Lebaran tinggal sebentar lagi dan waktu yang kita paling ditunggu-tunggu akhirnya datang juga, yaitu mendapatkan THR. Kalau waktu kecil, kita akan mendapatkan THR dari sanak keluarga saat mengunjungi mereka di rumah tapi setelah kita besar tentunya kita tidak akan mendapatkan THR itu lagi dari keluarga. Meski begitu, jangan khawatir, karena kebanyakan perusahaan memberikan THR kepada karyawannya pada hari hari sebelum lebaran. Tentunya THR ini nantinya bisa kita gunakan untuk membeli berbagai macam keperluan saat lebaran, seperti membeli baju atau membeli kue-kue. Anda sebenarnya bisa mengetahui jumlah THR yang akan Anda dapatkan nantinya. Lihatlah cara menghitung THR dari Qoala ini supaya Anda bisa menyiapkan budget untuk hal-hal yang Anda mau beli saat lebaran.
Apa Itu THR?
Sebelum membahas tentang cara menghitung THR, berikut ini penjelasan tentang apa itu Tunjangan Hari Raya. THR atau tunjangan hari raya keagamaan merupakan hak pekerja yang harus dibayar oleh perusahaan kepada pekerjanya saat hari raya keagamaan tiba dalam bentuk uang. Hari raya yang dimaksud adalah hari raya Idul Fitri untuk mereka yang beragama Islam, hari raya Natal untuk mereka yang beragama Kristen, Katolik, dan Protestan, hari raya Nyepi untuk mereka yang beragama Hindu, hari raya Waisak untuk mereka yang beragama Buddha, dan hari raya Tahun Baru Imlek untuk mereka yang beragama Konghucu.
Peraturan Pemerintah Tentang THR
Sebelum masuk pembahasan cara menghitung THR, berikut ini adalah aturan pembayaran THR pegawai swasta, pekerja ataupun buruh. Pemerintah sudah memberikan peraturan terkait dengan tunjangan hari raya keagamaan yang harus diberikan kepada karyawan. Peraturan yang dimaksud adalah Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 2016 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan Bagi Buruh/Pekerja di Perusahaan (Permenaker 6/2016) yang menggantikan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.04/MEN/1994.
Peraturan lainnya adalah Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan (PP 36/2021) dan SE Menaker Nomor M/6/HK.04/IV/2021 tentang Pelaksanaan Pemberian THR Keagamaan tahun 2021 bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan.
Rincian Perhitungan THR menurut UU Cipta kerja
Sebelum membahas cara menghitung THR, ini dia penjelasan rincian perhitungan THR berdasarkan UU Cipta Kerja.
Jumlah THR yang akan didapatkan oleh setiap karyawan tentunya akan berbeda karena masa kerja yang dimiliki oleh kebanyakan karyawan tentunya akan berbeda-beda.
Semakin lama masa kerja yang dilakukan oleh karyawan tersebut maka semakin besar pula nilai THR yang akan mereka dapatkan nantinya. Karyawan kontrak dan karyawan harian tentunya juga akan mendapatkan THR tapi tidak akan sebesar karyawan yang sudah bekerja dalam waktu lebih lama.
Untuk mengetahui jumlah uang yang akan Anda dapatkan saat THR nanti, berikut adalah rincian cara menghitung THR sesuai masa kerja yang harus Anda ketahui update tahun 2022. Perhatikan juga waktu pemberian THR supaya Anda bisa menentukan Kapan waktu yang tepat untuk membeli barang-barang keperluan lebaran.
1. Cara Hitung THR Belum Setahun untuk Karyawan Tetap
Untuk mereka yang sudah bekerja selama kurang dari 1 tahun maka mereka akan diberikan tunjangan hari raya keagamaan oleh perusahaan sesuai dengan perhitungan proporsional. Perhitungannya dilakukan sesuai dengan rumus masa kerja dibagi 12 bulan, lalu dikali 1 bulan gaji.
THR ini diberikan sesuai dengan berapa bulan mereka sudah bekerja di perusahaan tersebut. Berikut ini contoh cara hitung THR belum setahun. Untuk mereka yang sudah bekerja selama 6 bulan dan memiliki gaji Rp5.000.000 setiap bulannya, maka mereka memiliki kesempatan untuk mendapatkan THR dengan rumus yang sudah Qoala berikan di atas. Berdasarkan rumus cara hitung THR belum setahun, maka THR yang akan didapatkan karyawan adalah Rp 2,5 juta.
2. Cara Menghitung THR Karyawan Tetap Lebih Setahun
Mereka yang sudah bekerja selama lebih dari 12 bulan atau lebih dari setahun maka akan mendapatkan THR sesuai dengan gaji perbulan mereka. Contohnya, karyawan yang sudah bekerja di perusahaan selama 10 tahun dan mendapatkan gaji pokok sebesar Rp5.000.000 per bulannya, tunjangan anak sebesar Rp450.000, tunjangan perumahan sebesar Rp200.000, dan tunjangan transportasi serta makan sebesar Rp1.700.000 akan mendapatkan THR sebesar berikut.
- Cara menghitung THR masa kerja 10 tahun itu berdasarkan rumus cara menghitung THR karyawan tetap lebih setahun, yakni 1 x (gaji pokok sebulan + tunjangan tetap)
- Jika gaji pokok sebesar Rp5.000.000
- Dan tunjangan tetap sebesar Rp450.000 ditambah Rp200.000 = Rp650.000
- Maka, THR yang akan didapatkan dengan rumus cara menghitung THR masa kerja 10 tahun = 1 * Rp5.650.000 = Rp5.650.000
3. Cara Menghitung THR Bagi Karyawan Harian
Karyawan yang memiliki status pekerja harian akan mendapatkan THR. Cara menghitungnya juga tidak terlalu berbeda dengan cara menghitung untuk karyawan kontrak. Karyawan harian yang sudah bekerja selama 1 tahun atau lebih bisa mendapatkan THR sebesar satu kali gaji.
Jumlah gaji didapatkan dari rata-rata upah yang didapatkan selama 12 bulan terakhir sebelum lebaran. Karyawan harian yang belum bekerja selama 1 tahun akan mendapatkan upah 1 bulan yang dihitung dari rata-rata upah yang didapatkan selama masa kerja.
4. Cara Menghitung THR Karyawan Kontrak
Karyawan kontrak yang sudah bekerja selama lebih dari 12 bulan akan mendapatkan THR sesuai dengan 1 kali gaji. Sedangkan karyawan kontrak yang belum bekerja selama satu tahun akan mendapatkan THR sesuai dengan masa kerjanya.
THR ini dihitung dengan cara masa kerja dikurang 1 tahun. Rumusnya adalah gaji 1 bulan/12*masa kerja. Contohnya, seseorang yang sudah bekerja di suatu perusahaan selama 5 bulan dan memiliki gaji perbulan sebesar Rp4.800.000 akan mendapatkan THR sesuai dengan cara menghitung THR karyawan kontrak di bawah ini.
- (4.800.000/12)*5
- = Rp400.000 *5
- =Rp 2.000.000
- Jadi, berdasarkan cara menghitung THR karyawan kontrak, maka karyawan tersebut akan mendapatkan THR dari perusahaan sebesar Rp2.000.000.
Waktu Pemberian THR Karyawan
Mungkin Anda berpikir kalau perusahaan akan memberikan tunjangan yang sangat banyak karena ada banyak hari raya di Indonesia. Namun tunjangan ini sebenarnya hanya boleh diberikan sebanyak 1 kali dalam setahun sesuai dengan Permenaker Nomor 6 Tahun 2016.
Menteri Ketenagakerjaan pada tahun 2019, juga memberikan informasi kepada seluruh pengusaha di Indonesia kalau mereka wajib membayarkan THR ini maksimal 7 hari sebelum hari raya. Perusahaan bisa dikenakan sanksi yang ada pada Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan. apabila memberikan tunjangan ini secara terlambat.
Peraturan atas THR berupa Barang
Sesuai dengan yang tercantum pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 4 Tahun 1994 tentang THR Keagamaan bagi Pekerja di Perusahaan, perusahaan dapat memberikan sebagian THR dalam bentuk lain dengan persetujuan karyawan. Hal-hal yang tidak boleh diberikan adalah minuman keras, obat-obatan, dan hal lainnya yang melebihi 25% dari THR yang harus diterima. Bentuk lainnya juga harus diberikan bersamaan dengan uang THR.
Pemberian THR dalam bentuk barang ini harus melengkapi 4 syarat, yaitu mendapatkan persetujuan dari karyawan, tidak dalam bentuk minuman keras dan obat-obatan, tidak lebih dari seperempat nilai total THR, dan dibayar bersama dengan uang THR. Aturan ini membuat perusahaan akan membayar THR dalam bentuk uang dan barang. Namun, aturan ini sudah dicabut oleh menteri ketenagakerjaan pada tahun 2016. Dikeluarkan lagi Permenaker No 6/2016 yang berlaku hingga sekarang. Pada aturan tersebut, THR keagamaan harus dibayarkan dalam bentuk uang.
Sanksi Bagi Perusahaan Lalai/Telat & Tidak Memberikan THR
Perusahaan yang melanggar ketentuan THR bisa dikenai denda sebesar 5% dari total THR yang harus dibayar sejak batas waktu kewajiban perusahaan untuk membayar THR itu berakhir. Denda ini juga tidak menghilangkan kewajiban pengusaha untuk membayar THR keagamaan kepada karyawannya. Pengusaha yang tidak membayar THR ini sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan bisa dikenakan sanksi administratif dalam bentuk teguran tertulis, pembatasan kegiatan usaha, penghentian sementara sebagian atau seluruh alat produksi dan pembekuan kegiatan usaha. Pengenaan sanksi ini juga tentunya tidak menghilangkan kewajiban pengusaha untuk membayarkan denda keterlambatan pembayaran THR mereka.
Pengaduan Perusahaan Lalai/Telat & Tidak Memberikan THR
Sesudah mengetahui cara menghitung THR, berikut ini adalah pembahasan tentang pengaduan perusahaan yang lalai & atau tak memberikan THR. Anda bisa mengadukan pelanggaran THR yang dilakukan oleh perusahaan di mana Anda bekerja ke Posko pengaduan yang sudah disediakan, seperti pada pengaduan langsung di Ruang Pelayanan Terpadu Satu Atap (PTSA) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), di Jalan Gatot Subroto Kav. 51 Gedung B Lantai 1, Jakarta Selatan. Pengaduan ini juga bisa diakses secara online lewat bantuan.kemnaker.go.id dan call center 1500 630. Anda bisa mencari posko pengaduan THR ini di daerah lain pada instagram resmi Kementerian Ketenagakerjaan pada @kemnaker.
Cara Mengelola Uang THR
Setelah mengetahui cara menghitung THR, berikut ini adalah pembahasan tentang cara mengelola THR. Mayoritas warga negara di Indonesia banyak yang punya persepsi salah dikarenakan menganggap saat sudah menerima THR, maka mereka sama dengan punya gaji berjumlah yang lebih besar daripada bulan-bulan yang terdahulu.
Perlu Anda ketahui bahwa gaji dan THR idalah 2 pemasukan yang beda, sehingga sepatutnya dipakai dengan cara beda. Secara umum, gaji dan atau upah kerja dipakai guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sedangkan, uang THR, secara umum, dipakai guna memenuhi keperluan puasa dan Lebaran.
Gaji bulanan, biasanya, pemakaiannya dibuat dengan perencanaan yang baik. Sedangkan, uang THR, pemakaiannya tidak direncanakan dengan baik. Masih banyak orang yang memakai uang THR secara sembarang. Tindakan ini memberikan dampak buruk, yakni uang THR jadi lebih cepat habis. Oleh karenanya, agar tak terjadi penyesalan di kemudian hari, uang THR perlu dikelola, dan berikut ini adalah tips cara mengelolanya.
Pakai untuk Membayar Utang dan Dana Darurat
Saat Anda mendapat pemasukan tambahan semacam THR, maka sebaiknya Anda mengalokasikan dana itu guna membayar kewajiban yang Anda miliki terlebih dulu. Kewajiban ini contohnya ialah membayar hutang dan cicilan yang Anda miliki. Dengan melunasi kewajiban terlebih dulu, maka Anda bisa membantu meringankan beban finansial yang harus Anda tanggung.
Apabila Anda terbebas dari hutang, maka Anda dapat juga mengalokasikan uang buat menyimpan dana darurat. Dana darurat merupakan cara yang pintar buat Anda yang mau menanggulangi kejadian yang tidak terduga.
Menyisihkan pendapatan sebanyak 15% guna membayar utang dan atau dana darurat itu sudah dapat dibilang cukup. Melalui cara mengatur keuangan THR semacam ini, maka dijamin akan menyelamatkan Anda di masa depan.
Utamakan Zakat Fitrah, Infak, dan Sedekah
Ada baiknya, Anda hentikan kebiasaan menghabiskan uang buat diri sendiri. Alasannya karena pada bulan ramadhan ialah waktu yang tepat buat Anda membantu orang yang lebih butuh. Pasalnya, pahala yang bisa Anda dapatkan saat berbuat baik akan dikalikan.
Anda harus mencoba buat membuka mata serta hati untuk kemudian melihat orang-orang di sekeliling. Bersyukur atas rezeki yang Anda dapatkan bisa dikerjakan melalui cara berbagi melalui orang-orang yang membutuhkan.
Kegiatan sedekah merupakan tindakan yang paling wajib dikerjakan. Tindakan ini tentu jadi kewajiban yang perlu ditunaikan oleh orang yang beragama Islam saat menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan. Paling utama di dalam bentuk zakat fitrah. Standar zakat fitrah, secara umum, senilai 2,5 kg beras, atau yang setara 3,5 liter. Anda juga dapat memilih buat membayar uang tunai sebesar standar itu, yang kisarannya di antara Rp40.000 hingga Rp50.000 per orangnya.
Agar kegiatan ibadah Anda di bulan suci Ramadhan semakin afdol, tak ada salahnya jika Anda membayar zakat harta (mal). Pembayaran zakat mal adalah senilai 2,5% dari penghasilan Anda per tahun. Total penghasilan Anda harus melebihi nisab, yakni setara dengan 85 g emas.
Belanja Keperluan Lebaran Secukupnya
Anda harus memisahkan terlebih dulu THR buat bayar zakat sesuai dengan kewajiban. Selain itu, Anda juga mungkin punya kewajiban buat memberikan THR kepada supir, asisten rumah tangga, office boy, dan lainnya. Di luar kewajiban yang telah disebutkan ini, anggarkan 50% dari THR Anda buat belanja keperluan hari raya, termasuk cost mudik.
Pakai Sebagian THR untuk Menabung
Menabung ialah salah satu tindakan terbaik buat mengelola uang THR. Maka dari itu, Anda dapat memanfaatkan momen ini buat menabung.
Apabila, secara umum, gaji pokok tiap bulan langsung habis dikarenakan kebutuhan sehari-hari, maka uang tambahan semacam THR adalah dana yang pas untuk disisihkan. Sisihkan 10% dari jumlah uang THR.
Menabung amatlah penting buat masa depanmu. Bila tak kali ini, kapan lagi Anda dapat menabung buat masa depan?
Atur Budget Mudik secara Cermat
Menjelang waktu lebaran, sebagai karyawan, secara umum akan mendapat THR. Uang THR juga dapat dipakai sebagai biaya buat mudik, asalkan Anda dapat mengatur dan menyeimbangkan pengeluaran yang lainnya. Tindakan ini penting karena idealnya, THR harus dipakai buat kebutuhan tabungan dan investasi. Gunakan uang THR buat keperluan mudik seperlunya aja.
Contohnya, siapkan uang perjalanan mudik yang akan dipakai buat keperluan semacam mengisi BBM kendaraan pada waktu perjalanan mudik dengan kendaraan pribadi dan atau perjalanan ke stasiun kereta dan bandara bila mudik memakai transportasi massal.
Pastikan, kegiatan mudik Lebaran jangan sampai membuat Anda terlena sehingga jadi lupa akan kebutuhan sesudah Lebaran. Amat penting buat diperhatikan juga anggaran selepas mudik buat menghindari berutang.
Sebaiknya, Anda perlu sisihkan biaya tersendiri, dapat dari gaji bulanan buat biaya sesudah mudik Lebaran. Simpan secara benar biaya itu, jangan sampai Anda pakai meski sedikit aja.
Sisihkan THR untuk Investasi
Selain memikirkan hari ini, esok dan seterusnya ialah tindakan yang sama pentingnya buat diperhatikan. Menyisihkan uang THR buat berinvestasi merupakan tindakan yang bijak buat memakai uang ini. Bila investasi Anda berhasil, maka 10% dari uang THR yang disisihkan merupakan modal yang amat kecil buat masa depan yang cerah. Uang THR yang Anda dapatkan bisa dipakai buat beberapa instrumen investasi seperti berikut ini.
- Deposito: Pada praktiknya, instrumen investasi ini serupa seperti menabung, tetapi Anda tak bisa mengambilnya hingga waktu jatuh tempo yang sudah ditentukan. Selama periode menabung ini, Anda akan mendapatkan return dari bank.
- Saham: Instrumen pasar modal yang satu ini menjadi tanda dari kepemilikan atas sebuah perusahaan. Anda bisa mendapatkan profit via capital gain dan dividen.
- Cryptocurrency: Jenis instrumen investasi yang satu ini memiliki sifat high risk high reward, maka pastikan buat memilih platform yang dapat dipercaya sebelum Anda mulai berinvestasi.
- Emas: Instrumen investasi yang satu ini tak perlu analisis yang rumit. Anda cukup membeli lalu menyimpannya sampai dengan harga tinggi.
- Obligasi negara: Investasi yang satu ini berupa utang yang Anda berikan pada negara. Anda bisa mendapatkan profit dari bunga utang tersebut.
Itulah beberapa informasi yang dapat Qoala berikan mengenai THR dan cara menghitung THR. THR adalah bonus karyawan yang benar-benar ditunggu oleh Kebanyakan orang karena waktu pemberiannya dan juga jumlah yang diberikannya. Hindari untuk menghambur-hamburkan uang THR supaya Anda masih memiliki uang sisa saat lebaran sudah selesai.
Belilah barang-barang yang Anda butuhkan saja, meski uang THR yang Anda dapatkan cukup besar. Kalau Anda tidak mendapatkan uang THR dari perusahaan di tempat Anda bekerja, maka Anda bisa mengadukan perusahaan tersebut. Janganlah takut untuk mengadukannya karena hal ini sudah diatur oleh pemerintah. Semoga informasi yang Qoala berikan di atas dapat membuat Anda bisa menyiapkan budget yang bisa Anda keluarkan untuk membeli keperluan lebaran sesuai dengan uang THR yang Anda dapatkan.