Bukan rahasia lagi, gigi berlubang menjadi salah satu gangguan pada gigi yang sangat umum terjadi. Tak hanya terjadi pada anak-anak, kondisi ini rentan dialami oleh siapa saja, termasuk orang dewasa dan lanjut usia.
Kondisi ini biasanya berkembang secara perlahan. Jika gigi yang berlubang tidak dirawat dengan baik, lubang di gigi akan semakin membesar dan mempengaruhi lapisan gigi yang paling dalam. Tentunya kondisi ini menyebabkan rasa yang tidak nyaman pada pengidapnya. Bahkan, kondisi ini bisa menyebabkan pengidapnya mengalami kehilangan gigi.
Lantas, apa saja penyebab dari gigi berlubang ini? Dan berapa biaya pengobatannya? Berikut ini terdapat penjelasan lengkap dari Qoala, mulai dari penyebab hingga cara mencegah gigi berlubang.
Penyebab Gigi Berlubang
Penyebab gigi berlubang yang paling umum adalah plak. Plak adalah lapisan tipis dan lengket yang terbentuk dari sisa-sisa makanan, air liur, serta jutaan bakteri. Saat kamu makan dan minum tapi jarang membersihkan mulut, plak akan terbentuk di permukaan gigi. Bakteri yang hidup di dalam plak kemudian akan berkembang biak dan menghasilkan asam. Asam inilah yang akan terus mengikis lapisan terluar gigi (enamel) hingga akhirnya membentuk lubang.
Besar-kecilnya lubang tergantung pada banyaknya plak yang menumpuk di permukaan gigi. Bila lubang masih berukuran kecil atau baru terbentuk, kamu mungkin tidak merasa apa-apa. Lubang atau rongga berawal dari bentuk yang kecil dan secara bertahap menjadi lebih besar ketika tidak dirawat dengan baik. Tidak adanya rasa sakit di awal membuatmu tidak sadar dengan masalah gigi ini.
Akan tetapi, lain ceritanya bila lubang sudah semakin membesar. Kamu mungkin akan lebih sering mengalami sakit nyut-nyutan di area gigi yang bermasalah. Lubang yang kian membesar juga membuat gigimu lebih berisiko terinfeksi atau bahkan lepas (tanggal).
Ada banyak penyebab gigi berlubang. Mulai dari kebiasaan sehari-hari hingga kondisi medis yang lebih serius. Secara umum, beberapa faktor penyebab gigi berlubang di antaranya:
- Jarang menyikat gigi
Mulut dan gigi yang kotor merupakan penyebab utama kemunculan plak. Selain di permukaan gigi, plak juga dapat terbentuk di sela-sela gigi dan di bawah garis gusi.
Setiap hari plak akan terus terbentuk jika kamu tidak rajin gosok gigi. Plak pada akhirnya membusuk bila dibiarkan terus menumpuk. Akibatnya, gigimu akan lebih berisiko berlubang.
Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk merawat kebersihan gigi dan mulut setiap hari. Sikatlah gigi kamu dua kali sehari, pada pagi setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur. Namun, pastikan juga kamu melakukannya dengan teknik menyikat gigi yang benar. Sikatlah gigi dengan gerakan memutar secara perlahan dan lembut. Jangan menggosok terlalu kencang karena justru akan merusak lapisan enamel gigi.
- Makanan dan minuman manis
Segala yang manis-manis memang nikmat dan menggoda. Namun, tahukah kamu bahwa makanan dan minuman manis merupakan penyebab gigi berlubang? Hal ini karena makanan dan minuman manis adalah santapan lezat bagi para bakteri di dalam mulut.
Bakteri-bakteri ini akan menggerogoti sisa-sisa gula yang menempel di permukaan gigi dan menghasilkan asam. Asam ini akan bercampur dengan air liur yang kemudian membentuk plak di permukaan gigi. Plak yang dibiarkan menumpuk akan mengikis lapisan enamel gigi hingga lama-lama menyebabkan lubang.
Lubang yang semula kecil dapat melebar hingga ke lapisan dalam gigi (dentin) dan bahkan hingga ke pulpa. Pulpa adalah bagian terdalam gigi yang dipenuhi oleh saraf dan pembuluh darah. Jika lubang sudah mencapai bagian ini, maka kamu akan merasakan sensasi nyeri luar biasa. Bahkan, gigi pun akan terasa sakit ketika dipakai untuk mengunyah makanan.
Kamu tak perlu berhenti sepenuhnya makan makanan dan minuman manis sama sekali karena tubuh tetap membutuhkan gula sebagai energi. Kamu hanya perlu membatasi porsi dan frekuensi asupan makanan manis setiap hari. Kamu juga bisa merangsang air ludah untuk memberikan mineral pada gigi dengan mengunyah permen karet.
Pilihlah permen karet tanpa gula, dikombinasikan dengan sayuran dan buah-buahan untuk dapat merangsang produksi air liur demi membuang sisa-sisa makanan di gigi. Agar mineral gigi terpenuhi, kamu bisa mencoba makanan seperti keju, yogurt, dan produk susu lainnya. Makanan tersebut mengandung kalsium dan fosfat yang tinggi untuk menguatkan gigi.
Tentunya yogurt pilihan yang tepat untuk menyamil dibandingkan dengan makanan manis lainnya. Untuk minuman, kamu bisa beralih ke teh hijau atau hitam untuk mengurangi bakteri di mulut. Tapi ingat, teh tersebut tidak dicampur dengan gula.
Pastikan kamu juga rajin membersihkan gigi dan mulut dengan baik sehabis makan yang manis-manis. Dengan begitu, kamu akan terhindar dari penumpukan plak penyebab gigi berlubang.
- Makanan dan minuman asam
Frekuensi paparan asam yang tinggi pada rongga mulut menyebabkan mineral-mineral di dalam gigi lebih cepat hilang, dan mengawali terbentuknya gigi berlubang. Beberapa contoh paparan asam antara lain mengonsumsi minuman bersoda, minuman energi, jus buah, pempek (dan kuahnya) serta air perasan lemon.
Pada kasus pencegahan gigi berlubang akibat makanan dan minuman asam, yang dapat dilakukan adalah dengan mengurangi frekuensi konsumsinya, terutama kuah pempek dan air perasan lemon.
Setelah mengkonsumsi asam, tunggu sekitar 40 menit, lalu sikatlah gigi kamu dengan pasta gigi berfluoride. Meningkatkan konsumsi air mineral hingga 2 liter per hari juga dapat menjaga pH rongga mulut tetap normal.
- Tidak membersihkan gigi dengan benang
Rutin menyikat gigi saja tidak cukup untuk membersihkan gigi. Seringkali kamu perlu melanjutkannya dengan menggunakan benang gigi (flossing). Plak penyebab gigi berlubang paling banyak menumpuk di sela-sela gigi. Oleh karena itu, benang gigi dapat membantu secara efektif dalam membersihkan sela-sela gigi yang sulit dijangkau dengan bulu sikat gigi. Perhatikan juga caramu flossing. Masukkan benang ke sela gigi dan gesekkan secara hati-hati. Menarik dan menggesek benang terlalu keras malah dapat melukai gusi.
- Mulut kering
Tahukah kamu bahwa mulut kering juga bisa jadi penyebab gigi berlubang? Produksi air liur yang sedikit dapat menyebabkan mulut kering. Padahal, air liur penting untuk menjaga kelembaban mulut sekaligus membersihkan sisa-sisa makanan dan plak dari gigi.
Senyawa di dalam air liur juga membantu melawan asam yang diproduksi oleh bakteri. Itu sebabnya, mulut yang kering dapat meningkatkan risiko masalah mulut, mulai dari gigi sensitif, gigi berlubang, dan lain sebagainya.
Salah satu cara efektif untuk mencegah mulut kering adalah dengan banyak minum air putih. Rekomendasi dari Institute of Medicine of the National Academies menunjukan bahwa asupan minum air untuk wanita rata-rata adalah 2,7 liter dan 3,7 liter untuk pria setiap harinya. Kebutuhan cairan setiap orang mungkin berbeda, tergantung dari usia dan aktivitas mereka sehari-hari.
Akan tetapi, para ahli menganjurkan setiap orang untuk segera minum setiap kali merasa haus. Haus merupakan sinyal alami yang dimunculkan tubuh ketika kamu sedang mengalami dehidrasi. Beberapa orang mungkin enggan minum air putih karena tidak suka dengan rasanya yang tawar. Bila kamu salah satunya, kamu bisa menyiasati dengan menambahkan potongan buah-buahan segar. Selain lebih sehat, cara ini juga efektif membuatmu lebih banyak minum air putih.
- Faktor usia
Anak-anak dan lansia adalah kelompok orang yang paling rentan mengalami gigi berlubang. Pada lansia, proses metabolisme tubuh cenderung akan melambat seiring usia bertambah. Hal ini membuat orang lanjut usia (lansia) lebih berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan, termasuk gigi berlubang.
Sejumlah obat yang sedang diminum secara rutin oleh lansia juga bisa menghambat produksi air liur dan menyebabkan mulut kering. Belum lagi pengaruh gaya hidup selama masa muda, seperti merokok dan sering minum alkohol, juga dapat memicu kerusakan gigi di usia tua.
Sedangkan pada anak-anak, di usia ini mereka sedang gemar-gemarnya makan makanan manis. Entah itu es krim, permen, coklat, kue, atau minuman manis. Sayangnya, hobi makan makanan manis sering tidak dibarengi dengan perawatan gigi yang baik. Akibatnya, anak-anak pun rentan mengalami kerusakan gigi di usia dini.
Peran orang tua sangat dibutuhkan untuk merawat kesehatan gigi dan mulut anak-anak. Sejak dini, pastikan anak-anak sudah diajarkan cara merawat gigi dengan benar. Jangan lupa, ajak anak rutin periksa ke dokter gigi sejak gigi susu pertamanya muncul.
- Lokasi gigi
Penyebab kemunculan lubang yang mungkin tidak kamu pernah sangka adalah lokasi gigi. Dalam banyak kasus, lubang lebih sering terbentuk pada gigi bagian belakang, yaitu geraham dan premolar.
Gigi bagian belakang memiliki banyak alur dan celah sehingga sering kali sisa makanan tersangkut di sana. Di samping itu, area gigi belakang juga cenderung lebih sulit dijangkau oleh sikat gigi. Meski kamu rajin menyikat gigi setiap hari, belum tentu bagian belakang gigi ini tersikat dengan bersih.
Agar seluruh pelosok gigimu terjamin bersih, rajinlah kontrol ke dokter gigi untuk membersihkan plak dan karang gigi secara rutin. Biasanya dokter menganjurkan pembersihan plak dan karang gigi dengan metode scaling setiap 6 bulan sekali. Prosedur ini efektif membersihkan plak penyebab gigi berlubang hingga ke bagian gigi yang sulit dijangkau sikat gigi.
- Tidur dengan botol susu
Anak kecil sangat mudah sekali tertidur saat masih menyusu dengan botol susu. Namun, kebiasaan satu ini justru dapat merusak gigi si kecil yang baru saja tumbuh serta menjadi penyebab gigi berlubang.
Gula dalam susu dapat menempel di gigi bayi untuk waktu yang lama. Gula ini kemudian akan diubah menjadi asam oleh bakteri yang ada di dalam mulut. Permukaan gigi yang terus-terusan terpapar asam lama-lama akan terkikis dan berlubang.
Supaya bayimu terbebas dari risiko ini, telatenlah untuk menyeka gusi dan gigi si kecil setelah mereka minum susu. Pastikan juga kamu membersihkan gigi dan gusi si kecil sebelum ia tertidur.
- Penyakit tertentu
Orang yang punya riwayat penyakit asam lambung seperti GERD berisiko tinggi mengalami kerusakan gigi. GERD (refluks asam lambung) menyebabkan asam lambung sering mengalir naik ke kerongkongan sampai mulut.
Perpaduan asam lambung dengan asam yang dihasilkan bakteri di mulut dapat mengikis enamel dan dentin. Bila dibiarkan terus, kondisi ini dapat menyebabkan gigi sensitif dan lama-lama berlubang. Penyakit anoreksia dan bulimia juga bisa jadi penyebab gigimu berlubang. Kedua penyakit ini memengaruhi produksi air liur di dalam mulut. Hal ini memungkinkanmu mengalami mulut kering yang menjadi pemicu serta penyebab gigi berlubang.
Selain itu, adapun jenis-jenis bakteri penyebab gigi berlubang yang perlu kamu ketahui, meliputi
- Bakteri Lactobacillus acidophilus
Jenis bakteri penyebab gigi berlubang yang pertama adalah Lactobacillus acidophilus. Dalam proses terjadinya gigi berlubang, bakteri ini memiliki peran sekunder. Yang mana bakteri Lactobacillus acidophilus memiliki sifat asidurik (bisa hidup di mana saja, termasuk dalam plak). Anak usia 3-12 tahun merupakan kelompok yang paling rentan mengalami gigi berlubang akibat bakteri tersebut.
- Bakteri Streptococcus mutan
Kuman penyebab gigi berlubang berikutnya adalah Streptococcus mutan. Penting diketahui, Streptococcus mutan merupakan satu dari enam jenis bakteri streptococcus yang hidup di rongga mulut. Dan, menjadi jenis bakteri yang paling sering menyebabkan masalah gigi berlubang.
Dalam kondisi imun yang sehat, bakteri ini tidak akan menimbulkan masalah sama sekali pada gigi. Namun, jika kamu kondisi imun kamu buruk dan ditambah kamu malas merawat kesehatan gigi serta mulut, maka bakteri ini bisa menyebabkan munculnya gigi berlubang.
- Bakteri Odontomyces viscoses
Jenis bakteri terakhir yang juga jadi penyebab gigi berlubang adalah Odontomyces viscoses. Bakteri jenis ini menyerang bagian terluar akar gigi yang disebut sementum. Dengan adanya bakteri ini, risiko kamu untuk mengalami masalah gigi, termasuk gigi berlubang akan semakin besar. Apalagi jika akar gigi dalam keadaan terbuka atau terekspos.
Tak hanya disebabkan oleh bakteri, masalah gigi berlubang sejatinya juga dapat dipicu oleh berbagai faktor lain, seperti pola makan yang buruk (misalnya; gemar mengkonsumsi makanan dan minuman manis), malas menjaga kebersihan mulut dan gigi, penumpukan plak, kurangnya asupan fluoride, faktor usia, hingga menderita penyakit gangguan pencernaan (seperti GERD/Gastroesophageal Reflux Disease).
Gejala Gigi Berlubang
Tanda-tanda dan gejala dari gigi berlubang bermacam-macam yang tergantung pada keparahan dan lokasi lubang. Pada awal terbentuknya lubang, kondisi ini tidak menyebabkan gejala apapun pada pengidapnya. Namun, semakin membesarnya lubang, kondisi ini dapat memicu berbagai gejala, seperti:
- Sakit gigi.
- Sensitivitas pada gigi.
- Nyeri ringan hingga parah saat mengonsumsi makanan atau minuman manis dan panas maupun dingin.
- Lubang yang terlihat pada gigi.
- Noda coklat hitam atau putih pada permukaan gigi.
- Nyeri saat menggigit.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala lain yang tidak disebutkan di atas. Jika seseorang memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, diskusikanlah dengan dokter gigi segera.
Diagnosis Gigi Berlubang
Penentuan diagnosis gigi berlubang ditetapkan melalui wawancara dan pemeriksaan secara klinis. Pemeriksaan gigi dilakukan dengan menggunakan kaca mulut, sonde dan excavator. Lubang yang sudah besar dapat langsung diamati dengan mata. Namun, diperlukan pemeriksaan penunjang berupa foto rontgen untuk melihat kedalaman karies. Selain itu, dengan tiupan udara dan ketukan secara lembut menggunakan alat instrumen kedokteran gigi pada permukaan yang dicurigai, dapat mendeteksi tahap awal lubang pada gigi.
Faktor Risiko Gigi Berlubang
Selain itu, gigi berlubang juga dapat dipicu oleh beberapa faktor lain, seperti:
- Tidak menggunakan pasta gigi mengandung fluoride, yaitu senyawa yang umumnya terkandung dalam pasta gigi. Ia berfungsi untuk merawat kesehatan serta mencegah kerusakan pada gigi.
- Terlalu banyak mengonsumsi makanan atau minuman yang manis atau asam.
- Mulut kering.
- Mengidap gangguan makan (misalnya, anoreksia atau bulimia) dan penyakit refluks asam lambung.
- Pertambahan usia.
- Penggunaan rutin obat-obatan, suplemen, vitamin, atau produk herbal yang mengandung gula.
- Jarang menyikat atau membersihkan gigi.
- Lokasi gigi yang paling belakang rentan mengalami gigi berlubang.
- Memiliki riwayat kesehatan dengan penyakit sindrom Sjogren.
Komplikasi Gigi Berlubang
Gigi berlubang dapat menyebabkan sejumlah komplikasi jika dibiarkan tidak terobati, antara lain:
- Sulit mengunyah makanan
- Nyeri gigi yang berlangsung terus-menerus
- Gigi patah atau tanggal
- Pembengkakan atau muncul nanah di sekitar gigi yang berlubang
- Abses gigi, yang dapat memicu penyakit berbahaya, seperti sepsis
- Polip pulpa akibat gigi berlubang yang teriritasi
Pengobatan Gigi Berlubang
Pengobatan gigi berlubang akan disesuaikan dengan tingkat keparahan kondisi yang dialami pasien. Beberapa tindakan medis yang dapat dilakukan untuk mengatasi gigi berlubang adalah:
- Fluoride treatment
Pada gigi yang baru berlubang, dokter akan memberikan fluoride yang kandungannya lebih tinggi dari yang umumnya terkandung di pasta gigi. Fluoride treatment dapat diberikan dalam bentuk cair, gel, atau busa. Terapi ini dapat memperbaiki enamel dan mencegah lubang gigi bertambah besar.
Pasien bisa menggunakan fluoride ini secara mandiri dengan mengoleskannya di gigi, atau menggunakannya sebagai pasta gigi. Namun, umumnya dokter akan memasangkan fluoride dengan alat yang sesuai bentuk gigi pasien, sehingga dapat dipastikan semua permukaan gigi terlapisi oleh zat ini.
- Filling
Filling atau tambal gigi merupakan tindakan yang paling umum dilakukan untuk mengatasi gigi berlubang. Filling dilakukan dengan terlebih dahulu membuang bagian gigi yang rusak. Setelah itu, gigi tersebut akan ditambal dengan menggunakan bahan-bahan khusus, seperti komposit resin, porselen, emas, atau perak.
- Crown gigi
Crown atau kurung gigi adalah prosedur pemasangan mahkota gigi palsu di atas gigi yang rusak. Prosedur ini umumnya dilakukan untuk mengatasi kerusakan yang lebih parah atau pada kondisi gigi yang lemah.
Prosedur crown dilakukan dengan mengikis bagian gigi yang rusak dan menyisakan sebagian kecil bagian gigi untuk menjadi tumpuan mahkota gigi palsu. Mahkota gigi palsu dapat terbuat dari emas, porselen, atau komposit resin.
- Root canal
Root canal atau perawatan saluran akar gigi dilakukan jika kerusakan sudah mencapai bagian dalam gigi atau akar gigi. Tindakan ini bertujuan untuk memperbaiki kerusakan tanpa harus mencabut gigi.
- Cabut gigi
Cabut gigi dilakukan jika kerusakan sudah sangat parah dan tidak bisa dipulihkan lagi. Tindakan cabut gigi dapat diikuti dengan pemasangan gigi palsu atau implan gigi, untuk mengisi celah bekas gigi yang dicabut.
Keluhan yang timbul karena gigi berlubang perlu segera diperiksakan dan ditangani ke dokter gigi. Namun, jika belum sempat ke dokter gigi, ada beberapa cara yang dapat dilakukan di rumah untuk meredakan nyeri, yaitu:
- Tetap jaga kebersihan gigi dengan menyikat seluruh gigi, termasuk gigi yang berlubang, meskipun terasa ngilu.
- Gunakan air hangat untuk menggosok gigi.
- Gunakan sikat gigi khusus yang didesain untuk gigi sensitif.
- Hindari makanan dan minuman yang terlalu panas atau terlalu dingin.
- Konsumsi obat pereda nyeri yang dapat dibeli di apotek, seperti paracetamol.
Biaya Pengobatan Gigi Berlubang
Rentang biaya tambal gigi memang termasuk cukup besar. Pada kondisi lubang yang paling ringan, dokter biasanya menggunakan bahan tambal yang lebih terjangkau, dengan biaya tambal gigi berkisar sekitar Rp 150.000-300.000 untuk satu gigi. Namun, ada juga fasilitas kesehatan yang mematok harga lebih murah atau lebih mahal dari rentang tersebut.
Pada kasus gigi berlubang yang tingkat keparahannya sedang, biaya tambal gigi yang perlu dikeluarkan berkisar antara Rp 400.000-600.000 per gigi.
Biaya tersebut biasanya dikenakan pada pasien, apabila bahan tambal yang digunakan bukan yang paling murah. Sekali lagi, harga di beberapa fasilitas kesehatan bisa saja lebih murah atau lebih mahal dari rentang ini.
Sementara itu pada kondisi terparah, tambalan biasanya menggunakan bahan yang harganya lebih tinggi, karena lebih kuat untuk menahan beban kunyah. Pada kasus gigi berlubang yang parah, biaya tambal gigi bisa mencapai Rp 700.000-1.000.000 untuk satu gigi.
Selain tingkat keparahan lubang, perbedaan biaya tambal gigi secara umum juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, seperti:
- Bahan tambal yang digunakan
- Lokasi fasilitas kesehatan yang didatangi. Fasilitas kesehatan yang berlokasi di area-area strategis, biasanya akan memiliki biaya tambal gigi yang lebih tinggi, dibandingkan yang berada di area perumahan maupun pinggiran kota.
- Ada atau tidaknya prosedur pemeriksaan penunjang yang diperlukan, seperti rontgen
Biaya tambal gigi bisa gratis menggunakan BPJS Kesehatan
Biaya tambal gigi juga bisa gratis, apabila kamu memanfaatkan pelayanan BPJS Kesehatan. Berdasarkan panduan praktis pelayanan gigi dan prothesa gigi bagi peserta jaminan kesehatan nasional (JKN) yang dikeluarkan oleh BPJS Kesehatan, prosedur tambal gigi atau tumpatan gigi termasuk dalam pelayanan yang dijamin. Tumpatan atau tambalan gigi yang dijamin, dapat dilakukan menggunakan bahan glass ionomer cement (GIC) maupun dengan bahan resin komposit.
Pelayanan ini bisa didapatkan di fasilitas kesehatan tingkat I, seperti Puskesmas, klinik, serta tempat praktik mandiri dokter gigi. Jika kamu ingin memanfaatkan BPJS Kesehatan untuk menambal gigi, pastikan kamu memiliki akses ke faskes tingkat I yang kamu daftarkan saat awal mendaftarkan kepesertaan JKN. Namun, tidak semua tindakan tambal gigi bisa dijamin oleh BPJS. Tambal gigi yang diperuntukkan untuk perawatan estetika, tidak termasuk di dalamnya.
Cara Mencegah Gigi Berlubang
Untuk mencegah gigi agar tidak mudah berlubang, lakukan beberapa hal di bawah ini, yaitu:
- Sikat gigi dua kali sehari dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride.
- Menggunakan teknik menggosok gigi dengan cara yang benar.
- Jangan lupa untuk selalu membersihkan sela-sela gigi setiap hari dengan menggunakan dental floss. Hindari menggunakan tusuk gigi.
- Berdiskusi dengan dokter gigi untuk mendapatkan perawatan fluoride tambahan.
- Makan-makanan yang bergizi dan seimbang.
- Kurangi asupan camilan yang mengandung gula tinggi.
- Kurangi makanan atau minuman yang bersoda atau yang bersifat asam.
- Perbanyak minum air putih.
- Rutin melakukan kunjungan ke dokter minimal enam bulan sekali.
Sama halnya dengan bagian tubuh lainnya, gigi juga perlu kamu perhatikan kesehatannya. Oleh karena itu, penting juga jika kamu memiliki asuransi gigi. Asuransi ini sendiri bisa menjadi manfaat dasar dan bisa juga menjadi rider atau manfaat tambahan dari asuransi kesehatan. Dapatkan informasi lengkap terkait asuransi gigi hanya di Qoala Apps atau Blog Qoala.