JAKARTA – Perkembangan teknologi finansial yang masif selama lima tahun terakhir ikut membuat banyak sektor berkembang lebih cepat, termasuk sektor asuransi. Banyak perusahaan asuransi yang kini berkolaborasi dengan startup insurtech untuk menghadirkan asuransi digital.
Hal ini diungkapkan oleh Tommy Martin selaku Co-founder sekaligus Chief Operating Officer (COO) Qoala dalam webinar bertajuk Indonesia Digital Insurance 2021 and Beyond: Exploring New Horizon Through Innovation, yang diselenggarakan oleh Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Selasa (29/6). Diskusi virtual ini dibuka oleh Kepala Eksekutif Grup Inovasi Keuangan Digital Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Triyono Gani.
“Masyarakat kini semakin akrab dengan segala sesuatu yang serba digital, ranah yang belum dieksplorasi secara maksimal oleh perusahaan asuransi. Atas dasar itu, insurtech hadir untuk mendorong potensi pasar bisnis asuransi lewat ekosistem digital,” kata Tommy sebagai perwakilan dari startup insurtech yang diundang untuk memberikan pemaparan dalam acara ini.
Menurut Tommy, ekosistem digital menghadirkan akses yang luas untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi. Ekosistem digital yang dibangun oleh startup insurtech, sambung dia, memungkinkan terciptanya produk asuransi dengan premi terjangkau dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini, misalnya asuransi COVID-19 dan asuransi perlindungan smartphone.
“Inovasi insurtech menjadi jawaban dari tantangan digitalisasi industri asuransi. Keberadaan insurtech utamanya untuk menyediakan kemudahan akses melalui teknologi dan engagement yang lebih tinggi. Sinergi antara insurtech dan perusahaan asuransi menghadirkan pengalaman berasuransi yang lebih baik, lebih mudah dan lebih cepat,” ujar Tommy.
Tommy menambahkan, kinerja positif Qoala juga tak lepas dari dukungan investor yang memberikan kepercayaan penuh. Investor tersebut yakni KB Investment, Sequoia, MDI Ventures, Mirae Asset Global Investment, Centauri Fund, Central Capital Ventura, Mass Mutual, Seed Plus, Genesia Ventures, Surge dan Flourish.
“Qoala membuka kesempatan untuk berkolaborasi dengan pelaku industri asuransi. Saat ini, Qoala telah bekerja sama dengan lebih dari 30 perusahaan asuransi untuk mengembangkan ragam produk asuransi. Qoala telah menerbitkan lebih dari dua juta polis asuransi setiap bulannya,” kata Tommy.
TENTANG QOALA
Qoala adalah perusahaan rintisan di bidang teknologi asuransi atau insurtech dengan misi memasyarakatkan asuransi melalui kombinasi pengembangan produk baru yang didukung oleh teknologi dan proses klaim berbasis digital, dan machine learning.
Qoala berkomitmen memberikan pengalaman asuransi terbaik bagi pelanggannya melalui proses klaim yang cepat dan mudah, dan juga membantu perusahaan asuransi mengurangi biaya dan risiko melalui teknologi. Qoala berkolaborasi dengan perusahaan asuransi terdepan dalam mengembangkan produk-produk asuransi baru untuk mendorong kesadaran asuransi melalui kasus-kasus seperti penundaan penerbangan, kontrol kualitas hotel, logistik, kerusakan layar ponsel dan sebagainya.
Qoala juga memanfaatkan teknologi untuk membantu mendigitalisasi perusahaan asuransi dan pialang asuransi, serta mendukung kebutuhan pihak-pihak tersebut untuk lebih efisien di era digital. Didirikan oleh lulusan Oxford University dan UCL, Harshet Lunani dan Tommy Martin, tim Qoala terdiri dari individu-individu dari bermacam latar belakang industri yang berbeda dengan pengalaman dari berbagai start-up unicorn di Indonesia.