang ditempatkan di instrumen SBN.
SBN terdiri dari beberapa jenis, antara lain ORI, sukuk ritel, saving bonds ritel, sukuk tabungan, dan wakaf uang pada sukuk negara. Kupon dari masing-masing SBN tersebut bisa dicairkan dalam jangka waktu bulanan dan modal pokoknya bisa diambil setelah jatuh tempo.
Cara Investasi dengan Hasil Bulanan
Lantas, bagaimana cara investasi dengan hasil bulanan? Agar kamu ada gambaran, Qoala akan menjelaskan cara investasi dengan hasil bulanan melalui sukuk ritel (SR019), surat berharga milik pemerintah yang sedang dalam masa penawaran hingga 20 September 2023. Berikut cara investasinya:
- Registrasi. Untuk awal, proses pendaftaran calon investor dilakukan melalui sistem elektronik yang disediakan oleh Mitra Distribusi seperti Bibit, Bareksa, dan sebagainya. Untuk registrasi diperlukan data antara lain data diri, nomor SID, nomor rekening dana, serta nomor rekening surat berharga. Jika belum memiliki data kelengkapan tersebut, Mitra Distribusi akan membantumu untuk mendapatkannya.
- Pemesanan. Setelah terdaftar, kamu bisa melakukan pemesanan SR019 melalui Mitra Distribusi selama masa penawaran.
- Pembayaran. Setelah pemesanan berhasil, lakukan pembayaran melalui ATM, transfer bank, dan lainnya tergantung dari kebijakan Mitra Distribusi.
- Konfirmasi. Setelah pembayaran dilakukan, kamu akan mendapatkan NTPN (Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) dan alokasi SR019 akan diperoleh pada tanggal penerbitan.
Setelah SR019 diperoleh, maka kamu akan mendapatkan kupon SR019 per bulan sebesar 5,95% per bulan. Besaran bunga atau kupon yang diperoleh tergantung dari berapa besaran SR019 yang kamu beli. Pembelian SR019 dimulai dari nominal Rp1 juta hingga maksimal Rp5 M.
Nah, jika kamu berinvestasi sebesar Rp1 M misalnya, maka kamu akan mendapatkan kupon sebesar Rp 4.462.200 per bulan atau 53.546.400 per tahun. Kupon tersebut langsung ditransfer ke rekening yang sudah kamu daftarkan setiap bulannya sampai tanggal jatuh tempo.
Resiko Investasi dengan Hasil Bulanan
Tidak ada investasi yang tidak memiliki risiko. Semua investasi pasti memiliki risiko yang sebaiknya diketahui oleh calon investor agar tidak salah dalam memilih investasi. Berikut ini merupakan berbagai risiko investasi dengan hasil bulanan yang sebaiknya kamu ketahui:
1. Risiko Suku Bunga
Risiko investasi dengan hasil bulanan yang pertama adalah risiko suku bunga. Risiko ini timbul karena suku bunga sangat mempengaruhi besaran return atau imbal hasil dari investasi tersebut. Bahkan untuk aset yang berbunga seperti obligasi, adanya peningkatan suku bunga membuat bunga obligasi menurun sehingga keuntungan dari obligasi menjadi lebih rendah.
2. Risiko Pasar
Risiko pasar merupakan risiko naik turunnya aset akibat perubahan sentimen pasar keuangan. Perlu kamu ketahui bahwa nilai sebuah aset seperti saham atau obligasi bisa menurun akibat perubahan kondisi pasar. Umumnya risiko pasar disebabkan oleh resesi ekonomi, kerusuhan, perubahan politik, serta spekulasi. Inilah yang menyebabkan seorang investor mengalami capital loss (penurunan pokok investasi). Namun kondisi ini merupakan risiko dari investasi yang memang tidak dapat dihindari.
3. Risiko Inflasi
Berikutnya, ada juga risiko inflasi atau risiko daya beli, yaitu arus kas investasi di masa depan tidak sebanyak sekarang akibat gerusan inflasi. Tentunya risiko ini merugikan daya beli masyarakat karena umumnya harga konsumsi di masyarakat meningkat. Akibatnya, jumlah uang tunai yang dimiliki saat ini nilainya tidak akan sama dengan nilai di masa depan meskipun jumlahnya sama.
4. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas merupakan risiko yang timbul akibat sulitnya menyediakan uang tunai dalam jangka waktu tertentu. Risiko ini terjadi ketika suatu pihak tidak bisa membayar kewajibannya yang jatuh tempo secara tunai meskipun ia memiliki aset yang bernilai untuk melunasinya. Ia kesulitan untuk menjual aset tersebut kepada pihak lain lantaran tidak ada yang mau membelinya. Dalam hal ini, aset tersebut bisa dikatakan tidak likuid karena sulit untuk dicairkan.
5. Risiko Negara
Risiko invest dengan hasil bulanan berikutnya adalah risiko negara, yang mana risiko ini berkaitan dengan kondisi politik sebuah negara. Ketika terjadi perubahan aturan atau perundang-undangan mengenai perekonomian, maka secara otomatis nilai investasi juga akan terpengaruh.
Nah, itulah ulasan lengkap mengenai investasi dengan hasil bulanan yang sebaiknya kamu tahu. Sekarang kamu bisa menentukan mana instrumen investasi yang cocok untuk kamu jajal serta menghasilkan return bulanan yang menambah penghasilan. Yuk, kunjungi Qoala Blog untuk tahu berbagai informasi managemen aset dan keuangan menarik lainnya!