Bicara investasi memang tidak akan ada habisnya. Dari hulu ke hilir, topik investasi memang selalu menarik. Ditambah lagi kesadaran masyarakat saat ini tentang investasi yang semakin tinggi, membuat literasi investasi makin dilirik. Salah satu investasi yang saat ini banyak diminati oleh berbagai kalangan adalah investasi saham, namun sayangnya belum banyak masyarakat yang paham seluk beluk detail mengenai saham seperti ARA saham.
Investasi saham merupakan jenis investasi yang menggunakan saham sebagai alat untuk mengumpulkan keuntungan. Saham menurut Bursa Efek Indonesia adalah suatu tanda penyertaan modal seorang investor maupun pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dari adanya modal tersebut, nantinya pihak yang terlibat dapat mengadakan klaim atas pendapatan yang dihasilkan dari aset perusahaan.
Di dalam investasi saham, dikenal istilah ARA saham. Lantas apa itu ARA saham dan apa saja manfaatnya? Yuk, simak ulasan Qoala berikut ini.
Pengertian ARA Saham dan ARB Saham
Saham jika dilihat dari batasnya dapat digolongkan paling tidak menjadi dua jenis, yakni ARA saham dan ARB saham. Penggunaan kedua istilah ini dalam investasi saham didasarkan pada sifat saham yang fluktuatif. Sifat fluktuatif tersebut tidak jarang membuat para investor saham merasa kelimpungan. Fluktuasi dari saham tersebut didasarkan pada periode waktu tertentu. Berikut ini pengertian ARA saham dan ARB saham serta perbedaan keduanya yang perlu kamu tahu.
ARA Saham
Arti ARA saham terkadang masih dimaknai kurang tepat terutama oleh para investor saham pemula. ARA saham merupakan saham yang berada dalam kondisi kenaikan secara signifikan hingga menembus batas atas yang ditetapkan. Ketika kondisi saham tersebut terus naik sampai meraih batas atas tadi, maka kondisi itu dapat dikatakan sebagai ARA (Auto Rejection Atas).
Cara mengetahui ARA saham yang sedang naik signifikan salah satunya dapat dilihat dari ciri sahamnya. Cirinya adalah tidak akan ada lagi orderan pada antrian jual (offering). Disamping itu, untuk mengetahui ARA saham, baik itu ARA Saham 2020 maupun ARA saham 2021 adalah dengan melakukan perhitungan ARA.
Misalnya, jika saham A ditutup pada harga Rp 5000 kemarin, kemudian batasan Auto Rejection pada harga saham tersebut adalah sebesar 25%, maka kenaikan pada harga saham A pada hari ini maksimal adalah:
Rp 5.000 + (Rp 5.000 x 25 %) = Rp 6.250
Dari contoh perhitungan ini, saham A akan meraih batas jika melampaui harga Rp 6.250. Artinya, jika melampaui harga Rp 6.250 maka saham A dinyatakan terkena ARA.
ARB Saham
Setelah mengetahui apa itu ARA saham, penting juga bagi kamu untuk memahami apa itu ARB saham. Hal ini dikarenakan keduanya memiliki hubungan saling terkait antara satu dengan lainnya. ARB saham merupakan kebalikan dari ARA saham. ARB adalah Auto Rejection Bawah, yaitu kondisi yang terjadi ketika harga dari saham mengalami penurunan secara berangsur-angsur secara signifikan dalam jangka waktu tertentu.
Untuk mengetahui ARB saham dapat dilihat dari ciri saham dan penghitungan saham itu sendiri. Pertama, berdasarkan ciri, saham yang terkena ARB biasanya tidak akan ditemukan lagi order pada antrian belinya. Kedua, dari perhitungan, saham ARB memiliki peraturan yang didasarkan pada jumlah harga dan presentasi hasil penurunan nilainya.
Sebagai contoh, apabila saham B akan ditutup pada harga Rp 6.000 kemarin, kemudian batasan Auto Rejection yang berlaku semenjak waktu yang ditentukan adalah sebesar 7%, maka penurunan dari harga saham B perhitungannya adalah sebagai berikut:
Rp 6.000 – ( Rp 6.000 x 7%) = Rp 5.580
Artinya, jika saham B telah mencapai batas harga di bawah Rp 5.580, maka saham B tersebut dinyatakan terkena ARB.
Batas Harga Atas dan Bawah Auto Rejection
Bagi kamu yang hendak terjun ke dunia saham, kamu perlu mengetahui batas harga atas dan bawah auto rejection. Batas Auto Rejection merupakan pemberlakuan peraturan pembatasan minimum serta maksimum dari kondisi harga saham yang naik maupun turun dalam periode perdagangan tertentu. Batas auto rejection, seperti batas ARA dan ARB saham 2021 ini penting untuk kamu ketahui karena berkaitan dengan sistem bursa yang beroperasi.
Secara prosedur, sistem bursa umumnya akan menolak permintaan order jual atau beli secara otomatis jika didapati harga saham yang telah melampaui suatu batas. Baik itu batas atas pada saham ARA maupun batas bawah pada saham ARB. Penentuan batas ini telah ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan pertimbangan dan perhitungan tertentu. Adapun tujuan Bursa Efek Indonesia memberlakukan Auto rejection adalah memastikan bahwa perdagangan di pasar saham berjalan dalam kondisi wajar.
Berdasarkan Keputusan Direksi Nomor Kep-00023/BEI/03-2020, berikut ini adalah persentase batasan Auto Rejection yang diberlakukan oleh Bursa Efek Indonesia sebagai pihak yang berwenang dalam pasar saham Indonesia.
- Untuk harga saham yang berada di kisaran Rp 50 – Rp 200, maka batas naik dan batas turun saham tersebut dalam sehari adalah sebesar 35%.
- Untuk harga saham dalam kisaran Rp 200 – Rp 5.000, maka batas naik dan batas turun saham tersebut dalam sehari adalah berada di angka 25%.
- Untuk harga saham di atas angka Rp 5.000, maka nilai batas naik dan nilai batas turun saham yang disepakati adalah sebesar 20% dalam sehari.
Di samping ketentuan batas nilai saham yang ditentukan oleh Bursa Efek Indonesia di atas, penting pula untuk memperhatikan catatan bahwa khusus untuk saham yang IPO atau saham yang baru saja listing (masuk ke daftar saham), maka batasannya akan dikenakan sebesar dua kali dari presentasi Auto Rejection di atas.
Kemudian, untuk batas maksimal pembelian saham adalah dibatasi sampai sebanyak 50.000 lot atau sebesar 5% dari jumlah efek yang tercatat (mana yang lebih kecil). Jika seorang investor melanggar ketentuan tersebut maka akan dikenakan auto rejection atau status order saham rejected.
Hal terpenting lainnya yang harus diketahui adalah tentang jangka waktu dan periode saham. Dikarenakan sifat saham yang fluktuatif dari jangka waktu tertentu, maka sejak pandemi ini, saham juga terkena dampaknya. Selama pandemi, besaran ARB diubah menjadi 7% (auto reject asimetris) untuk menahan nilai penurunan harga saham dan IHSG secara signifikan.
Manfaat ARA Saham
Secara umum, penetapan batas dari ARA saham dan ARB saham yang dilakukan oleh Bursa Efek Indonesia bertujuan untuk mencegah pergerakan saham yang terlalu ekstrim. Dan secara lebih spesifik, manfaat dari ARA saham adalah memastikan bahwa kenaikan harga suatu saham tidak terlalu tinggi.
Berbanding terbalik dengan ARA saham, ARB saham ditetapkan untuk memastikan agar harga saham tidak jatuh ke nilai yang terlalu rendah. Berikut ini manfaat ARA saham secara lengkap yang perlu kamu tahu.
1. Manfaat Bagi Investor
Manfaat ARA dan ARB saham dapat dirasakan oleh para investor maupun trader. Umumnya, seorang trader akan memperoleh keuntungan ketika ia membeli saham dalam batas bawah kemudian menjualnya kembali saat harga berada di batas atas. Manfaat ini tentunya dapat dirasakan oleh para trader maupun investor yang sudah memiliki kemampuan analisa dan penetapan strategi secara matang di pasar saham. Kehadiran sistem ARA dan sistem ARB pada saham akan semakin terlihat dengan kemampuannya dalam memberikan jaminan kepada trader agar bisa mendapatkan saham dengan harga yang relatif normal dalam periode yang telah ditentukan.
2. Manfaat Bagi Perusahaan
Selain bermanfaat bagi para investor dan trader, ARA dan ARB saham juga bermanfaat bagi perusahaan. Dengan adanya ARA dan ARB, nilai saham akan terlindungi. ARB dapat mencegah nilai saham anjlok atau jatuh secara ekstrem. Hal ini membuat potensi kerugian yang mungkin dialami oleh perusahaan dapat diminimalisir.
Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Beli Saham yang Terkena ARA atau ARB
Saat ini kondisi pasar saham sedang ramai-ramainya, karena bukan hanya para senior saja yang melakukan trading di pasar saham. Melainkan, banyak sekali para milenial yang ikut serta membanjiri pasar saham terutama di platform digital. Untuk itu, penting sekali kamu memperhatikan berbagai konsekuensi sebelum membeli saham yang terkena status ARB maupun ARA.
Berikut beberapa hal yang perlu kamu perhatikan sebelum membeli saham yang terkena ARA atau ARB.
1. Analisis Perbandingan Harga Tawar dengan Harga Wajar
Harga menjadi salah satu pertimbangan besar dalam memilih emiten. Selain menyesuaikan dengan budget yang dimiliki, kamu juga perlu mengetahui dan membandingkan berapa harga wajar dari saham yang dibeli. Untuk membantu kamu mengetahui berapa harga wajar atau diskon tertentu, kamu dapat melakukan perhitungan singkat dari nilai BVPS atau Book Value Per Share dari setiap saham.
2. Ketahui Besarnya ‘Market Cap’ dari Emiten yang Diminati
Selanjutnya, ketahui juga besarnya market cap dari saham yang diincar. Market cap merupakan kapitalisasi pasar yang menunjukkan berapa besaran dana yang harus dikeluarkan jika kamu ingin membeli keseluruhan saham dari suatu perusahaan. Semakin besar market cap suatu perusahaan, maka fundamentalnya semakin baik. Umumnya perusahaan dengan market cap besar tergolong maju dan berkembang serta berada di deretan first liner atau blue chip.
3. Tingkat Kemampuan Suatu Perusahaan dalam Menghasilkan Keuntungan Saham
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah melihat seberapa tinggi tingkat kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan saham. Tentunya saat berinvestasi kamu mengharapkan imbal hasil yang menguntungkan bukan?
Keuntungan dari investasi saham bisa berupa capital gain maupun dividen. Namun sayangnya tidak semua perusahaan akan membagikan dividen secara terstruktur kepada para pemegang sahamnya. Oleh sebab itu, lakukan riset yang mendalam terhadap sebuah saham sebelum membelinya.
4. Ketahui Bagaimana Prospek Perusahaan di Masa yang Akan Datang
Bagaimana prospek dan peluang perusahaan di masa yang akan datang juga penting untuk kamu ketahui. Belilah saham yang memiliki prospek jangka panjang dan sesuai dengan tujuan investasi. Sebaliknya, pertimbangkan kembali saham yang tidak memiliki prospek di masa depan dan tidak sesuai dengan tujuan investasi.
5. Analisis Fluktuasi Saham ARA dan ARB Secara Berkala
Sebelum membeli saham yang terkena ARA maupun ARB, cek terlebih dahulu status fluktuasi saham secara berkala. Umumnya saham yang terkena ARA atau ARB lebih diminati oleh investor berpengalaman karena mereka bisa dengan cepat menganalisis segala perubahan yang terjadi.
Untuk dapat menganalisis fluktuasi nilai saham ARA dan ARB, cermati juga faktor apa saja yang mempengaruhi kenaikan dan penurunan harga saham seperti kondisi ekonomi, politik, dan lain sebagainya. Ikuti juga berbagai perkembangan media untuk update informasi akurat mengenai harga saham.
Nah, itu dia ulasan mengenai ARA saham, ciri, serta manfaatnya. Dengan mengetahui lebih lanjut mengenai ARA, kamu dapat memulai investasi saham dengan nyaman. Pastikan kamu telah menentukan tujuan investasi serta jangka waktunya sebelum benar-benar memilih mana emiten yang tepat. Dan jangan lupa alokasikan sebagian penghasilan untuk membeli produk asuransi agar pengelolaan finansial semakin baik. Yuk, temukan berbagai produk asuransi menarik di Qoala App dan temukan informasi keuangan menarik, seperti belajar saham untuk pemula hanya di Blog Qoala!