Bagi orang-orang yang berkecimpung di dunia bisnis pasti sudah tidak asing dengan istilah ekuitas pemegang saham. Istilah ini biasanya berkaitan dengan bisnis pada perusahaan berskala besar. Ekuitas sendiri merupakan nilai total aset perusahaan yang sudah dikurangi total kewajiban.
Perusahaan besar biasanya tidak hanya dimiliki oleh satu orang saja. Akan tetapi bisa berupa kerjasama dengan beberapa pihak dimana masing-masing pihak memiliki nilai aset atau saham di perusahaan tersebut. Setiap pemilik saham memiliki hak yang sama termasuk dalam hal ekuitas ini.
Terdapat 2 jenis ekuitas yang berlaku dalam bisnis yaitu ekuitas perusahaan dan ekuitas pemegang saham. Saat nilai aset perusahaan dijual secara keseluruhan, maka pemilik perusahaan harus membuat laporan ekuitas pemilik saham.
Untuk lebih jelasnya tentang apa itu ekuitas pemegang saham hingga klasifikasi serta komponen yang ada di dalamnya, yuk simak ulasan Qoala berikut ini.
Apa Itu Ekuitas Pemegang Saham
Ekuitas pemilik saham adalah nilai aset atau sejumlah uang yang akan diberikan oleh perusahaan kepada pemilik saham saat seluruh aset perusahaan telah dicairkan serta semua bentuk hutang dan liabilitas perusahaan sudah dilunaskan.
Nilai ekuitas sendiri merupakan nilai yang paling sering digunakan dalam menentukan tingkat kesehatan suatu entitas bisnis. Hal ini sangat berkaitan dengan bagaimana cara perusahaan dalam menerapkan skala prioritas untuk pengelolaan keuangannya.
Dalam bisnis sebenarnya terdapat dua jenis ekuitas yang kerap digunakan, yaitu ekuitas pemilik dan ekuitas pemilik saham. Komponen ekuitas pemilik saham biasanya dimiliki oleh perusahaan berskala besar dimana membutuhkan dana dari luar untuk memenuhi kebutuhan modal. Sedangkan pada perusahaan skala kecil biasanya hanya dikenal ekuitas pemilik saja.
Pada laporan keuangan perusahaan, ekuitas yang dimiliki pemegang saham ini termasuk dalam salah satu indikator yang akan menentukan kondisi kesehatan keuangan perusahaan. Ekuitas juga bisa diartikan sebagai modal karena merupakan sejumlah uang yang dikeluarkan oleh perusahaan yang digunakan untuk biaya operasional perusahaan tersebut.
Perlu kamu ketahui bahwa nilai dari ekuitas tidak selalu positif. Akan tetapi dalam beberapa kondisi nilai ekuitas juga bisa menjadi negatif karena beban yang harus ditanggung perusahaan lebih besar jika dibandingkan dengan nilai asetnya. Pada kondisi ekuitas negatif, maka disebut dengan defisit.
Saat nilai ekuitas pada kondisi negatif, maka perlu waspada karena jika berlangsung semakin parah bisa menyebabkan terjadinya kebangkrutan. Tentu dibutuhkan strategi atau cara menghitung ekuitas pemilik saham untuk meminimalisir kerugian yang semakin besar. Ekuitas pemilik saham juga bisa dijadikan sebagai faktor acuan untuk menentukan sehat tidaknya keuangan sebuah perusahaan atau bisnis.
Klasifikasi Ekuitas Pemegang Saham
Untuk membangun sebuah bisnis atau perusahaan pastinya dibutuhkan modal terlebih dahulu. Dalam hal ini, ekuitas berdasarkan sumber modal dibagi menjadi dua jenis yaitu laba ditahan dan modal setoran.
Dalam proses berjalannya, modal yang dikumpulkan perusahaan akan semakin besar seiring berjalannya waktu. Tidak hanya itu, sumber modal juga bisa datang dari berbagai pihak sehingga membuat perhitungan rumus ekuitas pemilik saham juga berubah setiap tahunnya.
Berikut penjelasan lengkap tentang klasifikasi ekuitas pemegang saham yang perlu kamu pahami.
1. Laba Ditahan
Laba ditahan merupakan klasifikasi apa itu ekuitas pemilik saham yang merupakan hasil dari perhitungan akumulasi akun laba dan rugi dan laba yang ditahan oleh pihak perusahaan yang tidak dibayarkan kepada pemegang saham karena dijadikan sebagai dividen.
Dalam menjalankan bisnisnya, tidak sedikit perusahaan yang menggandeng pihak lain untuk mendapatkan modal terlebih dahulu. Disinilah ekuitas pemilik saham klasifikasi laba ditahan ini dimainkan untuk menjamin kerjasama antara kedua belah pihak.
Laba yang ditahan oleh pihak perusahaan biasanya akan dimanfaatkan untuk kebutuhan operasional perusahaan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Tujuannya agar perusahaan semakin berkembang sehingga bisa mendatangkan keuntungan lebih besar di masa mendatang.
2. Modal Setoran
Untuk klasifikasi ekuitas pemilik saham yang kedua ini dibagi lagi menjadi dua jenis yaitu modal yuridis dan modal setoran lain. Modal yuridis bisa disebut juga sebagai legal capital. Hal ini karena modal ini muncul dengan ketentuan hukum yang mewajibkan perusahaan memiliki sejumlah dana yang diperlukan sebagai perlindungan terhadap pihak lain. Sedangkan untuk modal setoran lain disebut juga dengan nama paid in surplus atau bisa juga disebut dengan stock.
Perlu kamu ketahui bahwa modal setoran ini bisa mengalami perubahan dan penurunan nilai terhadap pertanyaan tentang ekuitas pemilik saham. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan penurunan nilai pada modal setoran, antara lain:
- Dividen saham
- Hak beli saham
- Pemesanan saham
- Obligasi terkonversi
- Saham istimewa terkonversi
- Saham treasuri
Meskipun begitu, modal setoran ekuitas pemilik saham ini tidak akan semata-mata mengalami penurunan. Akan tetapi kondisi tersebut bisa terjadi jika ada likuiditas atau pencairan seluruh aset yang dimiliki oleh perusahaan.
Komponen Ekuitas Pemegang Saham
Dilihat dari riwayat dan sumbernya, komponen atau sumber utama ekuitas pemegang saham perusahaan dibagi menjadi dua jenis yaitu modal disetor dan laba ditahan. Untuk lebih jelasnya tentang kedua komponen ekuitas pemilik saham ini, berikut penjelasan lengkapnya:
1. Modal Disetor
Komponen yang termasuk dalam modal disetor adalah bagian dari modal yuridis. Komponen yang ada di dalamnya antara lain seperti kapitalisasi laba ditahan, penerbitan saham baru, dividen saham, konversi obligasi dan juga stock subscription.
Tidak hanya itu, secara umum, komponen lainnya yang juga termasuk dalam modal disetor ini adalah penjualan saham treasuri, premium modal saham, penyerapan defisit, restrukturisasi capital, deklarasi dividen likuidasi, dan juga revaluasi aset.
2. Laba Ditahan
Yang termasuk dalam komponen rumus ekuitas pemilik saham laba ditahan ini antara lain seperti laporan laba rugi, rekapitulasi, dividen, dan juga perubahan akuntansi. Tidak hanya itu, komponen yang masuk dalam ekuitas pemilik saham laba ditahan selanjutnya juga ada untung penahanan belum terealisasi, hak pemegang saham minoritas dan juga penyesuaian capital belum terealisasi lainnya.
Mengetahui komponen ekuitas pemilik saham jenis laba ditahan ini merupakan hal yang penting bagi perusahaan. Hal ini karena ekuitas pemilik saham ini akan menjadi indikator penting pada neraca yang akan dirangkum ke dalam laporan laba rugi perusahaan.
Dalam menentukan komponen ekuitas pemegang saham ini, sangat penting bagi setiap perusahaan untuk membuat jurnal dan pembukuan akuntansi dengan sistem yang baik dan jelas. Untuk mempermudah pembukuan akuntansi ini, kamu bisa menggunakan software atau aplikasi akuntansi yang bisa dengan mudah kamu temukan.
Rumus Perhitungan Ekuitas Pemegang Saham
Setiap perusahaan wajib memiliki ekuitas pemegang saham dalam laporan keuangan. Hal ini penting dilakukan karena berfungsi untuk menyediakan informasi kepada pihak yang berkepentingan dalam efisiensi dan kepengurusan manajemen perusahaan.
Informasi yang dilaporkan dalam ekuitas pemilik saham selanjutnya akan digunakan sebagai patokan kondisi keuangan perusahaan untuk para pemilik saham perusahaan tersebut.
Untuk menghitung ekuitas pemegang saham, ada rumus yang bisa kamu gunakan, yaitu total aset perusahaan dikurangi dengan total kewajiban. Dalam hal ini total kewajiban perusahaan bisa terdiri dari berbagai hal, di antaranya seperti hutang perusahaan, gaji karyawan dan juga beban operasional alat perusahaan.
Cara menghitung ekuitas pemilik saham bisa dilakukan dengan cara yaitu teknik pengurangan dan juga teknik komponen, berikut ulasan lengkapnya.
Cara menghitung ekuitas pemegang saham menggunakan teknik pengurangan
- Hitung total aset perusahaan berdasarkan laporan neraca yang terdapat pada periode yang disangkutkan
- Hitung total semua kewajiban perusahaan mulai dari hutang perusahaan, gaji karyaan dan juga beban operasional perusahaan. Daftar ini harus terpisah dari neraca aset perusahaan
- Hitung total nilai ekuitas pemilik saham dengan cara mengurangi nilai total aset dengan nilai total kewajiban perusahaan
- Total aset harus sama dengan total ekuitas dan jumlah kewajiban.
Contoh cara menghitung ekuitas pemegang saham menggunakan teknik pengurangan ini adalah:
Perusahaan A memiliki total aset lancar sebesar Rp 535 juta yang terdiri dari kas Rp 135 juta, investasi jangka pendek Rp 60 juta, piutang Rp 85 juta, persediaan Rp 225 juta dan juga asuransi dibayarkan di muka sebesar Rp 30 juta. Perusahaan tersebut juga memiliki aset jangka panjang sebesar Rp 75 juta. Untuk memperoleh nilai aset, kamu hanya perlu menambahkan keduanya. Jadi nilai aset perusahaan A sebesar Rp 610 juta.
Selanjutnya hitung nilai kewajiban perusahaan yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Anggap saja total nilai liabilitas perusahaan tersebut sebesar Rp 470 juta yag terdiri dari utang usaha, gaji karyawan dan juga beban operasional lainnya.
Untuk mendapatkan nilai ekuitas pemilik saham, kamu hanya perlu mengurangi nilai aset total dengan nilai liabilitas total yang telah dijumlahkan di atas. Dari hasil tersebut maka kamu akan memperoleh ekuitas pemilik saham sebesar Rp 140 juta. (Rp 610 juta – Rp 470 juta)
Cara menghitung ekuitas pemegang saham dengan teknik komponen
- Hitung modal saham perusahaan dari modal yang terima dari penjualan saham
- Verifikasi laba ditahan atau total laba perusahaan setelah semua kewajiban dilunaskan
- Konfirmasikan nilai saham treasury di neraca perusahaan
- Hitung ekuitas pemegang saham dengan cara menambahkan modal saham ke laba ditahan kemudian kurangi dengan saham treasury
Contoh cara menghitung ekuitas pemegang saham menggunakan teknik komponen adalah:
Perusahaan A memiliki modal saham sebesar Rp 300 juta yang didapatkan dari saham biasa sebesar Rp 200 juta dan modal saham preferen sebesar Rp 100 juta. Dari keseluruhan saham tersebut, perusahaan akan menentukan laba ditahan sebesar Rp 50 juta.
Untuk mendapatkan ekuitas pemegang saham, kamu bisa menambahkan modal saham keseluruhan dengan laba ditahan kemudian kurangi dengan saham treasury sebesar Rp 15 juta. Dari perhitungan tersebut maka didapatkan hasil bahwa nilai ekuitas pemilik saham adalah sebesar Rp 335 juta.
Dalam menghitung rumus komponen ekuitas pemegang saham, pastikan selalu memperhatikan perubahan aturan akuntansi. Dalam hal ini termasuk juga perubahan dalam klasifikasi aset dan liabilitas yang dapat menyebabkan revisi perhitungan ekuitas pemilik saham.
Salah satu contohnya seperti aturan penyertaan tunjangan pensiun ke dalam neraca pada aturan akuntansi 2006. Hal ini membuat nilai liabilitas menjadi meningkat pada semua perusahaan.
Contoh Penggunaan Ekuitas Pemegang Saham
Ekuitas pemegang saham biasanya digunakan untuk bisnis atau perusahaan berskala besar. Berbeda dengan ekuitas saham biasa adalah dipegang oleh pemilik, pada ekuitas jenis ini kepemilikan perusahaan dipegang oleh banyak orang dengan masing-masing memiliki saham tersendiri.
Penggunaan laporan ekuitas pemilik saham dalam perusahaan sangat penting untuk menunjukkan kesehatan keuangan yang baik. Untuk lebih mudah memahami ekuitas pemegang saham ini, simak contoh penggunaannya berikut ini :
Perusahaan A memiliki total aset senilai 2.6 juta dollar AS atau setara dengan 38 milyar rupiah. Sedangkan total kewajibannya adalah sebesar 920 ribu dollar AS atau setara dengan 13 miliar rupiah. Dari hasil tersebut, didapatkan ekuitas pemegang saham perusahaan A sebesar 1.68 juta dollar AS atau setara dengan 24 milyar rupiah.
Contoh lain dari penggunaan perubahan ekuitas pemilik saham ini adalah pada total ekuitas pemilik saham PepsiCo Inc yang sempat menurun selama periode 2 tahun dari nilai 17.4 miliar dollar AS di tahun 2014 menjadi 11.1 miliar dollar AS pada tahun 2016.
Kondisi ini membuat para analis mulai memperhatikan tingkat kesehatan keuangan pada perusahaan produk makanan dan minuman tersebut. Hal tersebut karena pada periode yang sama, total ekuitas pemegang saham pada perusahaan Coca cola sebagai competitor mengalami penurunan yang tidak terlalu signifikan.
Pada periode yang sama nilai saham Coca Cola menurun dari nilai 30.3 miliar dollar AS menjadi 23.01 miliar dollar AS. Hal ini menunjukkan bahwa persentase penurunan perusahaan tersebut tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan PepsiCo Inc. Kondisi ini disebabkan karena utang usaha dan kewajiban Coca Cola telah menurun secara konsisten. Disisi lain PepsiCo Inc justru menunjukkan peningkatan hutang dan kewajiban .
Dari penjelasan di atas dapat diartikan bahwa ekuitas sama dengan indikator yang bisa digunakan untuk melihat bagaimana kesehatan keuangan suatu perusahaan. Jika nilai ekuitas pemilik saham tinggi itu artinya perusahaan mampu mengelola keuangan dengan baik dan begitu pula sebaliknya. Maka dari itu sebelum memutuskan untuk menanam saham di suatu perusahaan, penting untuk memperhatikan neraca laporan laba ruginya terlebih dahulu.
Pentingnya Ekuitas dalam Perusahaan
Nilai ekuitas baik ekuitas pemilik maupun ekuitas pemegang saham memiliki peranan yang penting dalam perusahaan. Nilai ekuitas dalam akuntansi adalah mencerminkan kesehatan keuangan perusahaan yang menjadi faktor penting dalam menentukan harga saham pada perusahaan tersebut.
Meskipun begitu dalam kenyataannya tidak jarang kamu akan menemukan harga saham yang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai ekuitas per saham pada perusahaan tersebut. Harga saham yang tinggi tersebut biasanya menjadi indikasi jika para investor telah meyakini bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di masa mendatang.
Dalam menjalankan sebuah bisnis, setiap orang penting untuk memahami dasar-dasar ekuitas perusahaan. Hal ini penting dilakukan untuk mengetahui seberapa besar nilai saham serta aset total perusahaan setelah dikurangi dengan hutang usaha dan kewajiban lainnya. Dengan cara ini kamu akan mengetahui sehat atau tidaknya keuangan sebuah perusahan.
Tidak bisa dipungkiri jika semua orang yang menjalani bisnis invest ingin memperoleh keuntungan. Maka dari itu sebelum terjun ke dunia bisnis atau membeli saham pada perusahaan tertentu, pastikan kamu telah memahami tentang ekuitas pemegang saham. Dengan cara seperti ini kamu akan bisa memprediksi untung atau rugi jika menanam saham di perusahaan tersebut. Yuk, temukan ulasan menarik lainnya tentang keuangan di Qoala Blog!